Jumat, 08 November 2019

The Power Of Receh

#Novemberousbertanya5

Kardus. Setiap beli sesuatu yang kemasannya kardus yang ciamik, kuat dan ukurannya tidak terlalu besar seperti kardus televisi pasti kardusnya ku simpan. Karena pasti ada ide berseliweran untuk disulap jadi kerajinan tangan. Yang paling sering adalah dibalut pakai kertas kado yang motifnya "vintage" jadi seperti celengan kardus gitu lalu diberi tulisan "Uang jalan-jalan". Atau aku hias lagi kardus yang lain dengan tulisan, "Uang beli baju". Keduanya efektif bagiku sebagai kaum hawa yang harus rajin mensortir uang untuk kebutuhan selain kebutuhan pokok. Uang tersebut dimasukkan dalam celengan kardus dan dibongkar dengan jangka waktu tertentu. Misalnya 3 bulan sekali. Alhamdulillah... Dalam mengisi celengannya pun adalah uang sisa kebutuhan sehari-hari. Kisaran lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah. "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit". Pepatah tersebut memang terbukti dan terasa manfaatnya. Aku pun membuat celengan kardus dengan tulisan, "The Power Of Receh". Isinya adalah uang sisa belanjaan dalam bentuk koin. Misal seratus, dua ratus, lima ratus dan seribu rupiah.
Kadang, uang receh ini yang mudah kita sepelekan. Sisa kembalian belanja dari tukang sayur atau dari supermarket. Misalnya kembaliannya adalah dua ratus rupiah. Jika hanya satu koin terkadang kita bingung untuk belanja apa. Namun jika disatukan dengan 4 koin dua ratusan yang lain maka jumlahnya adalah seribu rupiah. Bisa membeli pewangi pakaiannya misalnya.

Hal yang kecil berpengaruh besar. Kami bisa mengumpulkan receh sisa belanjaan dalam waktu 3 bulan mencapai seratus  ribu rupiah. Sebuah jumlah yang fantastis bagiku kaum ibu-ibu rumah tangga untuk dialokasikan kembali. Misalnya beli baju atau kerudung baru gitu. Wkwkwk. Memang perempuan, "Pakaian sudah satu lemari besar, masih menganggap tidak punya baju banyak." hehehe

#Novemberous
#Novemberousbertanya
#30harimenulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar