Semakin hari kondisinya semakin memburuk. Beberapa perawatan medis telah dijalani.
Terbesit dalam hati untuk menyerah, menghentikan semua proses pengobatan. Namun senyumnya, menguatkan kembali. Setiap nafas adalah berarti. "Sudah, Bu. Bapak saja yang jaga. Ibu istirahat." Ibu beranjak dari kursi. Langkahnya menuju keluar ruangan. Menuju mushola rumah sakit. Di area paling belakang.
Di atas sajadah, Ibu khusyuk beribadah. Tangannya menengadah memohon pertolongan dari-Nya. Kerlingan matanya basah. Bibirnya bergetar mengucapkan doa demi doa.
Pemandangan ini sungguh menyentuh hatiku. Seorang Ibu akan berusaha terbaik bagi anaknya. Doanya mampu menggetarkan langit. Benar adanya, hati seorang Ibu harus dijaga. Setiap ucapannya bisa menjadi doa. "Bu.. Sudah malam. Kita istirahat tidur saja," pintaku. "Sebentar, ibu sedang diberi kesempatan berdoa." Aku terdiam menunggunya. Lama sekali. Matanya terpejam khusyuk menyebut asma Allah.
Kita pernah ada di keadaan terpuruk sekalipun. Hati manusia tidak bisa dibohongi. Saat keadaan tidak berpihak kepada kita. Saat cobaan menguji keimanan kita. Kita pernah terfikir mencari sebab dari setiap kejadian bahkan kita mencari kambing hitam di setiap masalah. Setelah itu kita baru terucap ikhlas akan keadaan yang terjadi.
Perlu paksaan memang untuk belajar ikhlas. Namun kita berusaha selalu mencobanya. Hingga kita terbiasa menjalaninya. Doa adalah penguat bagi kita. Saat hilang segala harapan tentu doa tidak akan hilang. Allah Maha Mendengar doa-doa kita. Sabar dan tetaplah berusaha.
Sungguh... Doa adalah bahasa yang indah. Komunikasi yang paling intensif dengan Rabb kita. Luar biasa, ketika sujud kita dekat dengan bumi namun doa kita terdengar sampai langit.
Maka bagi Ibu, kesempatan berdoa adalah kebahagiaan. Ibu tetap berusaha untuk kesembuhan adik namun Ibu tidak melupakan bahwa semua adalah dari-Nya.
Jika aku meminta pada Allah, maka aku meminta agar selalu diberikan kesempatan untuk berdoa.
#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar