Selasa, 12 November 2019

Sleeping Time

#Novemberousbertanya12

Tidur adalah waktu yang paling "Me time" untuk mengistirahatkan tubuh dari segala rutinitas yang mengolah daya fikir dan energi. Rata-rata kita memerlukan waktu tidur kurang lebih delapan jam sehari. Untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik tentu didukung dengan banyak faktor. Salah satunya adalah pencahayaan.

Bila harus memilih antara tim "lampu dinyalakan" atau "lampu dimatikan" ketika tidur, tentu memilih tetap nyalakan. Namun dengan lampu tidur tentunya. Karena memiliki warna yang lebih redup dibanding lampu LED kamar. Sekarang banyak lampu tidur dengan bentuk dan pilihan warna yang unik dan menarik. Bisa dipasang di dinding atau bahkan di langit-langit kamar.

Dengan lampu tidur kesan kamar menjadi hommy dan lebih hangat. Justru dengan seperti ini suasana menjadi lebih nyaman sebelum tidur. Jangkauan penglihatan masih bisa tertangkap. Misalnya jika kita membutuhkan sesuatu ketika terbangun, maka kita mudah melihat target benda yang kita cari.

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Meet up

#Novemberousbertanya11

Hey... Girls, meet up please ! Mba Jul Erlina Julianti  dan Mba Pen Peni Guslianti.

Setelah sekian purnama terlewati dengan ribuan bintang yang selalu setia di langit. Sebegitu setianya juga aku tetap merindu kalian berdua. "Heiiyaa"

Rindu saat kumpul bertiga saling cekrek foto dengan background kamar Peni yang catnya selalu di-uptodate dengan warna favorit.

Sekedar flashback ke obrolan zaman SD tentang betapa polosnya kita bertiga melewati masa-masa kecil yang indah.  Betapa rajinnya kita mengaji, namun jajanan pertama yang kita cari adalah gimbot. Permainan super mario adalah yang favorit. Setelah  main gimbot pasti abangnya buatkan gulali yang kita sendiri request bentuk cetakannya. "High technology banget kan permainan kita? Hehehe"

Kita saling sharing soal masakan-masakan yang enak. Karena ekspetasinya bisa buat bersama namun pada akhirnya buat spagheti juga. Heheh. Aku yang selalu request, "kejunya ditabur yang banyak ya!"

Kita sama-sama bertekad hidup sehat. Olahraga menjadi bagian penting. "Di balik tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat," namun agenda olahraga kita pasti lari paginya hanya 15 menit sisanya adalah ngobrol ngalor ngidul sampai curhat berderai drama hingga mampir ke tukang jajan pagi. Jadi estimasinya adalah 15 menit lari, 2 jam berburu jajanan. "Sudah bisa ditebak kalau perempuan mah, wkwkkw"

Sehat terus kalian berdua. Semoga apapun kegiatan kalian, Allah mudahkan. Cepetan liat kalender, lingkari jadwal meet up ya!

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Alasan Aku Menyukaimu

#Novemberousbertanya10

Alhamdulillah... Masih bisa berkata ria meski seharian ini demam tinggi. Baru bisa selancar di gadget karena agak membaik. Semoga jadi obat penyembuhku, membahas si dia, hehehe.

Alasan aku menyukainya adalah sederhana karena Ia adalah seseorang yang dapat saling memahami karakterku. Kelebihan dan kekuranganku Ia terima dengan ikhlas lahir dan bathin. Ia adalah pilihanku. Tempat dimana seluruh kebahagiaan kita disandarkan

Ia bukan tipe yang mudah untuk membanggakan banyak hal yang punya. Namun membuktikan apa yang bisa Ia lakukan demi kebahagiaanku.

Ia memahami bahwa cinta bukan hanya soal bersama namun memiliki visi bersama agar kebersamaan rumah tangga kami bermakna.

Ia adalah seseorang yang kini menjadi pasangan kehidupanku. Sah-sah saja jika sebagai pasangan ku selipkan rasa cintaku lewat barisan kata.

Untukmu,

Ini bukan tentang lebih tua atau seumuran,

Tapi tentang yg menyeimbangkan hidup.

Dan yg bisa berjalan beriringan yang memberi kedamaian di hati, kenyamanan di sisi dan kasih sayang tiada henti.

Tentang tertawa bersama

Saling mendukung,

Mendoakan satu sama lain

Berbicara lepas dan jujur kepada masing-masing.

ketika dunia terlalu kejam,

Kamu menjadi tempat untukku pulang

Yang bisa membuatku sangat sabar dan berusaha meski sulit .

Menerimaku apa adanya walaupun diriku suka apa adanya

Wajah mungkin tak rupawan tapi kebersamaan denganmu itu suatu yg aku yakin yang harus aku perjuangkan

Masa lalumu tidak ku persoalkan karena tahu itu yang membentuknya sekarang.

kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk belajar saling menerima Dan memperbaiki agar jadi lebih baik .

Tentang kamu yg aku ikhlas seumur hidup menjadi ma'mum.

Membuatku bangga menjadi ibu dari anak-anakmu.

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Es Krim

#Novemberousbertanya9

Es krim salah satu menjadi penyembuh saat bad mood. Hidup itu tidak melulu soal "happy ever after" pasti nano-nano rasanya. Sensasi manis es krim mengundang bahagia di hati. Saat kelembutan berpadu alami dengan lidah dan sensasi dingin terasa di dinding mulut, uhhh menambah adem hati yang tengah huru hara. Hehehe

Es krim pun mudah didapatkan. Harga bisa disesuaikan dengan budget dompet. Soal inovatif dan kreatif pembuatan es krim semakin banyak. Selain bahan baku susu, es krim bisa dipadukan dengan buah-buahan segar. Es krim juga bisa disajikan dengan pegangan stik berbahan kayu atau bisa juga cone yang renyah "krepes-krepes gitu." Es krim yang paling aku sukai adalah es krim buah-buahan. Kalau yang satu ini, ibarat mendayung dua sampai tiga pulau terlampaui. Sekali makan es krim buah, selain menyegarkan, mengusir huru-hara dan bad mood juga kaya akan vitamin.
Es krim juga harus dinikmati segera. Filosofinya "Jangan terlalu lama dibiarkan nanti meleleh, sama halnya jangan terlalu lama ambil keputusan nanti hilang kesempatan," #Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Jumat, 08 November 2019

Blue Shark

#Novemberousbertanya8

Zaman SD sering nonton bioskop Tr**s TV pas judulnya tentang biota laut yang satu ini. Alur ceritanya tentang teror ikan hiu hingga memakan banyak korban. Waktu itu seru lihat ikan yang mencabik-cabik mangsanya. Kedatangannya yang tiba-tiba dengan efek musik yang menegangkan. Giginya yang kecil namun tajam mematikan siap mencabik mangsanya dan darah yang bercampur dengan air laut.

Sekilas untuk menggenapkan penasaran tentang biota laut yang satu ini. Blue shark atau hiu biru merupakan spesies dari familia Carcharhinidae. Jenis hiu ini menyukai perairan dingin dan mampu bertahan hidup kurang lebih 20 tahun.

Tubuhnya yang ramping serta warna tubuhnya yang kebiru-biruan menambah elegan dan eksotis ketika berenang. Namun jangan lengah, hiu ini adalah predator ikan-ikan kecil, lobster, dan termasuk pemakaian segala.

Meski kelihatan anggun, ternyata daya pertahankan hidupnya kuat. Hiu biru memiliki tingkat kepekaan yang tinggi. Ia mampu merakasakan gerakan mangsanya dengan sensor elektrik bahkan dari jarak beberapa mil. "Dia aja peka yaa? hehehe"

Meski hewan buas, namun jika kita pernah lihat beberapa boneka bentuk hiu justru menambah citra hiu yang menggemaskan. Apalagi kalau kita paham lagu "Baby Shark, dudududu. Baby Shark, dududu" sambil peragakan gerakan tangan menyerupai mulut ikan hiu. Hehehe.

Namun, keadaannya terancam akhir-akhir ini karena penangkapan besar-besaran atau Over Fishing. Semoga terus bertahan dalam segala seleksi alam. Karena kekayaan laut adalah ilmu pengetahuan yang nyata.

Save Blue Shark !

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Mutual Friends Social Media

#Novemberousbertanya7

Mama pernah cerita, kalau dulu saat mama kecil untuk bisa berkomunikasi dengan teman yang terpisah jarak dan waktu adalah melalui surat menyurat. Namun, semakin canggih teknologi jarak jauh terasa dekat.
Kemudahan demi kemudahan kita rasakan saat ini. Salah satunya adalah sosialisasi melalui media sosial. Sudah sangat mudah mengenal seseorang hanya dalam "klik" di genggaman. Meski  antar provinsi bahkan antar benua. Manfaat ini sangat aku rasakan. "Mutual friends" bagi sobat dunia maya, selancar di jejaring internet dapat menambah list pertemanan. Bahkan tanpa kita sadari, media sosial bisa jadi wadah untuk mempertemukan kembali "reuni gitu" hehhe.

Manfaat lainnya yang aku rasakan dengan canggihnya media sosial adalah serba mudah. Dalam kehidupan nyata, bagi ku yang merupakan pengguna WA adalah kemudahan dalam mendapatkan informasi. Dalam kontakku banyak juga yang berselancar dengan bisnis online shop. Cara praktis hanya melihat status WA penjual, klik, lalu kirim. Barang yang kita butuhkan sudah sampai di rumah.

Selain sebagai pembeli, media sosia juga ku gunakan untuk bisnis online. Setiap pelanggan yang membeli justru menjadi mutual friends yang artinya meski transaksi sudah selesai namun silaturahmi tetap berjalan. Syukur Alhamdulillah... Menjadi langganan. Hehehe

Dari sudut pandang lain, mutual friends sebagai penyemangat dalam menulis. Nyatanya dalam even bulan ini. Baru awal postingan #Novemberous ada banyak friend list accept yang akan menjadi mutual friends. Matursuwun sanget admin Novemberous.

Salah satu sahabatku pernah berpesan, "Dimanapun kamu berada. Apalagi di lingkungan yang baru minimal kamu berkenalan dengan satu orang. Save kontaknya. Jalin silaturahmi. Karena kita tidak tahu teman mana yang akan mempermudah kehidupan kita." Jangan hanya jaringan seluler di perluas namun jaringan sosialisasi pun diperluas.

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Pemblokiran Nomor

#Novemberousbertanya6

Nomor siapa yang ingin diblokir? Auto serius juga  tantangan nulis tema hari ini.
Kalau aku pribadi, nomor yang pernah diblokir adalah jasa yang menawarkan pinjaman dana cair dalam 5 menit. Iklan pinjaman yang wara-wiri chat personal di pesan atau bisa ke WA pribadi sebenarnya menggangu.
Sering bertanya, "Ini pada dapet nomor gue darimana yaa?" dan ternyata aku lupa kalau nomor sudah tersebar di jejaring sosial untuk kelancaran bisnis olshop.

Alasannya sederhana pemblokiran ini. Mencegah tergoda iman dalam lingkaran pinjaman. Karena jika memang belum sanggup meminjam, usahakan tidak. Lebih baik serba cukup, sederhana dan aman sentausa.
Well kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Jadi untuk saat ini dan seterusnya bertekad, Bismillah... Kuat iman dari lingkaran peminjaman.
Namanya nawaitu, semoga Allah ijabah.
Kesimpulannya, jika ada iklan peminjaman uang dengan iming-iming 5 menit cair "Mengalahkan masak indomie" via media sosial tanpa fikir panjang nomor aku blokir. Hehehe. Aku hanya khawatir penipuan atau modus terselubung.

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

The Power Of Receh

#Novemberousbertanya5

Kardus. Setiap beli sesuatu yang kemasannya kardus yang ciamik, kuat dan ukurannya tidak terlalu besar seperti kardus televisi pasti kardusnya ku simpan. Karena pasti ada ide berseliweran untuk disulap jadi kerajinan tangan. Yang paling sering adalah dibalut pakai kertas kado yang motifnya "vintage" jadi seperti celengan kardus gitu lalu diberi tulisan "Uang jalan-jalan". Atau aku hias lagi kardus yang lain dengan tulisan, "Uang beli baju". Keduanya efektif bagiku sebagai kaum hawa yang harus rajin mensortir uang untuk kebutuhan selain kebutuhan pokok. Uang tersebut dimasukkan dalam celengan kardus dan dibongkar dengan jangka waktu tertentu. Misalnya 3 bulan sekali. Alhamdulillah... Dalam mengisi celengannya pun adalah uang sisa kebutuhan sehari-hari. Kisaran lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah. "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit". Pepatah tersebut memang terbukti dan terasa manfaatnya. Aku pun membuat celengan kardus dengan tulisan, "The Power Of Receh". Isinya adalah uang sisa belanjaan dalam bentuk koin. Misal seratus, dua ratus, lima ratus dan seribu rupiah.
Kadang, uang receh ini yang mudah kita sepelekan. Sisa kembalian belanja dari tukang sayur atau dari supermarket. Misalnya kembaliannya adalah dua ratus rupiah. Jika hanya satu koin terkadang kita bingung untuk belanja apa. Namun jika disatukan dengan 4 koin dua ratusan yang lain maka jumlahnya adalah seribu rupiah. Bisa membeli pewangi pakaiannya misalnya.

Hal yang kecil berpengaruh besar. Kami bisa mengumpulkan receh sisa belanjaan dalam waktu 3 bulan mencapai seratus  ribu rupiah. Sebuah jumlah yang fantastis bagiku kaum ibu-ibu rumah tangga untuk dialokasikan kembali. Misalnya beli baju atau kerudung baru gitu. Wkwkwk. Memang perempuan, "Pakaian sudah satu lemari besar, masih menganggap tidak punya baju banyak." hehehe

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Senin, 04 November 2019

Sekotak bekal

#Novemberousbertanya4

Hal kecil yang membahagiakan hari ini adalah bisa menyiapkan bekal untuk suami dan diri sendiri. Sebagai keluarga yang sedang merintis dan menapaki dunia rumah tangga membawa bekal justru menghemat pengeluaran. Hemat yaa... Bukan pelit. Kalau hemat artinya kita bisa meminimalisir pengeluaran atau menekan aliran dana belanja bulanan. Namun kalau pelit artinya benar-benar tidak ada upaya pemenuhan kebutuhan padahal itu prioritas.

Soal bekal makan siang ternyata penting juga dalam membangun komunikasi antara pasangan. Bukan berarti harus jago banget masak, sederhana dan simpel namun dalam maknanya. Ibarat puitis, "Setiap butiran nasi ada letupan cinta di dalamnya" hehehe agak berlebihan juga yaa...

Tapi dengan begitu, suami akan paham bahwa bentuk cinta not only "I love you bebe" tapi tindakan mendukung upaya mengenyangkan perut dan kemakmuran jasmani. Heheh.

Bekal juga mencegah kita dari jajan di luar yang harus kita perhatikan kebersihannya. Mencegah penggunaan bahan pengawet yang berbahaya dan paling penting MSG berlebihan. Dampaknya belum terasa sekarang, karena tubuh sedang bugar dan sehatnya. Tapi 5-10 tahun kedepan, efek dari bahan pengawet akan bermunculan.

Itulah sekiranya kebahagiaan kecil yang bisa melindungi diri ini dan orang terdekat. Bagian ending yang paling bahagia, "Bekelnya habis ga?" langsung kroscek tas dan memastikan. Pelajaran dari bekal ini adalah menghargai pemberian. Jika habis, alangkah bahagianya hati amboi....

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Minggu, 03 November 2019

Our Beloved Person

Semakin lama usia pernikahan, kita akan saling memahami karakter pasangan kita. Kelebihan dan kekurangannya menjadi satu paket lengkap yang harus kita terima dengan ikhlas lahir dan bathin. Pasangan kita adalah pilihan kita. Tempat dimana seluruh kebahagiaan kita disandarkan.

Malam ini, lewat satu minggu dari hari Anniversary dua tahun pernikahan, Aku belajar hal baru dari suamiku. Dia bukan tipe yang mudah untuk membanggakan apa yang Ia miliki. Pernah aku sampai meminta agar kita rayakan dua tahun pernikahan dengan makan malam romantis saja, namun apa katanya, "Sayang... Uangnya kita gunakan untuk membeli kebutuhan rumah tangga kita saja. Misalnya kita perlu barang apa gitu. Kita beli saja. Atau lebih bermanfaat kita kasih buat anak yatim nanti lebih berkah,"

Awalnya, aku hanya kesal. Namun setelah difikir ulang. Dia benar. Kita sudah sedewasa ini bukan waktunya mengumbar kemesraan di publik atau media. Lebih dari itu, semakin lama usia pernikahan kita, kita akan paham mau dibawa kemana arah pernikahan kita.

Di usia kehamilan 7 bulan ini , ingin rasanya aku umumkan kabar bahagia ini. Setiap USG, ingin rasanya diunggah ke media sosial agar orang melihat betapa bahagianya hidup kami. Namun, dia lah yang mengingatkanku bahwa pengakuan publik bukan membuat kita bahagia namun semakin terpuruk. Akan banyak pasang mata yang melihat dengan ribuan pendapat yang entah itu baik atau malah menyinggung hati. Sekali lagi, dia benar. Bahagia adalah kami yang rasakan.

Namun malam ini, Ia menceritakan bahwa betapa bahagianya teman-temannya dengan usaha sukses mereka yang bisa membangun rumah, memiliki kendaraan dan pekerjaan yang mumpuni. Aku tahu, dia bukan tipe yang bisa menceritakan betapa hebatnya dia. Dia hanya mendengarkan cerita hebat teman-temannya. "Sayang, aku pasti bisa seperti teman-teman yang lain. Punya rumah, punya mobil. Ini hanya soal waktu,"

Sebenarnya, hatiku sudah ingin menangis. Melihat keadaan tegarnya. Betapa hebat perjuangan hijrahnya saat ini. Dulu kami berada dalam lingkaran riba. Pekerjaan dengan gaji besar, hidup penuh kecukupan namun kami hampa. Hingga takdir Allah menarik dari lingkaran riba. Dia mengawali semuanya dari nol. Berkali-kali aku baca kisah tentang terselamatkannya dari lingkaran riba. Sungguh, aku sujud syukur betapa Allah sayang kami berdua.

Dia adalah seorang guru. Yang kata orang katanya gajinya alakadarnya. Namun, percayakah? Kami bisa menabung hingga mendekati 30 juta. Matematika Allah memang luar biasa. Kami lebih menikmati hidup. Meski katanya alakadarnya, kebutuhan terpenuhi. Menabung terpenuhi.

Tenanglah sayang, ini hanya soal waktu. Betapa hebatnya orang lain pasti lewati proses panjang. Yang terpenting, kita tidak meninggalkan Allah karena kunci kesuksesan kita adalah semakin dekat dengan Allah. Dan aku bangga, suami adalah seseorang yang selalu semangat sholat subuh di mushola. Dibandingkan dulu, dalam lingkaran riba. Sholat saja masih banyak yang ditinggalkan.

Tenanglah sayang, tetaplah bekerja dengan giat. Karena rezeki bukan dari satu pintu. Dalam rahimku, ada anak kita yang bangga pada ayahnya. Yang akan sama-sama berjuang bersama ibunya untuk mendoakan kebahagiaan keluarga kita. Istana yang bukan hanya sekedar mewah namun seperti surga. Baiti jannati... Kendaraan yang bukan hanya mewah namun membahagiakan keluarga untuk jalan-jalan. Uang yang berlimpah namun selalu ingat akan tabungan akhirat.

Selamat dua tahun pernikahan suamiku tersayang... Semoga aku, kamu dan anak-anak kita adalah orang-orang yanh selalu Allah sayangi dan kita sama-sama berkumpul di surga.

Untukmu,

Ini bukan tentang lebih tua atau seumuran,

Tapi tentang yg menyeimbangkan hidup.

Dan yg bisa berjalan beriringan yang memberi kedamaian di hati, kenyamanan di sisi dan kasih sayang tiada henti.

Tentang tertawa bersama

Saling mendukung,

Mendoakan satu sama lain

Berbicara lepas dan jujur kepada masing-masing.

ketika dunia terlalu kejam,

Kamu menjadi tempat untukku pulang

Yang bisa membuatku sangat sabar dan berusaha meski sulit .

Menerimaku apa adanya walaupun diriku suka apa adanya

Wajah mungkin tak rupawan tapi kebersamaan denganmu itu suatu yg aku yakin yang harus aku perjuangkan

Masa lalumhmu tidak ku persoalkan karena tahu itu yang membentuknya sekarang.

kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk belajar saling menerima Dan memperbaiki agar jadi lebih baik .

Tentang kamu yg aku ikhlas seumur hidup menjadi ma'mum.

Membuatku bangga menjadi ibu dari anak-anakmu.

Menyebut Namaku

#Novemberousbertanya3

Seseorang yang menyebut namaku di pagi hari adalah suami. Dengan panggilan sayangnya sejak dulu yang tidak berubah. Panggilan yang manis dan  menghargaiku sebagai seorang istri. "Sayang"
Pagi hari, beliaulah yang membangunkanku. Mengelus punggung tanganku sambil berbisik. Intinya bangun, sudah masuk waktu sholat subuh. Suami yang sholeh pasti mengingatkan istrinya dalam kebaikan. Memanggilnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Panggilan yang menyenangkan hati sang istri.

Semoga selalu penuh kasih sayang, serta Allah lengkapi keluarga kecil kami. Dengan keturunan yang sholeh dan sholehah. Jadi setiap pagi ada yang memanggil "mama". Aamiin... #Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Senyum Saat Usia Senja

#Novemberousbertanya2

Hal yang buatku tertarik saat ke pasar tradisional adalah melihat nenek-nenek atau kakek-kakek yang masih semangat jadi pedagang. Senyum dengan jejeran gigi yang sudah tak lengkap lagi (read : ompong) ditambah celoteh mereka membuat suasana ramai. Jadi teringat sama nenek yang dulu jadi pedagang telur asin.
Sebenarnya ada rasa kasihan jika melihat di usia senja mereka masih berkelut dengan pekerjaan. Kalau ke pasar, lihat orang tua yang berjualan harus disempatkan beli. Bisa jadi harapan untuk mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan fikiran burukku berseliweran, "Kemana anak-anaknya ya.. Kok dibiarkan dagang di pasar?" atau pertanyaannya seperti ini, "Kok tega yaa.. Sudah tua dibiarkan cari uang sendiri," dan banyak lagi pertanyaan yang intinya sama, kasihan.

Tapi, ketika aku tanya sang nenek, "Nek, kenapa jualan di pasar? Memang boleh sama anak dan cucu nenek?" sang nenek hanya senyum sambil jawab dengan santainya. "Kalau nenek di rumah bingung kegiatan apa. Kalau di pasar banyak ketemu orang. Banyak kegiatan. Lebih sehat." Jawaban nenek ada benarnya juga. Kadang prasangka kita saja yang menyeramkan dari kenyataan sebenarnya. Jika di usia senja rentan akan kesehatan. Kalau tidak didukung dengan pola fikir positif dan menyenangkan akan berpengaruh pada kesehatan. Seperti nenek tadi, kalau di rumah kegiatannya hanya tidur, makan, duduk di teras, makan lagi, tidur lagi, paling seru main dengan cucu. Tapi jika aktivitas berdagang, tubuh dilatih untuk bergerak. Otak terus berfikir dampaknya adalah tubuh makin bugar dan sehat. Mungkin itu asumsi sederhananya.

Tapi... Ada juga nenek kakek yang berjualan karena memang anak-anaknya kurang peduli akan kebutuhan sehari-hari mereka. Yang seperti ini kita harus garis bawahi. Orang tua kita sudah berjuang untuk kehidupan kita sejak kecil. Sudah seharusnya bakti kita adalah membahagiakan mereka baik diusia muda mereka hingga usia senja mereka. Karena bakti sama orang tua tidak akan menjadikan kita "miskin". Kemarin baca qoutes di inst**r*m, "Jika ingin rezeki kita seperti raja, maka perlakukanlah kedua orang tua kita seperti raja." Jadi pengen ke pasar, beli cenil sama lupis denga

Novemberous - Day 1

#Novemberousbertanya1

Pagi hari di awal bulan November adalah berdoa agar ke depannya selalu diberikan kemudahan dalam menjalani aktivitas.

Berdoa agar kesehatan selalu dilimpahkan untuk kami sekeluarga. Mau segudang aktivitas dan jadwal deadline merayap, sehat adalah kunci utama menjalani semuanya. Sangat bersyukur bisa diberi usia sampai hari ini, karena kalau kita tengok tetangga kanan kiri atau sekomplek kita ada yang sedang diuji kesehatannya. Bahkan beberapa hari lalu ada kabar kematian dari blok seberang rumah.

Berdoa agar semua urusan kami dimudahkan. Ketika kami memaksimalkan usaha pasti ada jalan rintangan. Itulah seni kesabaran namun kami berdoa agar kemudahan selalu diberikan dalam langkah hidup kami.

Berdoa agar semua to do list kami di November terlaksana. Kami punya banyak planing untuk memperbaiki kehidupan. Mulai dari urusan sandang dan papan. Agar kami bisa menata kehidupan yang lebih baik.

Doa kami selanjutnya, agar Allah anugerahkan hujan yang menyegarkan bagi bumi ini. Beberapa daerah sekitar kami sudah mengalami kekeringan. Sedih rasanya jika air di toren rumah kekurangan. Sumur sudah mulai mengering. Para tetangga yang berduyun-duyun minta air kesana kemari untuk MCK. Semua pasti ada hikmahnya. Salah satu yang kami lihat adalah tukang bor yang laris manis dipanggil untuk menggali sumur yang mulai mengering. Positive value-nya adalah saat kekeringan adalah banjir rezeki bagi mereka para tukang Bor. Berita BMKG mengabarkan bahwa November sudah memasuki musim penghujan.
Alhamdulillah... Hujan turun dengan indahnya pada hari ini. Bau tanah basah yang mengundang memori lama. Bukan memori mantan, hehehe. Tapi melihat anak-anak berlarian hujan-hujanan jadi teringat bahwa hidup sesederhana itu untuk dinikmati.

Terakhir... Ketika hujan kami berdoa, agar selalu diberi hidayah untuk selalu berdoa dan berharap kepada Allah di segala keadaan kami. Karena doa ibarat mengayuh sepeda, lama kelamaan akan sampai pada tujuan.

Selamat datang bulan November... Berkah untuk kita semua.

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Day 30 - Sampai Ke Akhir

Kita melatih diri agar hati tetap bersih. Menghapus noda hitam yang membelenggu agar semua terasa ringan untuk di hadapi.
Mengucap syukur atas segala hal yang terjadi baik sesuai ekspetasi atau realita yang lebih pahit.
.
.
Dalam kehidupan kita belajar membuka hati untuk pertama kali memaafkan walau kadang diri ini ingin tetap mengikuti amarah sesaat yang merugikan.
.
.
Sesekali, kamu mengajakku menengok perjalanan jauh kita. Mengulas hikmah agar aku bisa mengingat sebagai pembelajaran berharga.
.
.
Kamu.. Menemaniku dalam fluktuasi kehidupan. Saat aku hanya memiliki harapan dan kamu memiliki semangat untukku.
Sungguh... Dari banyaknya cahaya di bumi, hanya kamu yang menjadi cahaya dalam kebuntuan jalanku. .
.
Kamu yang menuntunku bahwa penerimaan kehidupan sesulit apapun harusnya terucap ikhlas. Dijalankan dengan ikhlas dan diusahakan dengan dasar ikhlas.
.
.
Sampai akhir hayatku, tetaplah tanganmu yang menggemgamku. Wajahmu yang meneduhkanku. Dan suaramu yang mengingatkanku.
.
.
Sampai akhir... Kita berdua tidak akan berhenti belajar keikhlasan dalam kebahagiaan dan kesedihan. Karena kita akan selalu belajar saling menguatkan.
.
.
Untuk bidadari tercantik,

Mencintaimu adalah cara terindah yang Allah ajarkan untuk aku mencintai-Nya.
.
Bersamamu adalah waktu yang tidak akan aku sesali dalam hidupku. Terima kasih, untuk mu yang telah melukiskan pelangi dalam bingkai hidupku. Terima kasih, atas kesabaran mu menemani setiap langkah perjuanganku. .
.
Bila tiba waktu ku, dan aku ditanya oleh Rabb ku tentang dirimu maka inilah jawab ku : "Tidak ada yang aku dapati dalam dirinya kecuali kebaikan"

إني أحبكِ في الله، وما زاد حبّي إلا بطاعتك و ما نقص إلا بمعصيتك.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday30

Day 29 - Dongeng Masa Kecil

Waktu kecil mama sering menceritakan kisah ini agar aku bisa memahami pesan yang tersirat. Berkali-kali diceritakan, sungguh tidak ada kata bosan.

____Kisah 3 Warisan___
Seorang kakek tua yang hampir sekarat meninggalkan 3 pesan penting bagi ketiga putranya.
Ia memanggil anak pertama lalu memberi  warisan dan pesan agar memanfaatkan beberapa lembar uang untuk kehidupan yang bermanfaat.

Kemudian, anak kedua diberi warisan berupa satu kantung berisi emas. Senanglah anak tersebut dan sudah terfikirkan banyak hal yang ingin ia beli.

Terakhir, Ia memanggil anak ketiga. Diantara kakak-kakaknya, Ia hanya diberi satu kantung benih padi. Sang kakek berpesan, "Jadikanlah apa yang aku tinggalkan bermanfaat bagi kehidupanmu." Meski berbeda pemberian warisan, anak ketiga tidak pernah menyimpan iri kepada kakak-kakaknya. Dengan penuh keikhlasan penerimaan Ia tetap berusaha memanfaatkan benih padi. Mula-mula, Ia menyewa ladang. Mulai dari satu petak, berkembang pesat menjadi dua, tiga, empat petak bahkan sudah mencapai puluhan hektar. Kini Ia menikmati hasil kerja kerasnya.

Suatu hari, anak ketiga pergi ke pasar untuk membeli pupuk. Tanpa sengaja Ia memergoki dua orang pencopet. Ternyata adalah kakak pertama dan kedua. Sungguh, Ia tidak menyangka keadaan kakaknya memprihatinkan. Semenjak kakek meninggal, kakaknya pergi dari rumah dan menikmati warisan. "Uang warisan aku gunakan untuk membeli makanan yang enak, sampai akhirnya aku tak menyadari uangku habis," kata kakak pertama. "Emas yang aku miliki ku gunakan untuk membeli barang mewah dan berpesta namun ternyata semuanya mudah habis," kata kakak yang kedua.

Melihat keadaan sang adik yang makmur, kakaknya sangat terkejut. "Memang kau dapat warisan apa?" Sungguh, benih padi ini aku kembangkan agar menjadi lahan berguna. Agar terus berkembang dan bisa menghidupiku. Harta akan cepat habis jika kita lalai dalam menggunakannya. Terlebih jika kita berlagak punya namun sebenarnya kesusahan. Sebaik-baiknya harta adalah yang bermanfaat. Kesederhanaan kakek yang mengajarkan bahwa hidup sesuai porsinya. Tidak harus wah... Giat bekerja dan ikhlas dalam hasilnya
#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday29

Day 28 - Pemuda

Manfaatkan masa muda sebaik-baiknya karena harapan negara bertumpu pada pemuda.

Perjuangan memang tidak mudah tapi kalau berhenti tandanya kalah.

Jika kesulitan adalah jalan yang ditempuh maka ikhlas adalah pertama direngkuh. Lalu teruslah belajar dari kegagalan.
Pemuda yang gagah tumbuh bersama keputusan-keputusan besar yang diambilnya.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday28

Day 27 - Surga Kami Yang Selalu Dekat

Dua wanita hebat inilah yang mengajarkan kami berdua untuk belajar membangun keluarga yang sakinah mawaddah warrohmah.
.
Pernikahan yang bukan hanya kuantitas waktu namun kualitas ikatan suci. Mereka mengajarkan tentang kehormatan, keikhlasan serta ketulusan dalam mendampingi keluarga. .
Mereka berdua mencontohkan bagaimana menjaga nama baik keluarga meski kita semua paham bahwa rumah tangga tak ada yang sempurna.
.
Allah menciptakan hati mereka penuh cinta dan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang dalam menjaga kami sejak dalam kandungan, merawat dan membesarkan kami serta mendidik kami agar menjadi sebaik-baiknya insan.
.
Ketulusan tak bertepi. Kami berdua dibesarkan dalam keadaan terbaik semaksimal kemampuan mereka. Mungkin, mereka bisa menahan kelaparan agar kami makan dengan lahap dan enak. Namun, hati mereka tidak rela jika hati kami bersedih.
.
Mereka adalah orang pertama yang memahami keinginan kami walau kadang tak semuanya mudah dikabulkan namun mereka selalu mengusahakan.
Mereka adalah bidadari sholehah keluarga yang membentuk pribadi kami.
.
Surga kami yang dekat, karena setiap keridhoan mereka adalah kedamaian hati kami. Anugerah terindah dari Allah untuk kami. Menjadi ladang bakti bagi kami.
.
Kelak, sebagai seorang wanita aku akan merasakan dicintai oleh putra/putriku dan akan ku kisahkan bahwa ada dua wanita luar biasa hatinya... Mama dan Ibu. *"Allahumma  Fighfirlii  Wa  Liwaa Lidhayya Warham  Humaa  Kamaa Rabbayaa  Nii  Shaghiraa”

Untuk Mama dan Ibu. Semoga Allah menyayangi kalian berdua sebagaimana menyayangiku dan suami di waktu kecil. Aaammiin... #nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday27

Day 26 - Kilas Balik

Perjalanan ribuan mil berawal dari satu langkah berani untuk memulai. Menghadapi setiap resiko dan ikhlas untuk setiap hikmah kisahnya.

Bisa saja kita terhenti, namun saat memutuskan untuk lanjut atau diam, ingatlah setiap langkah yang sudah dilewati. Kilas balik ini menguatkan kita bahwa masih besar harapan untuk menuju akhir bersama.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday26

Day 25 - Bersyukur

Pekerjaanmu yang melelahkan adalah impian para pengangguran. Keadaanmu yang bugar dan sehat adalah impian para pasien yang terbaring di rumah sakit.  Rumahmu yang sederhana dan sempit adalah impian para gelandangan, orang yang tergusur dan terusir. Hartamu yang sedikit adalah impian bagi mereka yang terlilit hutang.
Maka Belajarlah untuk bersyukur ! Maka keikhlasan akan menggunung. Bahkan dengan  sendal jepit yang anda miliki karena di luar sana banyak yang tidak memiliki kaki.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday25

Day 24 - Kadang Terlupakan

Peluitnya siap menjadi saksi kelak, saat ribuan kendaraan aman dalam pengawasannya. Hari ini saya belajar dari salah satu pekerjaan yang lumrah kita temui. Kadang terlupakan dan dianggap angin lalu. Padahal jasanya besar kita rasakan.
Tukang parkir kendaraan.
Semua pekerjaan menuntut tanggung jawab. Apapun itu, untuk pekerjaan selevel kalangan elit sekalipun. Karena setiap kepemimpinan akan dimintai pertanggung jawabannya.

Kita hanya tahu beres kendaraan kita aman terparkir. Dibalik semua itu ada sosok yang penuh jeli pengawasan matanya. Ia berfikir terampil menyusun banyak kendaraan.
Tenaganya harus extra. Pekerjaan di lapangan benar-benar unpredict. Tidak terprediksi cuaca, panas, angin, dingin, polusi. Kita hanya tahu semuanya aman-aman saja. Tanpa kita perhatikan, mungkin Ia kehausan dan menahan dahaga untuk memastikan kendaraan aman. Jadwal makannya tidak teratur karena banyak kendaraan yang dititipkan.
Sesekali, Ia menahan hati kala ada pemilik kendaraan kurang arif dalam bertindak. Memprotes kendaraan yang lecet karena gesekan saat parkir atau masih banyak lagi protes lainnya yang tanpa kita sadari bahwa saat kita memutuskan untuk parkir tandanya kita siap menghadapi resiko. Soal kehilangan barang, helm, jaket dan lain-lainya padahal itu adalah kelalaian kita menempatkan di tempat ramai namun tetap protes ditunjukan untuk tukang parkir.

Uang tidak seberapa dalam biaya parkir namun tanggung jawabnya luar biasa. Bandingkan, jika kita memberikan Rp. 5000 untuk parkir sedangkan harga kendaraan kita jika hilang mencapai ratusan juta dan jika rusak mencapai jutaan rupiah itulah yang dirasakannya.

Namun, Ia tetap bertahan dalam pekerjaannya. Ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Ada harapan masa depan keluarga yang harus ia wujudkan. Sekali lagi, kita harus pahami. Setiap pekerjaan adalah ibadah dan tanggung jawab. Keikhlasan yang menjadikan hal yang berat dijalani menjadi mudah untuk dilewati.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday24

Day 23 - Ikhlas

Siang ada karena matahari, jangan takut saat malam datang, karena pasti esok matahari akan kembali.  Belajarlah menghargai apapun yang terjadi. Karena saat itulah kita mengawali keikhlasan. Allah telah mengatur semunya, termasuk nafas hidupmu.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday23

Day 22 - Tangan

Seorang pemuda gagah datang ke sebuah kantor untuk melamar pekerjaan. Tak lama menunggu, namanya dipanggil oleh seorang sekretaris untuk segera masuk ke ruangan kantor.

Pak direktur mempersilahkan duduk. Satu persatu map dibuka. Ia menyimak nilai demi nilai perolehan dari perguruan tinggi. Rata-rata nilai sempurna. Namun sang direktur masih ragu. "Baik... Pak Jati, pernahkah bapak melihat telapak tangan ibu bapak?" tanya sang direktur. "Maaf pak, untuk apa?" tanya sang pemuda.

Sang direktur pun berdiri. Mengulurkan tangan untuk segera berjabat tangan. "Baiklah.. Setelah bapak melihat telapak tangan ibu, nanti kita bisa bertemu dan ngobrol- ngobrol lagi.
Sang pemuda selalu berfikir. Tentang syarat yang diajukan sang direktur. Sesampainya di rumah, pemuda tersebut disambut oleh ibunya. "Gimana le, diterima atau tidak?" pemuda itu hanya tersenyum menatap ibunya. Ia duduk di hadapan ibunya. "Ndak apa-apa kalau memang tidak diterima. Belum rezeki." sang pemuda menyentuh telapak tangan ibunya. Sambil merasakan guratan kasar kulit telapak tangan. "Bu... Ini kok ada luka tergores?" Sang ibu hanya santai menanggapi. "Oh.. Itu waktu ibu sedang kerja menyapu jalanan. Ibu dapet telfon dari kamu yang mengabarkan kamu dapet beasiswa kuliah. Terlalu senang, sampai ibu ga lihat ada kayu di sapu ibu dan menancap di tangan.

Sang pemuda tak kuat membendung sedih dan haru. Air matanya mulai menetes. "Bu, ini di telunjuk ibu kok ada goresan luka juga?" sang ibu tetap santai menanggapi. "Itu pas kamu telfon lulus kuliah, ibu senang sekali. Sampai tidak lihat kalau ada besi di tumpukan sampah. Ibu bangga walau ibu tukang sapu tapi anak ibu sarjana." Sang pemuda memeluk erat Ibunya. Meluapkan segenap kasih sayang. Sejak hari itu, terasa berbeda. Sang pemuda menjalani penuh makna dari arti kasih sayang seorang ibu.

Ia kembali ke kantor dan bertemu direktur. "Saya paham pak sekarang, arti dari keikhlasan Ibu saya dalam membesarkan saya. Tanganya yang melindungi dan merawat saya. Setiap pengorbanannya adalah nafas bagi saya." Sang direktur tersenyum bangga. Ia mengulurkan tangan seraya menyambut karyawan baru di perusahaan.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday22

Day 21 - Refleksi

Suami yang ada di sampingku kini... Seseorang yang sudah berjanji di hadapan Allah yang selalu membahagiakanku sepanjang hayatnya sesulit apapun keadaannya.

Seseorang yang selalu memenuhi kebutuhanku dan anak-anak. Selalu bekerja keras dan mengorbankan banyak waktu istirahatnya hanya untuk menemani keluarga.

Seseorang yang rela kepanasan dan kehujanan untuk memastikan diriku dan anak-anak dalam keadaan mapan meski kadang dia tidak bisa membaca kode-kode dariku.
Seseorang yang ikhlas mengesampingkan hobinya demi bermain bersamaku dan anak-anak walau sering terlambat pulang kerja karena harus lembur.

Seseorang yang kadang buatku kesal namun aku selalu merindukannya.

Seseorang yang terkadang  membuatku marah namun selalu sukses membuatku tertawa karena leluconnya.

Seorang partner hidup yang pernah salah namun selalu menjadikanku satu-satunya dalam hatinya.

Ungkapan ini ku tulis di kala menatap wajahnya. Terlelap tidur setelah bekerja seharian. Aku selalu bersyukur atas semua keikhlasannya mendampingiku. Terima kasih menjadi bagian kehidupanku.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday21

Day 20 - Sadar Diri

Sejenak  saja kita renungkan, di sepertiga malam yang sunyi saat fikiran kita sedang tenang dan mampu berfikir dengan jernih kita sebentar saja merasakan bahwa ternyata hidup kita adalah hasil dari apa yang kita lakukan.

Kita bersama dengan orang-orang yang menyayangi kita. Di saat apapun, mereka tetap berada di sisi kita dan mendukung kita. Bukankah itu kenikmatan? Jika ada orang-orang tersebut dalam hidup kita bisa jadi kita pernah belajar ikhlas menemani dan menyayangi orang lain sehingga Allah mengirimkan orang yang baik untuk kita.

Saat kita buntu sekalipun, ada pertolongan yang datang untuk kita. Mungkin kita pernah belajar ikhlas menolong tanpa pamrih sehingga saat kesulitan pun Allah beri jalan dan kemudahan.

Saat kita butuh rezeki untuk kehidupan kita, uang hanya tinggal beberapa lembar nominal kecil di dompet kita. Ada mereka yang memberimu rezeki makanan, pekerjaan atau apapun yang membuatmu bahagia dalam keadaan sulit sekalipun. Mungkin kita pernah ikhlas memberikan setegak air untuk seekor kucing sehingga kita tetap ditolong Allah dalam keadaan apapun.

Ternyata, kehidupan ini adalah sebab akibat dari apa yang kita lakukan. Konsep sebab akibat ikhlas mudah dipahami. Jika kebaikan yang kita lakukan mengharap 1 kebaikan maka 1 kebaikan pula. Namun kita tidak mengharap kebaikan maka hasilnya tak terhingga.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday20

Day 19 - Siap

Sampai hari ini kita selalu belajar untuk siap. Sampai tiba saatnya benar-benar pergi dan meninggalkan dunia yang hanya menjadi tempat singgah sementara. Kita belajar melapiskan banyak keikhlasan akan kepergian yang bisa saja dadakan. Merindunya belum selesai, mencintainya belum selesai, namun bersamanya telah berakhir dalam ujung usia. Pergi selalu membuat kita takut akan kehilangan. Namun, karenanya kita belajar bahwa tetaplah Rabb adalah cinta sebenar-benarnya.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday19

Day 18 - Sepasang Sepatu Kusut

Ia lari secepat kilat.Berharap sampai di tujuan dengan akurasi waktu yang tepat. "Maaf ya, setiap hari kita harus begini," katanya dengan nafas tersengal.

Mereka berdua saling menukar alas kaki. Sepasang sepatunya dipakai sang adik. Ia pulang dengan alas kaki sendal jepit. Kini, sang adik yang berjuang berlari. Berharap bel sekolah selalu lebih toleransi untuk kehadirannya. Namun nihil. Tetap saja, Ia harus berhadapan dengan Pak Karman. Kumisnya yang tebal, perawakannya besar dan mukanya yang mulai merah padam menatap, "Setiap hari aku harus menegurmu soal terlambat. Apa lagi alasan saat ini?" sang adik hanya tertunduk lesu. Siap menerima sanksi.

Malam hari, pelita menerangi ruangan bilik kamar mereka. Kakak sedang mengerjakan PR dan sang adik hanya membolak-balikan lembaran buku. "Kau ini kenapa?"sang kakak keheranan. "Aku hanya sedang mencari alasan untuk besok jika Pak Karman melihatku telat," sang kakak terdiam. Hatinya perih. Sebenarnya, jika Ia berhenti sekolah saja. Namun pesan Almarhum ayah adalah tetap lanjutkan sekolah.

Hari-hari mereka lewati dengan sederhana. Mereka menjadi pemecah batu kali. Penghasilannya mereka gunakan untuk biaya makan sehari-hari.

Kali ini, Ia harus lebih cepat lagi. Sang adik menunggu di perbatasan desa. Dari kejauhan Ia melambai. "Ayo cepat!" segera mereka saling bertukar alas kaki. Pak Karman, tanpa sengaja mengikuti dari belakang. Sebenarnya, Ia menyimpan tanda tanya soal keterlambatan kakak beradik tersebut. Sebuah pemandangan yang mengiris hati. Ia menyaksikan muridnya masih memiliki semangat sekolah walau tiap hari bertukar alas kaki.
Pak Karman memanggil sang adik ke ruang guru. "Kemarin bapak melihat kalian selalu menukar alas kaki sebelum berangkat sekolah?" sang adik terkejut. Malu rasanya jika ada yang tahu kejadian itu. "Mungkin, Bapak harus lebih banyak belajar lagi untuk bisa memahami keadaan setiap anak." Pak Karman menyodorkan dua kotak sepatu untuk mereka berdua.
Sepatu yang menjadi pengantar kesuksesan pendidikan mereka. Hingga kini menjadi pemilik perusahaan. "Keihklasan mengajarkan kita untuk tetap menikmati prosesnya hingga berbuah hasil yang manis"
#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday18

Day 17 - Pergi

Langkahnya yakin menuju surau. Lembayung senja menghiasi langit. Beberapa burung terbang kembali pulang. Menyirat hikmah dan pelajaran berharga baginya setiap hari. Bukankah hari ini harus lebih baik dari kemarin? Dan besok harus lebih baik dari hari ini.

Ia masuk menuju serambi surau. Memimpin barisan sholat dan dzikir setelah sholat maghrib. Ini adalah titik kembali yang paling baik. Ketika seorang penjudi taubat dan memutuskan untuk memakmurkan sura.

Tidak mudah bagi mantan seorang penjudi untuk kembali ke jalan yang benar. Inilah taubat yang Ia tempuh untuk menghapus masa kelam dahulu. Masa dimana hati kering kerontang jauh dari Illahi dan terjerumus dalam kemaksiatan.

Barisan anak-anak telah siap di selasar surau. Melantunkan huruf-huruf Al-qur'an dan menghafal doa sehari-hari. Sesekali Ia membayangkan akan cucu-cucunya di perantauan. Ia merindukan mereka semua. Ketika musim mudik tiba, Ia sangat bahagia. Rindu itu akhirnya bertepi. Rindu seorang kakek kepada cucunya.

Mengandalkan satu mata pencahariaan baginya belum cukup. Ia mulai berbisnis hewan qurban. Semakin lama bisnisnya semakin jaya. Setiap hari raya besar, Ia selalu berkurban atas nama anak-anak dan cucu-cucunya.
Adakalanya semua yang indah di dunia ini bisa saja sementara. Perlahan kondisi semakin memburuk. Saat Ia terjatuh dari pohon nangka dan berakibat stroke. Tak ada daya. Ia hanya bisa terbaring dirawat oleh anaknya. Kondisinya kian memburuk.

Surau terasa sepi tanpa hadirnya anak-anak untuk pengajian. Para jamaah berduyun-duyun datang dan mendoakan.
Kita harus memahami bahwa kehidupan ini adalah sementara. Yang datang akan pergi. Yang hidup pun menunggu kematian. Ia meninggalkan semua keindahan taubat dan keikhlasan menuju jalan kebenaran. Di akhir hayatnya, Ia amat sangat bersyukur bahwa pergi dari dunia ini dalam keadaan khusnul khotimah. Di atas ranjang yang hangat dan kalimat Asma Allah terucap.
Setidaknya Ia pernah kelam namun Allah menyelamatkannya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun atas semua dosa-dosa hamba-Nya.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday17

Jumat, 01 November 2019

Day 16 - Pesan

Setelah menunggu dan memperjuangkan pada akhirnya kita sampai pada hal yang diinginkan : Menikah. Telah hilanglah segala kecemasan, pudarlah segala kekhawatiran bahwa tidak lagi hidup sendirian.

Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menempuh perjalanan panjang, Kalau nanti menikah, agar kita telah siap menjalani peran sebagai sepasang kekasih yang saling mengerti, sevisi, sepaham,

Kalau kita menikah, pahamilah bahwa orang yang hendak bersama nanti memiliki kekurangan dan kelebihan. Menuntutnya sempurna seperti yang kita inginkan adalah seperti membengkokan kayu secara perlahan.

Kalau nanti menikah, sevisilah. Keluarga apa yang ingin kita bangun? Sebab berjalan tanpa tujuan adalah hal yang melelahkan. Cukup banyak mereka yang berhenti di tengah jalan karena di awal visi bersama buram.

Kalau nanti menikah, pahamilah bahwa menikah bukan hanya romantisme, jalan berdua, bersenda gurau, nonton film bareng, makan malam romantis, Yaa walaupun sah-sah saja si, hhehe.

Ingatlah rumah tangga memerlukan perjuangan dan pengorbanan, Tidak mengeluh dan melepas tanggung jawab. Belajar ikhlas di setiap keadaan diri kita dan keluarga setelah semua usaha diupayakan. Terpenting adalah bagaimana menjadi keluarga yang diridhoi-Nya.

Kalau nanti menikah, tetaplah belajar, banyak baca buku dan berkumpul dengan orang yang sholeh yang selalu mengajak dekat dengan-Nya.

Karena kunci langgeng rumah tangga ibarat gambaran segitiga.

Di puncak atas, suami istri dekat dengan Allah maka rumah tangganya bahagia.

Di sisi bawah, suami istri jauh dari Allah rumah tangga tidak harmonis.

Semoga Allah menjadikan rumah tangga kita adalah yang bahagia fiddunya wal akhirat.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday16

Day 15 - True Love

"Jepit rambutku patah," keluhnya. Sang suami hanya tersenyum menanggapi. "Nanti mas belikan yang bagus yah," "Ndak usah mas, uang kita hemat saja. Yang penting kita cari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan kita." Pagi harinya, sang suami pergi ke kota. Ia mencari pekerjaan. Meski serabutan. Pertama, Ia membantu distribusi koran ke rumah-rumah. Selanjutnya, membantu steam kendaraan hingga sore menjelang Ia masih berkelut dengan pekerjaan jasa membersihkan kebun.

Semua usaha membuahkan hasil. Ia pergi ke toko aksesoris dan memilih jepit rambut yang sesuai dengan milik istrinya. Bermotif bunga dan ada hiasan berkilauan.

Sesampainya di rumah, Ia memberikan sebuah kotak kepada istrinya. Namun, Ia terkejut melihat sang istri. Rambutnya yang terurai panjang kini berubah menjadi pendek. "Oh.. Tadi aku ke salon. Aku fikir jika rambut pendek jadi tidak perlu pakai hiasan jepit rambut," katanya lugu.

Sang istri memberikan jam tangan suaminya yang sejak tadi pagi tergeletak di atas meja. "Aku tadi mampir ke toko jam, lalu aku ganti jam bateraimu. Sekarang bisa kamu gunakan kemanapun kamu pergi." Sang suami pun memeluk sang istri dengan haru. "Terima kasih selalu memperhatikan sekecil apapun keadaanku," bisiknya.

Keadaan berkorban untuk seseorang yang kita cintai mengajarkan kita bahwa bukan hanya materi yang menjadikan bersama namun rasa saling melengkapi akan kekurangan masing-masing pasangan. Tetap bertahan dalam keadaan sesulit apapun. Tetap ikhlas menerima pasangan serta berusaha bersama. --Love and affection can never be  bought with our money--- #nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday15

Jumat, 25 Oktober 2019

Day 14 - Kesempurnaan

Dalam pernikahan sebenarnya tidak ada pasangan yang benar-benar cocok dengan sempurna.

Namun yang ada adalah keikhlasan dan keluasan hati menerima ketidakcocokan.  #nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday14

Day 13 - Rindu

Ia terdiam. Kepalanya tertunduk. Lesu. Tidak seperti biasanya.

Teman-temannya berusaha menghiburnya. Sekedar melontarkan candaan receh. Mengajak ke kantin. Bahkan ada basi-basi bahas tugas. But every respons is flat.

Biasanya, Ia selalu ceria. Selalu ingin berperan dalam setiap kegiatan. "Aku aja yang bantu!" atau "Biar aku aja sini". Seperti ada separuh semangat yang hilang.

Mungkin... Jika sedikit hiperbolis, "Dunia harus paham dong keadaan gue sekarang !" Tidak mudah melewati dan merasakan di titik ini. "Tapi gue kuat," 6 tahun lalu. Ia tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik. Setiap pagi, Ia berangkat ke sekolah TK. Ayah yang menyetir mobil dan ibu duduk di sebelah ayah. Percakapan kala itu hangat sekali. Bahagia rasanya jika berada dalam keluarga dengan kasih sayang yang terus mengalir.

Hingga di suatu sore, suara teriak terdengar memekakan telinga. "Pergi!" kata yang selalu melekat dalam memori. Itulah terakhir kasih sayang tercurah sebagian. Sebagiannya lagi pergi.
Perpisahan memang menyakitkan. Ia tak memahami keadaan sebenarnya. Ia hanya tahu, ayah dan ibu baik-baik saja tadi pagi. Namun selanjutnya setelah pertengkaran itu. Ayah dan ibunya tidak bersama lagi. Sebuah kata yang paling halus untuk menunjukan rasa kehilangan mendalam.

Sesekali Ia menceritakan kerinduan kepada orang yang Ia anggap memahaminya. "Aku sebenernya rindu, ayah," jutaan makna tersirat di dalamnya.

Keikhlasan terpatri kuat dalam hatinya. Ia belajar untuk bisa menerima keadaan dengan sebaik-baiknya. Namun tekadnya satu. Saat Ia mulai merasa jatuh dalam titik trauma tentang kehilangan sosok ayah, Ia bangkit untuk memberikan mahkota kelak di surga. Dengan menjadi hafidzah. "Aku selalu berdoa, kelak kita utuh dalam satu keluarga. Ada dua mahkota bertahta untuk ayah dan ibu," #nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday13

Day 12 - Berbagi

"Raih tanganku !" teriak Aldi.

Sekuat tenaga Radit meraih bagian anjing yang hampir tenggelam.

Sekuat tenaga Ia kerahkan untuk menyelamatkan salah satu ciptaan Tuhan.

Mengapa Radit sangat peduli padahal itu bukan hewan peliharaannya?

Sederhana saja, setiap kehidupan berhak untuk diperjuangkan dan dipertahankan. Melihat hewan yang tak berdaya menggugah hatinya. Andaikan suatu hari nanti jika kesulitan menimpa dirinya, Ia selalu berharap pertolongan selalu ada.

Kehidupan ini berdasarkan apa yang kita tanam. Jika Kita menanam kebaikan maka berbuah kebaikan juga. Berlaku sebaliknya.

Keikhlasan tersirat makna yang dalam dimana kita belajar berbagi tanpa mengenal perbedaan. Berbagi kepada sesama makhluk-Nya.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday12

Kamis, 24 Oktober 2019

Day 11 - Don't Compare Your Child To Each Other

"Tidak ada anak yang ingin dibanding-bandingkan. Seperti bulan dan matahari, keduanya memiliki waktu tersendiri dan keindahannya masing-masing"

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday11

Day 10 - Wajah Kekinian

Kami bersantai di teras rumah. Memandangi lalu lintas kereta api Jabodetabek melintas.

Perdebatan kami terbilang penting yaitu tentang Ibu Kota yang makin metropolis. "Waktu Aku kuliah Cah, dosenku pernah bilang kalau suatu saat nanti zaman bisa berubah ke pembayaran mata uang dirham," Cah Joko hanya termangut. "Wong buktinya sekarang lihat, wajah kota kita bisa jadi bukti bahwa pembangunan semakin pesat. Bukan lagi sirkulasi uang kertas bahkan uang digital sudah berseliweran," Aku teringat salah satu lagu qosidah yang melegenda.

tahun duaribu kerja serba mesin,
berjalan berlari menggunakan mesin
manusia tidur berkawan mesin,
makan dan minum dilayani mesin

penduduk makin banyak,
sawah ladang menyempit
mencari nafkah smakin sulit
tenaga manusia banyak diganti mesin,
pengangguran merajalela

sawah ditanami gedung dan gudang,
hutan ditebang jadi pemukiman
langit suram udara panas
akibat pencemaran

wahai pemuda remaja
sambutlah tahun 2000
 penuh semangat
dengan bekal ketrampilan,
serta ilmu dan iman
bekal ilmu dan iman
Aku menyuarakan pendapat. "Bener toh Cah, tahun milenial ini akan semakin berkembang pesat. Bahkan teknologi kita yang dianggap canggih masih terkalahkan dengan negara lain yang berkali lipat canggih," kataku.

Cah Joko menggerenyitkan dahi. "Wis lah... Sing penting kita kerja dan hidup mudah di Kota ini. Meski rumah pinggir rel." Cah Joko sing penting hidup itu kerja bisa makan dan ada rumah itu sudah cukup. Tapi bagiku hidup tidak menerima keadaan begitu saja. Keikhlasannya lain kalau soal ini. Harus semangat membuat kehidupan lebih baik. Wajah Ibu Kota terus berganti. Arus modernsasi mudah diserap dimana-mana. Tapi ingat, hidup bukan hanya sekedar mengikuti arus. Harus ada kendalinya.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday10

Day 9 - Menuju Pagi

Semerbak aroma kopi menyeruak tercium di seluruh ruangan. Potongan singkong goreng telah siap disantap. Sebagai ritual pagi yang anti ditinggalkan. Menyeruput pahit manisnya kopi dan menyantap gurihnya singkong.

Setiap pagi adalah hari baru. Selalu dimaknai dengan harapan-harapan baru. Kekuatan baru untuk menjalani setiap perjalanan kehidupan.

Secarik kertas tergeletak di atas meja makan. "Surat Pemutusan Hubungan Kerja". Surat yang menjadi babak baru kehidupan. Betapa tidak, pekerjaan yang banyak diimpikan orang-orang kini hanya tinggal keputusan.

Ia tetap menyangkal bahwa tidak ada penggelapan dana dalam penyusunan anggaran perusahaan. Namun laporan yang atasan terima adalah bukti banyak hitungan yang meleset dan pembengkakan dana.

Bahkan ada kucuran dana yang nangkring manis di rekeningnya. Ia tak tahu dari mana dan untuk apa. Ia berniat mengadukan pada pihak bank agar dikembalikan kepada si pengirim.

Nasi sudah menjadi bubur. Atasan tetap menyangka bahwa praktik korupsi telah terjadi. Serentetan bukti mengarah padanya. Beberapa karyawan setuju bahwa perlu ada PHK. Alhasil, semua hanyalah proses kehidupan.

Sangat berusaha bagaimanapun jika Ia tak tertakdir dengan pekerjaan tersebut maka akan tetap tidak menjadi milik. Dalam hati ingin sekali meluapkan marah. "Ini jebakan" dugaannya. Namun apalah arti semuanya jika kita menilai semua yang terjadi adalah buruk. Bukankah tidak semua yang kita sukai adalah terbaik? Dan yang buruk menurut kita adalah versi terbaik dari Allah.

Semuanya harus dengan the power of keikhlasan. Memulai semua dari nol. Sambil membawa dagangannya, Ia menyusuri jalan Ibu Kota. Segelas kopi dijajakan untuk para pelanggan. Mie instan yang banyak diburu oleh para muda-mudi yang nongki santai di Taman Kota.

Ia tak menduga akan berjumpa dengan kawan kantor dulu. "Sob, jualan sekarang?" sebenarnya ia malu namun sudah kepergok. "Yaa, gini aja," Ia menceritakan bahwa semenjak PHK kemarin kantor makin runyam. Dalang dari setiap penggelapan dana dan laporan palsu telah ditangkap. Lega rasanya,jika Allah menunjukan jalan kebenaran.

Keihklasan dan kejujuran dalam bekerja adalah berkah.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday9

Day 8 - Sesekali Tengoklah Keadaan Ini

Dikisahkan seseorang yang sedang naik mobil mewah memandang ke arah luar. Ia melihat pesawat helikopter pribadi melintas jauh di ketinggian.

Hatinya bergumam, andai saja aku punya pesawat helikopter akan sangat mudah melewati jalan ibu kota yang dimana-mana macet.
Namun pandangannya berpaling ke arah pengendara motor. Di saat cuaca terik, kondisi jalan yang macet serta menguras emosi. Hatinya berkata, syukur kalau aku masih aman dan nyaman di mobil. Tidak kepanasan dan tidak terpapar debu jalanan.

Pengendara motor melirik ke arah pengendara mobil. Ia membayangkan, seandainya memiliki mobil pasti akan sangat aman dan nyaman dalam bepergian. Namun di tepi jalan, Ia melihat seseorang mengayuh sepeda dengan peluh yang menetes deras. Hatinya berbalik sangka, motor lebih cepat dan nyaman daripada mengendarai sepeda. Berpeluh keringat dan menguras tenaga.

Pengendara sepeda melirik ke arah pengguna motor. Seandainya aku bisa kredit motor, mungkin perjalanan ke kantor akan lebih cepat dan tidak melelahkan. Namun pandangannya dibuat takjub dengan seseorang yang keadaan fisiknya tidak sempurna. Ia menggunakan kursi roda. Pengendara sepeda merasa bersyukur kakinya masih sehat dan kuat untuk mengayuh.

Seseorang di kursi roda pun sama, Ia lebih bersyukur dalam keadaan hidup dan masih bisa melihat dunia. Banyak orang yang tertakdir tidak bisa jalan dan terkurung dalam ruangan.

Begitulah hidup, sesekali kita melihat ke arah penuh syukur pada setiap keadaan. Bukan karena bagaimana kita namun lihatlah bagaimana keterbatasan seseorang namun tetap ikhlas dalam menjalani kehidupan.

Maka nikmat-Nya akan selalu bertambah, itulah janji Allah pada hamba-Nya yang penuh syukur dan keikhlasan.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday8

Day 6 - Kesempatan Berdoa

Semakin hari kondisinya semakin memburuk. Beberapa perawatan medis telah dijalani.
Terbesit dalam hati untuk menyerah, menghentikan semua proses pengobatan. Namun senyumnya, menguatkan kembali. Setiap nafas adalah berarti. "Sudah, Bu. Bapak saja yang jaga. Ibu istirahat." Ibu beranjak dari kursi. Langkahnya menuju keluar ruangan. Menuju mushola rumah sakit. Di area paling belakang.

Di atas sajadah, Ibu khusyuk beribadah. Tangannya menengadah memohon pertolongan dari-Nya. Kerlingan matanya basah. Bibirnya bergetar mengucapkan doa demi doa.

Pemandangan ini sungguh menyentuh hatiku. Seorang Ibu akan berusaha terbaik bagi anaknya. Doanya mampu menggetarkan langit. Benar adanya, hati seorang Ibu harus dijaga. Setiap ucapannya bisa menjadi doa. "Bu.. Sudah malam. Kita istirahat tidur saja," pintaku. "Sebentar, ibu sedang diberi kesempatan berdoa." Aku terdiam menunggunya. Lama sekali. Matanya terpejam khusyuk menyebut asma Allah.
Kita pernah ada di keadaan terpuruk sekalipun. Hati manusia tidak bisa dibohongi. Saat keadaan tidak berpihak kepada kita. Saat cobaan menguji keimanan kita. Kita pernah terfikir mencari sebab dari setiap kejadian bahkan kita mencari kambing hitam di setiap masalah. Setelah itu kita baru terucap ikhlas akan keadaan yang terjadi.
Perlu paksaan memang untuk belajar ikhlas. Namun kita berusaha selalu mencobanya. Hingga kita terbiasa menjalaninya. Doa adalah penguat bagi kita. Saat hilang segala harapan tentu doa tidak akan hilang. Allah Maha Mendengar doa-doa kita. Sabar dan tetaplah berusaha.

Sungguh... Doa adalah bahasa yang indah. Komunikasi yang paling intensif dengan Rabb kita. Luar biasa, ketika sujud kita dekat dengan bumi namun doa kita terdengar sampai langit.

Maka bagi Ibu, kesempatan berdoa adalah kebahagiaan. Ibu tetap berusaha untuk kesembuhan adik namun Ibu tidak melupakan bahwa semua adalah dari-Nya.

Jika aku meminta pada Allah, maka aku meminta agar selalu diberikan kesempatan untuk berdoa.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday7

Sabtu, 05 Oktober 2019

Day 6 - Menua Bersamamu

Ia tetap menatap ke arah gerbang. Menunggu dengan sabar akan kehadiran seseorang. Sesekali Ia menengok jam dinding untuk menepis sepi.

Kring.. Kring.. Bel sepeda berdering. Ia sigap bangun dari tempat duduk dan menyambut seseorang. Ia mencium punggung tangan seseorang tersebut. Menanti oleh-oleh yang dibawa. Begitulah Rangga, kesayangan. "Kek.. Sudah makan sore belum?" Aku menyapa kakek. Kakek terkejut dari lamunannya. "Sudah," jawabnya.

Beberapa hari ini kakek sering melamun. Semenjak kepergian nenek satu tahun lalu, kakek lebih banyak diam. Harus ikhlas melepaskan.

6 bulan belakangan ini rumah tampak sepi. Anak kakek pun ditugaskan untuk bekerja di luar pulau. Hanya tinggal aku dan dua orang pembantu di rumah. Aku ditugaskan oleh Tuan Rangga, putra kakek untuk menjaga selama beliau tugas.

Jika melihat kakek, aku jadi ingat bapak di kampung. Aku suka menghabiskan waktu sore untuk mengobrol santai dengan kakek. Mendengar kisah-kisah kehidupan beliau dan keluarga besar.

Sore itu, di selasar taman belakang. Kakek memanggilku. "Inah.. Mulai besok pulang kampung saja. Nanti semua pesangon kita bayar," aku hanya terdiam meresapi kata-kata kakek. "Saya dipecat kek?" "Bukan.. Hanya saja kamu kan pernah cerita ada bapak di kampung yang sudah tua. Temani saja. Karena buat apa jika hartamu banyak namun hatimu kesepian," "Lalu kakek sama siapa?" "Telfon Rangga, bilang kakek ingin bicara," Aku sambungkan video call kepada Tuan Rangga.

Rangga.. Masa kecilmu dulu bapak tak ingin melewatkan sedikit waktu tanpamu. Melihatmu tumbuh besar hingga sekarang. Masa-masa itu tak terjadi lagi. Pulanglah... Temani masa-masa bapakmu saat ini. Harta yang kita kumpulkan tak ada artinya jika kita kehilangan waktu. Bapak hanya sebentar saja minta waktumu pulang. Bapak ingin menua dalam kehangatan dan kebersamaan keluarga.

Kakek menutup panggilan dan menyerahkan ponsel padaku. Sebenarnya hatiku teriris. Apakah sesepi itu rasanya hingga kakek harus memohon?
Kakek menatap gerbang. Berharap seseorang pulang. Benar adanya, Tuan Rangga pulang. Ia segera memeluk kakek dan membiarkan rasa sepi itu terobati.
#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday6

Day 5 - Bukan Untuk Berhenti

Apa yang tidak mungkin?

Selama kita masih ada Tuhan dengan segala kekuasaan-Nya apa yang kita usahakan tak akan pernah terlewat sia-sia. Apalagi cita cita kita yang tidak dibiarkan diratapi sedih oleh Tuhan.

Semisalnya kita ingin jadi dokter. Tuhan saja sudah amat sangat bahagia dengan keputusan kita. Karena akan banyak manusia yang terselamatkan kesehatannya. Banyak obat yang diketemukan untuk penyakit yang dulu tak ada obatnya. Lalu saat kita bercita cita ingin jadi pendaur sampah. Tuhan akan bahagia. Karena lahan bumi untuk sampah akan berkurang dan bisa dibuka untuk lahan tanaman.

Apapun yang kamu inginkan selama itu adalah manfaat bagi orang banyak tak akan ada jalan yang menutupnya. Kecuali keputusan kita menutupnya.

Tapi apa sih arti gagal  dalam mewujudkan cita-cita kita?  Kalau katanya jalan mimpi tak ada yang menutup kecuali keputusan kita menutupnya.
Jalan mimpi bermedan menantang. Bukan orang sembarangan yang bisa melewatinya. Karena cita cita bukan hanya bunga tidur yang gampang untuk dibayangkan. Butuh persiapan dan perbekalan yang cukup untuk melewati perjalanannya. Ketika melangkah pertama perasaan gagal terus menghantui.

Tapi bagaimanapun mulai saja dulu. Langkahkan kaki dan tinggalkan garis permulaan. Diperjalanan kita akan bertemu dengan banyak kejadian yang menantang. Fikiran dan sikap kita akan diuji untuk tetap bertahan atau malah mundur.

Tapi kadang juga kita akan menemukan banyak kesalahan dalam melewati perjalanan kita. Lalu kita merasa menjadi gagal karena kesalahan yang kita perbuat. Ingat kamu hanya salah ! Bukan berhenti melangkah ! Kamu hanya salah ! Bukan penghancur medan perjalananmu ! Terus ambil posisi ! Jalan grak !

Gagal kamu adalah ribuan cara lain untuk menemukan cara yang paling berhasil. Butuh hati yang ikhlas dalam segala keadaan. Siapkan mental kamu. Dalam perjalanan kita akan diolah semua batas kemampuan kita.

Siapkan mental kamu hingga kamu benar benar menjadi yang paling rendah hati. Mau nanti kamu sampai ke cita-cita kamu. Mau nanti kamu malah menemukan jalan yang jauh dari cita-cita kamu.
Kegagalan sekalipun bukan alasan untuk berhenti. Stay positive.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday5

Day 4 - Teman Hidup

Teman Hidup

730 hari yang berlalu, saat akad Kau ucapkan sebagai janji sakral hingga menggetarkan arsyi-Nya. Saat itu pula sumber keridhoanku adalah dirimu.

Aku selalu belajar memahamimu yang masuk dalam kehidupanku. Sungguh... Benar nasihat orang tua dulu, pernikahan adalah tanggung jawab besar dan seumur hidup. Aku memahami peranku sebagai pendamping hidupmu. Begitupun dirimu, bertanggung jawab akan kebahagiaan hidupku.
Kesabaran dalam menghadapiku yang suasana hati mudah berubah. Kamu seperti kota yang selalu siap jika cuacanya berubah-ubah. Memaafkan dalam setiap kekhilafanku. Mengingatkan dengan penuh kelembutan.

Tidaklah mudah.. Dua kepala yang berbeda dalam satu atap. Ada perbedaan pendapat, pola fikir dan karakter. Namun pernikahan adalah ibadah bersama dalam perbedaan dua insan.

Bukankah Allah menjodohkan kita dengan versi terbaik-Nya? Justru aku dan kamu berusaha menjadi baik dan lebih baik lagi setiap harinya.

Katanya pernikahan itu penuh nikmat dan bahagia seperti series drama korea yang happy ending? Justru kebahagiaan berasal dari kedua pasangan yang saling menerima keadaan masing-masing. Saling melengkapi dan kejujuran di setiap keadaan.

Pernikahan bukan soal bahagia dan tawa bersama saja. Ada tangis yang saling menguatkan dan kata-kata semangat yang membangkitkan saat terpuruk sekalipun.

Kamu adalah jodoh terbaik bagiku. Setiap doa adalah kebaikan bagi kehidupanku. Setiap doaku adalah kebaikan bagimu sebagai imamku.

Semoga cinta dan kasih sayang kita berkekalan hingga ke surga. Menjadi keluarga yang dipenuhi keselamatan, kebahagiaan, kesehatan dan keberkahan.

Hingga menua bersama dan menghabiskan sisa waktu kehidupan untuk saling menguatkan. Saling menggenggam tangan dan menatap penuh kecintaan.

Menjadi contoh terbaik bagi anak-anak kita kelak.

Untuk teman hidupku selamanya, insyaallah... Salam sayang

#nuliskeroyokan
#GerbongAksara
#GerbongAksaraDay4

Rabu, 02 Oktober 2019

Day 3 - Ibu

Ibu
"Dia adalah orang yang paling berharga di dunia ini," ucap Arum kepada teman-temannya.

Sepenggal kalimat terdengar dari Arum saat menceritakan sosok Ibu di depan kelas. Semua orang terpukau dan bertepuk tangan mendengar kata demi kata, deskripsi tentang "Ibu" termasuk Ibu Sri, guru Bahasa Indonesia yang sedang menilai kami.

Giliranku maju. Ku kisahkan "Ibu terbaikku" dengan penuh keyakinan. "Orang yang pertama kita cari jika kita pulang ke rumah adalah ibu. Jika Ia tak hadir di rumah dalam sekejap kita semua pasti bertanya, 'Ibu kemana?'. Ibu selalu memahami suasana hati kita. Tanpa kita cerita, sinyal kegundahan pasti tertangkap. "Kamu kenapa hari ini?" sebuah pertanyaan yang paling memahami dan Ibu pasti setia mendengar keluh kesah kita."

Pipiku mulai menghangat. Ku tahan sebisaku untuk tetap bercerita.

"Orang di dunia ini yang paling khawatir akan keadaan kita. Jika kita sakit, segalanya akan Ia lakukan demi kesembuhan kita. Cari obat kesana kemari. Memantau keadaan sakit kita bahkan Ibu kurang terlelap tidur menjaga kita."

"Ibu paling cerewet mengatur segala keperluan kita. "Cerewet" mulai dari bangun tidur hingga kita terlelap tidur lagi. Kata-katanya menjadi nada yang paling indah. "Nak.. Mandi cepat sana!", "Pulang langsung ganti baju!" , "PR sudah dikerjakan belum?"

Tak terasa air mata mengalir di pipi. Segera Ku usap untuk meredakan rasa haru dan sedih.

"Setiap Ibu akan memastikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Ibu adalah sekolah pertama bagi kita semua. Air susunya menjadi makanan terenak bagi kita. Ia diciptakan dengan hati yang luar biasa sabarnya. Sepanjang hidupnya akan mencurahkan kasih sayang tanpa kita minta.Betapa hebatnya perjuangannya dalam mempertaruhkan kehidupanku di dunia. Keikhlasan dengan ketulusannya adalah kedamaianku."

"Bagaimanapun keadaanku , Ibu akan selalu menerimaku. Tangannya terbuka dan siap memelukku. Mungkin tanpa kita sadari, setiap kehidupan kita berjalan mudah bisa saja ada doa Ibu yang mengiringi langkah kita. Keridhoannya adalah sumber kebahagiaanku."

"Allah selalu sayang Ibu, Alfaatihah.."

#nuliskeroyokan
#GerbongAksara
#GerbongAksaraDay2

Selasa, 01 Oktober 2019

Day 2 - Sosok Ayah di Mata Kami

Sosok Ayah di Mata Kami

00.24 tengah malam, pintu ruang tamu terbuka. Ia pulang membawa gendang kulit kesayangannya. Tiga kali seminggu Ia habiskan malam untuk menjadi pemain live music Hotel terkenal di Ibu kota. Bungkusan makanan Ia taruh di meja, berharap semua anaknya akan bahagia ketika bangun tidur. "Ada makanan enak!" apakah Ia makan? Ia hanya ingin anak-anaknya merasakan kehidupan yang enak. Cukup itu saja.

Di musim penghujan, Ia tetap berangkat untuk menjemput putrinya pulang sekolah. Bahkan satu jam lebih cepat dari waktu kepulangan. Ia harus memastikan bahwa ketika pulang putrinya aman. Walau kulitnya sebenarnya dingin menggigil. Apakah Ia menyerau kedinginan pada putrinya? Tentu tidak, Ia tersenyum bangga bahwa putrinya sekolah dengan aman.

Ketika anaknya merengek untuk segera membayar field trip dengan nominal jutaan, Ia tetap menjanjikan kepastian bahwa kesayangannya akan tetap ikut. Bahagia rasanya mendengar janji pasti itu walaupun Ia sebenarnya tidak tahu dapat tambahan uang dari mana lagi.

Ia pernah marah hingga wajahnya  memerah hanya karena putrinya enggan untuk melanjutkan sekolah. Sederhana, kehidupan sudah sulit ditambah biaya kuliah dan lainnya serasa menambah kesulitan. "Itu urusan Ayah, kamu hanya sekolah!" Waktu sangat menjelaskan bahwa laki-laki terhebat dan paling pasti janjinya adalah Ayah. Cinta pertama bagi putrinya yang mengajarkan tanggung jawab dan kasih sayang yang tulus. Tak ada kata menyerah dalam mengutamakan keluarga.

Bahkan seorang Ayah rela sakit saat bekerja. Bahkan ada yang sakit berkepanjangan karena kecelakaan kerja. Setiap peluh keringatnya adalah butiran pahala yang akan menjadi penyelamatnya di akhirat.

Untuk semua kesabaran dan keihkasalan Ayah... Kelak kami semua akan merasakan menjadi orang tua. Kami akan mengingat bahwa dalam hidup kami, ada Ayah yang mengajarkan kami memaknai kehidupan. Kami akan berjuang demi anak-anak kami kelak.

Menjadi orang tua yang dirindukan surga.

#nuliskeroyokan
#GerbongAksara
#GerbongAksaraDay2

Day 1 - Ikhlas

Ikhlas

Bertahun-tahun Aku merantau di Ibukota demi peningkatan taraf hidup. Meski berkali-kali Ibu selalu berkata, "Pulang Nak, temani Ibu saja !" Aku hanya ingin keluargaku mendapat kehidupan yang lebih layak dari segi ekonomi dan sosial.

Aku semakin ambisius dalam bekerja. Semua target ku capai untuk mendapat bonus dari Kantor. Setiap bulan Ku kirimkan uang untuk Bapak dan Ibu. Nominalnya beragam. Tergantung bonus yang Ku dapatkan.

Beberapa tahun berlalu, lambat laun ekononi Bapak dan Ibu di Kampung semakin baik. Bapak bisa usaha jualan lampu keliling serta Ibu membuka warung sembako. Dua kesayanganku kini tak perlu menggarap sawah orang lain. Tak perlu bekerja berat menjadi petani.

Hatiku semakin lega. Melihat kehidupan kami yang lebih baik. Walau terselip luka di lubuk hatiku tentang kisah pilu keluarga kami.

Lima tahun lalu, adik perempuanku sakit keras. Penyakit TBC ada di dalam paru-parunya. Ekonomi kami sangat sulit. Bapak berusaha meminjam uang ke tetangga. Namun hanya beberapa saja yang bisa dipinjamkan. Masih belum cukup. Hingga Bapak memutuskan untuk meminjam uang ke juragan pemilik sawah. Bukan jalan terang yang bapak dapatkan namun hinaan untuk kami.

"Memangnya disini ladang uang, kamu bekerja pun hasilnya kurang meningkat di ladang saya. Sudah miskin sakitnya susah pula," begitulah ujar sang juragan.

Bapak pulang dengan tangan hampa. Hingga waktu menjelang malam, Adikku tak tertolong. Kami berusaha membawanya ke rumah sakit namun Allah lebih menginginkan Ia kembali.

Aku meringkuk di selasar rumah sakit. Ku peluk Ibu erat. "Seandainya dagangan telur asinku laris, Aku jadi juragan hidup kita layak, adik pasti tertolong," Aku menyesali bahwa kenyataannya Aku pedagang telur asin keliling dan belum bisa mencukupi ekonomi keluarga.

"Sudahlah, Nak. Tak ada yang bisa menyangkal dari kematian. Kehidupan kaya maupun miskin, semua menunggu kematian, bukan?"

Keputusanku bulat. Tekadku kuat. Aku merantau ke Ibu kota untuk bekerja di Kantor teman sekolahku. Aku jalani kehidupan dengan alasan kuat, keluarga. Ku rasa saat kita berada dalam kesulitan ketika keluarga adalah alasan kita berjuang, selalu ada kekuatan lebih dalam diri kita untuk menghadapinya. Aku berjuang demi keluarga.

Memori itu akan erat dalam benak ini. Aku selalu belajar memaafkan untuk setiap kehidupan yang dilalui. Mengikhlaskan untuk yang bukan milikku. Berusaha untuk membahagiakan kedua orang tuaku.

#nuliskeroyokan #GerbongAksara #GerbongAksaraDay1

Minggu, 05 Mei 2019

Catatan garis dua : [Days 2] Hijrah

Assalamu'alaikum sahabat blogger.

Bagaimana puasa hari ini? Semoga Allah limpahkan berkah dalam setiap kegiatan ibadah kita.

Ada satu kata yang melekat di fikiran. Hijrah. Kata yang ingin sekedar sharing tentang makna hijrah dan pengaruhnya.

Hijrah secara istilah artinya adalah berpindah dari satu hal buruk menuju kebaikan atau dari kebaikan menuju yang lebih baik lagi. Hijrah bukan hanya tentang pakaian yang mode lebih menutup aurat atau yang familiar di telinga kita adalah syari namun hijrah adalah menuju proses kebaikan dalam segala aspek kehidupan.

Hijrah bukan tentang trend saling menunjukan menjadi lebih baik di depan khalayak umum namun menjadi tanggung jawab untuk kebaikan dalam segala aspek kehidupan kita.

Hijrah bukanlah proses yang mudah. Namun bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Hal yang paling kecil yang bisa kita kembangkan tentang hijrah adalah meminimalisir akhlak buruk dalam diri kita. Termudah adalah hijrah menuju solat tepat waktu. Allah akan memudahkan urusan Hamba-Nya ketika kita mulai memperbaiki sholat.

Jika ada teman kita yang berusaha hijrah bukan sok alim. Justru ia tengah berjuang untuk menuju kebaikan. Kebaikan akan terasa saat dilakukan bersama. Hijrah akan semakin ringan jikalau ada teman hijrah sehidup sesyurga.

Sabtu, 04 Mei 2019

Catatan Garis Dua : [Day 1] Memaafkan

Assalamu'alaikum. Dear sahabat blogger.

Selamat menyambut bulan suci Ramadhan. Bulan penuh kemuliaan dan ampunan. Bulan yang dirindukan bagi kita semua.

Ditemani dengan secangkir teh hangat di pagi hari. Sudahkah kita mulai membuka hati? Bukan hanya untuk si doi yaa... Membuka hati untuk Allah SWT.

Penting untuk memahami bahwa hakikatnya kita adalah makhluk yang penuh kekurangan. Takdir kita telah tertulis di Lauhul Mahfuzh, Namun semua bisa berubah lebih baik atau sebaliknya tergantung usaha kita dan ketaqwaan tentunya.

Allah selalu menerima hamba-Nya bagaimanapun keadaannya. Namun sudahkah kita menerima diri kita seutuhnya? Kita terlahir  ke dunia di keluarga yang luar biasa. Tumbuh dan berkembang di tengah era yang terus berganti. Segala ambisi terpatri dalam alam bawah sadar. Namun jalan tak selamanya mulus. Ada jurang yang dalam. Ada bukit yang terjal. Ada badai yang berusaha menghentikan langkah. Namun tak semua yang kita inginkan menjadi nyata. Ada saja bisikan dalam hati untuk berkufur nikmat atas segala anugerah. Ehmm memang syetan selalu menggiring manusia ke jalan keputusasaan.

