Surat dunia.
"Memang sulit menerima pilihanmu yg meninggalkanku tapi dengan memaafkanmu itu lebih baik,"
Aku belajar lagi dari seorang perempuan. Meskipun kita sebaya tapi dia jauh lebih dewasa dariku. Dulu, saat ada seseorang yg sangat mampu membahagiakannya, dia sangat bahagia. Setiap waktu berjalan amat sangat lancar dan mudah. Mungkin jika diwarnai jalan itu, bagai warna pelangi. Atau jika ditarik garis, maka hari-hari yg dilewati bagai garis yg ditarik lurus tanpa putus dan melenceng. Namun namanya manusia, mudah berubah. Hingga tiba di satu waktu yg namanya perpisahan, ia sangat mempertahankan ikatan yg lalu. Karena kenyamanan bersama orang yg kita pilih tak bisa dihilangkan begitu saja. Bagai relief di dinding tembok, begitulah setiap angan dan kenangan yg terukir. Awalnya kata perpisahan itu tak mungkin terjadi. Karena kita merasa sudah sangat cocok dan tak terpisahkan. Tapi cukup pencipta kita yg menbolak-balikan keadaan. Cukup Ia yg menggunungkan perasaan hingga nanti sedikit demi sedikit membukit. Cukup Ia yg menyegarkan aliran kasih sayang hingga nanti mengering. Perpisahan. Kata yg selalu ingin dihindari. Tapi inilah tegasnya pilihan, perpisahan menjadi akhir hubungan pacaran mereka. Meski awalnya saling tidak menerima, saling menjatuhkan satu sama lain dan saling bertengkar karena kata pisah. Tapi yg dibutuhkan hanya satu, memaafkan. Bukan permasalahkan lagi siapa yg salah. Karena ini keputusan berdua. Memaafkan. Lalu susun dari awal lagi hidup kita. Yg tadinya ada pelengkap, tapi sekarang harus mencari pelengkap sendiri yaitu semangat untuk bangun lagi. Memang berpisah itu tidak melulu tak bertemu atau tidak melulu ucapan selamat tinggal tapi petpisahaan,
"Memaafkan segala yg telah terjadi antara kita, kenangan dan harapan yg sempat terbangun, janji manis yg kian nyangkut di otak dan kata-kata cinta yg dulu begitu indah diucap, maafkanlah...."
Aku belajar bahwa dengan memaafkan kita semakin bahagia. Bahkan memulainya dengan memberi hadiah kepada tuan yg telah pergi, tak apa. Itu terima kasih atas kepercayaan bahwa aku bisa tanpa dia.
Terima kasih untuk mengalahkan emosi hati demi silaturahmi.
"Memaafkan itu lebih baik, sobeklah yg dulu lalu lemparkan dengan yakin, bismillah... jalan baru terbuka,"
#sahabatku yg telah mengirim kado ultah ke mantan pacar.
En.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar