Surat dunia.
"Seberapa banyak kau sanggup membeberkan cinta ibumu hingga saat ini? Jika kau bisa menghitung tepat kasih sayang beliau, tunjukan berapa jumlah tepat banyaknya padaku!!"
Pagi itu. Aku lihat seorang anak bersama ibunya. Sang ibu memboncengi anaknya yg duduk manis di belakangnya. Sepeda onthel menjadi kendaraan paling mewah bagi mereka yg mereka tumpangi. Hari masih pagi memang, mereka adalah orang yg datang setelahku.
Senyum hangat sang ibu padaku, aku pun tersenyum padanya. Yang ku dengar dari panggilan sang ibu kepada anaknya itu adalah Akmal. Yaaa Akmal yang semangat sekolah. Sang ibu langsung memegang sapu dan menyapu setiap ruangan kelas. Ahh dalam fikirku mungkin jadwal piket anak jadi sang ibu bantu anaknya bersihkan kelas. Tapi kejadian ini terus berulang hingga esok, esok, esok lagi. Hingga aku tanyakan kepada salah satu guru, "oh itu ibunya Akmal tukang bersih-bersih di sini," tukas sang guru.
"Tukang bersih-bersih?" Tanyaku dalam hati.
Hatiku langsung bergetar mendengar profesi tersebut. Sang guru juga menjelaskan kalau Akmal itu termasuk anak yg kurang mampu namun ibunya ingin sekali anaknya tetap bersekolah meski harus jadi tukang bersih-bersih. Ya Rabb.... .mau diadu dengan apa lagi cinta Ibu saat kita juga amat sadar bahwa tak ada bandingannya. Apapun demi anak. Apapun demi anak. Apapun demi anak. Jika kalian lupa dengan seberapa berharganya ibu, maka rasakanlah seberapa butuhnya mereka pada kita. Karena cinta tak perlu ditanya lagi, itulah sebenar-benarnya cinta untuk kita. I love mama.
En.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar