Dikisahkan seseorang yang sedang naik mobil mewah memandang ke arah luar. Ia melihat pesawat helikopter pribadi melintas jauh di ketinggian.
Hatinya bergumam, andai saja aku punya pesawat helikopter akan sangat mudah melewati jalan ibu kota yang dimana-mana macet.
Namun pandangannya berpaling ke arah pengendara motor. Di saat cuaca terik, kondisi jalan yang macet serta menguras emosi. Hatinya berkata, syukur kalau aku masih aman dan nyaman di mobil. Tidak kepanasan dan tidak terpapar debu jalanan.
Pengendara motor melirik ke arah pengendara mobil. Ia membayangkan, seandainya memiliki mobil pasti akan sangat aman dan nyaman dalam bepergian. Namun di tepi jalan, Ia melihat seseorang mengayuh sepeda dengan peluh yang menetes deras. Hatinya berbalik sangka, motor lebih cepat dan nyaman daripada mengendarai sepeda. Berpeluh keringat dan menguras tenaga.
Pengendara sepeda melirik ke arah pengguna motor. Seandainya aku bisa kredit motor, mungkin perjalanan ke kantor akan lebih cepat dan tidak melelahkan. Namun pandangannya dibuat takjub dengan seseorang yang keadaan fisiknya tidak sempurna. Ia menggunakan kursi roda. Pengendara sepeda merasa bersyukur kakinya masih sehat dan kuat untuk mengayuh.
Seseorang di kursi roda pun sama, Ia lebih bersyukur dalam keadaan hidup dan masih bisa melihat dunia. Banyak orang yang tertakdir tidak bisa jalan dan terkurung dalam ruangan.
Begitulah hidup, sesekali kita melihat ke arah penuh syukur pada setiap keadaan. Bukan karena bagaimana kita namun lihatlah bagaimana keterbatasan seseorang namun tetap ikhlas dalam menjalani kehidupan.
Maka nikmat-Nya akan selalu bertambah, itulah janji Allah pada hamba-Nya yang penuh syukur dan keikhlasan.
#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar