Jumat, 23 Mei 2014

Jihan

Surat dunia.

"Just the way you are,"

Jum'at sore. Meski langit mendung dan siap menjatuhkan tetesan air, aku tetap berangkat. Demi janji bertemu kamu. Seperti janji seorang teman untuk temannya. Aku pilih style ku. Biru. Warna itu jadi favorit dengan rating paling tinggi yg aku pilih. Aku berangkat dengan motorku tercinta, si Mon Mon.

Memang sudah lama aku kenal dengan keluargamu. Termasuk ibumu. Seorang perempuan yg banyak menginspirasiku. Seperti emas di tengah debu, ibumu bekerja sebagai pemilik matrial dan berkecimpung di dalamnya. Tak ada rasa jijik, lusuh atau phobia debu dan kotor yg beliau rasakan. Selalu bahagia. Itulah kuncinya. Yaa.... saking sangat membahagiakan menjalani usaha, semua terganti dengan umroh yg menjadi penghasilan atas ikhtiar usahanya. Sebaik-baiknya insan adalah yg memberi arah yg baik. Dan bersama ibu ini, aku selalu siap bersemangat. Pembuktian bahwa aku bisa sebahagia beliau.
Awalnya aku gugup bertemu Jihan. Karena dia tipe yg introvert dan jarang ke luar rumah. Karena dulu, saat aku berhadapan dengannya, dia sangat pendiam. Jika tak benar mengenalnya, kata yg pertama terucap adalah, "Jihan sombong." Statment itulah yg buatku takut bertemu kamu. Apalagi belajar bersamamu. Tapi prinsipku cuma satu, tak pulang sebelum melangkah jauh. Tak berhenti sebelum diberhentikan hidupku. Tak menyerah sebelum pasrah semua diserahkan ke Allah.
Aku ketuk pintu rumahmu. Beberapa saat kamu muncul dengan ramahnya menyambutku. Kau memintaku belajar di kamarmu saja.

"Dulu ingin sekali aku mengenalmu Jihan. Berteman denganmu. Wajahmu sangat cantik. Aku akui itu."

Semua ketakutan itu luruh juga seiring dengan sikapmu yg ramah sekali. Inilah proses pendewasaanmu sayang, dulu memang kamu menutup diri dengan dunia luar, tapi kini kamu aktif sebagai seorang remaja putri. Kamu mulai paham aktualisasi diri dan penggakuan bakatmu. Terima kasih ya sayang, atas kesempatan mengenalmu. Ini lebih dari sekedar kenal, kita saling belajar satu sama lain.

"Hari ini belajar, bahwa manusia pasti berubah. Kadang kita harus berputar-putar dulu jadi orang lain baru jadi diri sendiri untuk merasakan mana yg tepat bagi kita. Tapi kadang manusia juga tetap jadi diri sendiri yg dikenal orang banyak sebagai ciri khasnya. Terima kasih, untuk tidak mundur dan tidak terbayang statment orang."

En.
Jihan. Teman baru.
Love you

Tidak ada komentar:

Posting Komentar