Dalam diri manusia dianugerahkan hati yang suci. Sungguh saat kegagalan datang dalam benak kita muncul kekecewaan. Mencari sebab asal muasal dengan segala alasan. Hingga kita jatuh dalam lumbung kekufuran dan merubah haluan. Tahukah apa yang menakutkan dari keputusasaan? Kita melupakan bahwa fitrah kita adalah manusia istimewa ciptaan Allah. Allah Maha Kuasa atas segala keadaan langit dan bumi. Termasuk alur kehidupan kita. Allah akan memberi jalan terbaik dalam kehidupan. Namun tingkat kebaperan berbanding terbalik dengan rasa syukur. Jika kita sedikit bersyukur maka hati kita akan memainkan peran. Misal membandingkan kehidupan dengan orang lain. Maka baper menjadi semakin santer di hati.

Segala bentuk ekspektasi. Jika Allah berkehendak maka Allah mudah mewujudkan. Namun jika Allah tunda atau Allah ganti dengan yang lebih baik maka keikhlasan diri yang sedang diuji. Bagaimana awal dari keihklasan? Memaafkan segala yang terjadi. Peristiwa yang sudah berlalu maka maafkanlah. Hati yang pernah tergores maka maafkanlah. Diri kita dengan segala keterbatasan maka maafkanlah.

Memaafkan mengantarkan kita pada keluasan hati dan kedamaian. Pahamilah dunia dan seisinya bukanlah perlombaan saling menjatuhkan. Bukan pula ajang saling menunjukan derajat. Dunia hanya setitik fase yang singgah sesaat. Tahu kan singgah? Tidak ada yang lama. Bus saja engga lama tuh kalau singgah di terminal. Selalu memaafkan. Harus selalu memaafkan.

Dalam hati ini terdapat ketulusan untuk memohon maaf kepada seluruh sahabat blogger. Mohon maaf untuk segala kekhilafan dalam berselancar di dunia maya. Izinkan saya post 30 hari untuk memaknai bulan suci ini.

Salam sayang.
Eka

Sabtu, 20 April 2019

Catatan Garis Dua : [ Review Film ] Ibu Maafkan Aku

Assalamu'alaikum... Dear sahabat blogger.

Semoga malam Sabtu adalah malam yang indah untuk berkumpul dengan keluarga. Sudah tidak sabar, jari ini ingin mengetik review dari sebuah film.

Judulnya sederhana, "Ibu Maafkan Aku". Film ini tayang di salah satu stasiun tv nasional.

Dikisahkan, seorang ibu yang berjuang sebagai pemecah batu sungai dengan dua orang putra dan seorang putri. Ketiga anaknya berjuang untuk menuntaskan pendidikan. Anak pertama, Bayu. Ia bercita-cita menjadi seorang pilot. Setelah lulus SMA, Ia putuskan untuk merantau ke Kota. Bertekad akan mengubah nasib dan pantang pulang sebelum sukses.

Kegigihan menuntun kita pada jalan impian kita. Bayu membuktikan bahwa Ia bisa meraih cita-cita dan pulang ke kampung untuk menjenguk ibunya. Gagah, tampan, berpendidikan. Kini Bayu menjadi pemuda yang sukses karier dan pendidikan.

Anak kedua, Gendhis. Ia bercita-cita menjadi seorang Dokter. Sejak lulus SMA, Gendhis ke Kota untuk kuliah jurusan kedokteran. Bermodal uang tabungan dari ibu, Gendhis berusaha mengejar beasiswa. Nasib baik berpihak padanya, Ia lulusan terbaik dan ditempatkan di daerah dengan gelar barunya, seorang dokter. Muda, cantik, cekatan dan berpendidikan. Namun, pekerjaan menuntutnya tetap siaga di daerah pedalaman. Ibu memang bangga padanya, namun kerinduan semakin bertambah untuk kedua anak-anaknya.

Anak ketiga, tetap menjaga ibu. Ia masih di bangku sekolah menengah atas. Kebutuhan hidup keluarga telah terpenuhi dari kedua anak-anaknya yang sukses. Namun itu belum bisa menggenapi rasa sepi di hati ibu. Tiap bulan, kiriman uang selalu bertambah. Namun tetap, dalam hati seorang ibu adalah merindukan kepulangan anak-anaknya.

Beberapa pesan singkat, voice note dan panggilan dikirim untuk mengobati kerinduan. Hasilnya nihil. Semua sibuk dalam karier dan karier.

Hingga suatu hari, mata ibu terkena pecahan batu. Penglihatannya menurun. Kedua anaknya menambah uang bulanan untuk pengobatan, namun ibu bersikeras untuk tetap bekerja, memecahkan batu sungai.

Makin hari kian menyepi, ibu justru sering sakit bukan karena menua tapi karena ingin dijenguk oleh anak-anaknya. Hingga suatu hari, ibu jatuh pingsan karena serangan jantung.

Kedua anaknya segera pulang. Kecemasan tergurat jelas di wajah keduanya. Gendhis, sang dokter segera memberikan pertolongan.

"Ini harus dibawa ke ruma sakit, biar mba yang urus. Disana peralatan lengkap," ucap Gendhis.

"Gimana kalau mba saja yang rawat ibu di rumah? Ibu cuma ingin lihat mas dan mba pulang. Nemenin ibu. Sebenarnya uang bulanan untuk berobat tidak pernah dipakai. Ibu menolak. Katanya simpan saja. Mba sama Mas capek cari uang jadi ibu ga mau habiskan. Ibu masih sanggup kerja,"

Sesak menyelimuti dada Gendhis. Selama ini ibunya hanya butuh kehadiran anak-anaknya. Bukan kehadiran uang mereka.

Dari kisah ini, justru saya terasa terbawa pada konflik yang memang nyata di masyarakat. Bahwa sejauh apapun langkah seorang anak merantau, sesukses apapun seorang anak tetap di sisi seorang ibu kasih sayang selalu utuh untuk anak. Harta bisa membahagiakan, namun masa tua ibu dan bapak yang paling membahagiakan adalah menemani mereka. Jangan sampai masa sibuk merenggut bakti kepada mereka berdua.

"Tangan seorang ibu menuntun anak-anaknya ketika di dunia namun menuntun hati anak-anaknya sampai mereka menutup mata,"

Semoga Allah menjadikan kita semua menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua.

Salam sayang.

Catatan garis dua : Titik Bangkit

Assalamu'alaikum.. Dear Sahabat Blogger.

Lama hati ini ingin berlabuh. Lewat ketikan kata yang kadang kelu bibir ini mengungkapkan. Hati ini mulai mencari jawaban atas segala perasaan khawatir akan hari esok. Semoga rindu kian berkurang, meski sering absen selancar di blogger.

Titik bangkit ini saya mulai, setelah banyak pertanyaan yang dituju untuk kami berdua. Singkat, namun amat sangat bermakna di hati kami.

"Memang tidak bosan berdua terus?"
Atau dengan redaksi yang sama,

"Sudah hamil belum?"

Hati kami pun sedang mencari jawaban yang meyakinkan kami. Namun dengan pertolongan Allah maka kemudahan pasti datang.

Sungguh, kami sangat bahagia jika ada kabar kehamilan. Terlebih bagi pasangan yang masih baru dan diberi kepercayaan dari Allah. Namun pasti setelah itu, ada kebaperan dalam hati yang tidak bisa kami menampiknya.

"Aku kapan ya?"

Kami berdua selalu berusaha menjadi support system yang kuat. Itu adalah kekokohan yang harus kami bangun dengan segala terpaan pertanyaan netizen yang kadang suka kurang filtrasi.

Sudah berusaha sejauh mana?

Sejauh mata memandang, kami tak pernah lelah dan letih. Kadang, mereka yang bertanya dengan mudahnya soal kehamilan, misal begini "Kok belum juga ya? (Sambil jelasin masa pernikahan de el el). Sungguh sebesar apapun usaha kami, cukup kami dan Allah yang tahu.

Masa penantian ini menjadi titik bangkit kami. Ada satu kisah dari Uda nasi padang langganan kami. Suatu sore, kami makan di sana. Melihat anak Uda yang sedang belajar jalan, kami takjub dan berkomentar, " Duh baby girlnya cantik sekali,"

Uda hanya tersenyum. Dan langsung mengkisahkan perjuangannya.

"Saya menunggu satu setengah tahun untuk sebuah proses kehamilan. Saya dulu tukang gorengan mba. Saya bagikan gorengan satu plastik setiap hari. Kepada siapa saja. Mau yang saya kenal ataupun engga. Saya hanya minta dibacakan Al-fatihah untuk hajat saya yaitu memiliki keturunan."

Kami termenung. Justru kami yang belum mempersiapkan apa-apa bagi keturunan kami. Uda justru dengan gorengannya menjadi ladang pahala bagi keluarganya.

Uda dengan semangat melanjutkan ceritanya, "Kalau kita ingin rezeki yang berlimpah, maka siapkan wadah yang besar. Misalnya begini, kalau Allah memberi rezeki yang banyak tapi wadah kita kecil kan akan berserakan kemana-mana. Lain halnya kalau wadah kita besar, sebanyak apapun rezeki maka kita siap menampungnya. Anak adalah rezeki," jelas Uda.

Sungguh, sesederhana itu justru kami belum memahaminya. Kami fokus pada muhasabah diri dan mohon pengampunan atas dosa-dosa kami. Konsep Uda tadi menambah daftar target kami selanjutnya. Bahwa semangat berketurunan didukung wadah kebaikan yang besar.

Ini adalah titik bangkit kami. Fokus pada yang tidak dimiliki akan membuat kami lelah. Kelelahan itu akan mereduksi sedikit demi sedikit rasa syukur kami. Hingga ada di titik menyerah karena hampa mengejar dunia namun lupa dengan akhirat.  Sesungguhnya Allah akan mengubah suatu kaum jika kaum tersebut mau berusaha mengubah. Intinya usaha sejalan dengan doa dan tawakal. Dan titik bangkit ini kami jadikan wadah yang besar. Agar kami bisa menebar manfaat dan semangat.

Bagi para pejuang buah hati, Allah is best planner. Semua akan indah pada waktunya. Nikmati setiap kebersamaan bersama kekasih halal. Allah itu kalau memberi ga tanggung-tanggung.

Seterusnya akan ada banyak catatan garis dua dari kami. Kami ingin mempersiapkan dengan mengambil makna kebaikan.

Salam sayang
En

Senin, 25 Februari 2019

Catatan garis dua : Jodoh terhebat


Catatan Garis Dua
“Jodoh adalah kelengkapan kehidupan,”

Suatu hari Saya selalu berharap tulisan ini menjadi penguat bagi kami saat kami berada di titi jatuh.
Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hamba-Nya. Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Allah mengizinkan kebaikan selalu hadir dalam diri kita. Salah satunya dikirimkan lewat kekasih hati. Satu setengah tahun pernikahan telah kami lalui bersama. Harapan selalu kami hidupkan dalam keadaan apapun. Kami belajar banyak tentang menerima dengan ikhlas setiap celah kekurangan dalam diri kami masing-masing. Ikhlas ketika selalu direpotkan dalam segala permintaan manja. Bahkan setia dalam keadaan collapse sekalipun. Ujian akan selalu datang bagi Hamba-Nya yang menuju kebaikan. Kami berusaha melewati dengan tenang, walau kadang hati saya pernah merintih dan air mata telah mengalir. Saat itu yang kami butuhkan adalah kelapangan hati dan kekuatan saling mendukung. Hingga perlahan kami makin memaknai, bahwa sungguh cinta dan kasih sayang akan semakin kuat saat kita berdua saling menyadari titik terendah dalam ujian kehidupan adalah keikhlasan yang tanpa ada batas.

Sungguh, semakin larut dalam doa pada-Nya saya semakin yakin bahwa kekasih hati saya dan sungguh berani mengucapkan janji suci di depan Allah dalam akad pernikahan adalah jodoh terhebat saya. Ia mampu menghilangkan segala kesedihan di hadapan saya walau saya tahu bahwa hatinya hancur dalam menghadapi ujian rumah tangga kami. Ia mampu menguatkan meski saya paham bahwa ia hampir saja menyerah namun alasan kekuatan adalah diri saya. Ia selalu mengajarkan saya tidak pernah merubah pandangan baik kepada siapapun dan terhadap apapun karena ia sangat yakin bahwa menilai apapun baik maka akan menjadi doa baik. Sungguh.. doa saya terkabul, Allah kirimkan kekasih hati jodoh terbaik saya. Melengkapi separuh agama kami dan mendamaikan hati kami.