Rabu, 19 Februari 2014

Jadi teringat seseorang

Surat dunia

Blog ini sengaja aku tulis khusus karena aku sudah lama mengenalnya.

Untuk view menara yg aku temukan fotonya di akun pribadi, ini mengajakku untuk teringat akan seseorang.

Assalamu'alaikum wahai pengusaha muda?

Ya sudah pantas kau aku sebut pengusaha muda. Sudah banyak karya hebat yang kau berikan untuk orang banyak. Bukan hanya materi yg kau persembahkan tapi dukungan dan kepercayaanmu yg kuat untuk bisa hidup bermanfaat untuk orang lain. Kau tumbuh menjadi pribadi yang membanggakan kedua orang tuamu. Menjadi pribadi yang hangat dan penuh keramah tamahan kepada siapa saja. Sudah banyak manusia yg bangga pada dirimu. Kau harus mengakui itu. Mungkin yang kau lakukan adalah yg kau bisa lakukan tapi bagi mereka kau sudah lakukan hal yg luar biasa.

Waktu sore itu, aku ingat yg kau katakan : "Alhamdulillah dapat satu saudara lagi," kenapa aku suka saat kau ucapkan itu? Karena kau hargai setiap pertemuan. Kau menghargai setiap orang yg kau kenal dan ada di hadapanmu.

Waktu sore itu juga, kau cerita banyak hal tentang BAHAGIA. "Bahagia itu sederhana, saat aku bisa berkumpul dengan keluarga." Yaa kau sangat sayang kedua orang tuamu. Kau bawa mereka di setiap langkah hidupmu. Kau bawa keridhoan mereka berjalan bersamamu. 

Malam itu, kau cerita lagi tentang sosok yg teramat sangat kau banggakan. Ibu dan ayah. Bahkan sudah kau rancang sebuah mimpi besar bersama mereka. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kau ingin membawa mereka bersama kesuksesanmu. Aammiinn... aku berdoa untuk kebersamaanmu dengan kedua orang tuamu.

Kau selalu tunjukan energi positif dalam dirimu. Prasangka baik yg selalu kau katakan padaku dalam menghadapi yg buruk sekalipun membuatku juga ikut dalam aliran yg sama. Mempositifkan keadaan dan tidak hanya terdiam.

Kau selalu tunjukan ceria dan kesantaian dalam menghadapi  kesulitan sekalipun. Dan mungkin itulah hal yg membuat orang lain ingin bersahabat denganmu.

Pengusaha muda, tidak masalah kan dengan panggilanku itu? ini doa yg sedang bertahap terkabul. 

Coba kita perhatikan menara itu. Tinggi, kuat, kokoh dan lurus, dan menunjuk langit.

Aku suka saat kau selalu mengandaikan suatu hal untuk menyampaikan maksudnya. Seperti permainan  berandai - andai kita. Seperti filsuf muda saja :D

"Menara itu aku ibaratkan satu mimpi besarmu. Kau bangun itu dari dasar tanah hingga menancap dalam pondasi yg kuat."

Kau perjelas, perhitungkan, dan    kuatkan niat mimpi itu hingga ke dasar.

"Mimpi yg tersusun dari kotak batu bata yg banyak dan teratur"

Bata itu kepercayaan. Kepercayaan yg walau sedikit demi sedikit lalu kau susun hingga mampu menjulang tinggi

"Menara yg kuat dan kokoh"

Kau fokus pada kekuatanmu dan kekuatan mimpimu

"Menara itu menunjuk langit"

Inilah bukti dari mimpi besarmu. Bahwa manusia yg diciptakan dengan bentuk yg sebaik baiknya bisa luar biasa kemampuannya. Dan mimpi yg bisa menyentuh hingga langit, mimpi boleh saja tinggi bahkan kalau bisa menembus arsyi Allah. Maksudku bukan untuk sombong atau melawan Allah tapi untuk bisa mendulang keberkahan dari Allah.

"Semoga setiap kau lihat menara ini kau semakin yakin bahwa kau dan mimpimu itu luar biasa. Biarlah kau jalankan setitik demi setitik toh tetesan air yg jatuh ke atas batu dapat melapukkan batu itu juga. Semoga titik usaha bisa melapukkan kegagalan. Ammiin"

Salam pengusaha sukses

Eka Nurwati-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar