Setelah menunggu dan memperjuangkan pada akhirnya kita sampai pada hal yang diinginkan : Menikah. Telah hilanglah segala kecemasan, pudarlah segala kekhawatiran bahwa tidak lagi hidup sendirian.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menempuh perjalanan panjang, Kalau nanti menikah, agar kita telah siap menjalani peran sebagai sepasang kekasih yang saling mengerti, sevisi, sepaham,
Kalau kita menikah, pahamilah bahwa orang yang hendak bersama nanti memiliki kekurangan dan kelebihan. Menuntutnya sempurna seperti yang kita inginkan adalah seperti membengkokan kayu secara perlahan.
Kalau nanti menikah, sevisilah. Keluarga apa yang ingin kita bangun? Sebab berjalan tanpa tujuan adalah hal yang melelahkan. Cukup banyak mereka yang berhenti di tengah jalan karena di awal visi bersama buram.
Kalau nanti menikah, pahamilah bahwa menikah bukan hanya romantisme, jalan berdua, bersenda gurau, nonton film bareng, makan malam romantis, Yaa walaupun sah-sah saja si, hhehe.
Ingatlah rumah tangga memerlukan perjuangan dan pengorbanan, Tidak mengeluh dan melepas tanggung jawab. Belajar ikhlas di setiap keadaan diri kita dan keluarga setelah semua usaha diupayakan. Terpenting adalah bagaimana menjadi keluarga yang diridhoi-Nya.
Kalau nanti menikah, tetaplah belajar, banyak baca buku dan berkumpul dengan orang yang sholeh yang selalu mengajak dekat dengan-Nya.
Karena kunci langgeng rumah tangga ibarat gambaran segitiga.
Di puncak atas, suami istri dekat dengan Allah maka rumah tangganya bahagia.
Di sisi bawah, suami istri jauh dari Allah rumah tangga tidak harmonis.
Semoga Allah menjadikan rumah tangga kita adalah yang bahagia fiddunya wal akhirat.
#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar