Ia lari secepat kilat.Berharap sampai di tujuan dengan akurasi waktu yang tepat. "Maaf ya, setiap hari kita harus begini," katanya dengan nafas tersengal.
Mereka berdua saling menukar alas kaki. Sepasang sepatunya dipakai sang adik. Ia pulang dengan alas kaki sendal jepit. Kini, sang adik yang berjuang berlari. Berharap bel sekolah selalu lebih toleransi untuk kehadirannya. Namun nihil. Tetap saja, Ia harus berhadapan dengan Pak Karman. Kumisnya yang tebal, perawakannya besar dan mukanya yang mulai merah padam menatap, "Setiap hari aku harus menegurmu soal terlambat. Apa lagi alasan saat ini?" sang adik hanya tertunduk lesu. Siap menerima sanksi.
Malam hari, pelita menerangi ruangan bilik kamar mereka. Kakak sedang mengerjakan PR dan sang adik hanya membolak-balikan lembaran buku. "Kau ini kenapa?"sang kakak keheranan. "Aku hanya sedang mencari alasan untuk besok jika Pak Karman melihatku telat," sang kakak terdiam. Hatinya perih. Sebenarnya, jika Ia berhenti sekolah saja. Namun pesan Almarhum ayah adalah tetap lanjutkan sekolah.
Hari-hari mereka lewati dengan sederhana. Mereka menjadi pemecah batu kali. Penghasilannya mereka gunakan untuk biaya makan sehari-hari.
Kali ini, Ia harus lebih cepat lagi. Sang adik menunggu di perbatasan desa. Dari kejauhan Ia melambai. "Ayo cepat!" segera mereka saling bertukar alas kaki. Pak Karman, tanpa sengaja mengikuti dari belakang. Sebenarnya, Ia menyimpan tanda tanya soal keterlambatan kakak beradik tersebut. Sebuah pemandangan yang mengiris hati. Ia menyaksikan muridnya masih memiliki semangat sekolah walau tiap hari bertukar alas kaki.
Pak Karman memanggil sang adik ke ruang guru. "Kemarin bapak melihat kalian selalu menukar alas kaki sebelum berangkat sekolah?" sang adik terkejut. Malu rasanya jika ada yang tahu kejadian itu. "Mungkin, Bapak harus lebih banyak belajar lagi untuk bisa memahami keadaan setiap anak." Pak Karman menyodorkan dua kotak sepatu untuk mereka berdua.
Sepatu yang menjadi pengantar kesuksesan pendidikan mereka. Hingga kini menjadi pemilik perusahaan. "Keihklasan mengajarkan kita untuk tetap menikmati prosesnya hingga berbuah hasil yang manis"
#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar