Surat dunia.
"Kamu... ya kamu, aku rindu saat mimpi mulai merambat dalam kenyataanmu. Begitupun aku rindu saat mimpi mulai menyentuh kenyataanku. Kapankah mimpi menyatu dalam kenyataan kita?"
Jawablah semampumu menjawab.
Ya Rabb.... aku memiliki satu hati yg sayang sekali aku sakiti. Sekalipun semua yg terjadi adalah takdir untukku. Bagiku cukup, kini ku mulai dengan menyusun lagi. Tentunya bersama Rabbku. Ya Rabb.... salahkah jika aku merindu? Salahkah jika aku menulis ini? Ku rasa cukup lewat sini semua terungkapkan. Aku hanya bisa merangkai kata tanpa ada berani untuk mengucapkan. Aku rindu pada salah satu makhluk ciptaan Allah. Ya Rabb.... maafkan aku jika ini membuatmu cemburu padaku, tapi sungguh bantulah aku menendam dalam-dalam rindu ini. Bantu aku untuk bisa tersenyum biasa saja tanpa harus aku takut merasakan indahnya perasaan ini ya Rabb.. aku paham sekali bahwa aku hanya bisa terdiam merasakan rindu ini. Dan hanya pada Rabbku aku mengirim rindu itu. Ya Rabb.... aku pasrahkan rindu ini pada Rabb. Kelola lah dengan baik. Ajak aku kemana takdir Rabb membawaku bersama rindu di hatiku. Ya Rabb.... perkenankanlah... aku untuk bisa mengirimkan doa untuk orang yg aku rindukan. Aku hanya ingin dia bersama Rabb juga. Selalu bersama.
Sekiranya biarlah rindu terurai dalam doa dan rintihan di ujung jari yg penuh harap, biarlah memendam di hati jika memang itu lebih baik untuk aku dan kamu. Sekiranya Rabbku akan menyampaikan rindu ini padamu. Rindu yg ku lepaskan lewat doa. Seperti ku lepas merpati putih ke angkasa. Biar Rabb ku yg memelukmu lewat rizki-Nya.
Aammin...
I miss ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar