Surat dunia.
"Please deh... Allah saja masih yes tuh memberi nikmat ke kita. Ya moso harus sombong? Who do you think we are?."
Dear sombong yg panjang hingga menyerupai gerbong. Untuk apa ya hadirmu kalau cuma buat aku malu? Iya dong karena aku cuma makhluk Allah yg jauh dari perfecto. Lantas apa yg buat aku harus maju membusungkan dadaku padahal yg ku tahu udara untuk pernafasan dadaku juga dari Allah. Ya ampun untuk apa coba kamu bong, menutup mataku hingga aku ga sudi melihat orang-orang yg bahagia dan senang? Ga penting deh kamu nutup mataku. Terus kenapa kamu buat aku mendongak ke atas dan mengangkat dagu saat ku sadar dengan berjalan seperti itu aku gubrak jatuh? Ishh ga mutu deh jalan dengan cara seperti kamu bong. Tiba-tiba tuli gitu saat ada yg kasih saran ke aku padahal itu membangun lalu aku abaikan karena aku sudah puas dengan ilmuku? Ishhh jauh-jauh deh dariku... katro caramu itu bong.
Sombong... kamu itu mudah ada di setiap keadaan yaa? Heran aku... apa sih kamu? Cuma rasa yg buat semua orang stuck di satu spot. Iyaa dongs.. karena kamu semua jadi tidak pantes dipelajari.... wushhh pergi gih... jauh sekalian bong!!! Kamu itu tidak pantas dimiliki kok. Maaf... kamu itu bomerang. Makanya kamu harus lenyap bong. Harus hilang tuh sombong dengan total. Tarik dong rendah hatinya. Karena yg merendah adalah mereka yg paham kalau kita masih nol besar. So... sombong itu ujian, rendah hati itu kemudahan.
Iya dong.... yg sombong pindah gih.... indonesia mah butuh orang yg rendah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar