Senin, 10 Februari 2014

Aku sabar meski emosi

Surat inspirasi....

Ya Rabb.... hati yg putih adalah hati yg tak diisi dengan tinta kotor yg jatuh ke permukaannya. Hati yg bersih adalah hati yg dirawat oleh pemiliknya. Hati yg putih dan bersih pasti Allah ada di dalam hatinya. Seandainya hatiku bisa seputih dan sebersih itu aku akan sangat bahagia jika benar Allah hidup di hati ini. Namun... manusia sepertiku belum bisa menjadi cinta sejati Allah. Aku sadar dengan gunungan dosa yg mungkin sudah menembus langit. Tapi aku selalu berharap menjadikan Allah cinta sejati. Satu cinta yg abadi. Meresap mendalam dan tinggal.

Sore itu, aku sedang berkumpul bersama anak kecil di kampungku. Aku lakukan kegiatan saung belajar untuk mereka setiap hari minggu sore. Aku ajak mereka belajar bersama yang mudah-mudahan bisa berguna untuk sekolah mereka. Sore itu ada satu muridku yg sangat dihindari oleh teman lainnya. Namanya eca. Setiap aku kelompokan eca dengan yg lain selalu saja ada protes. Katanya eca itu nakal dan suka buat anak anak menangis. Aku pandangi eca dan memang benar adanya. Tapi itu kan tingkah anak kecil. Kataku dalam hati. Memang diantara semua anak hanya eca yg teramat cerewet tapi itu mungkin memang sifatnya. Akhirnya aku kelompokan eca dengan hada. Awalnya semua ok. Hingga ada satu teriakan yg buat kacau,"mbaa eca tuh ganggu hada terus," lapor hada.
"Atuh teh echa ga ada buku," bela eca.
"Kan teteh udah bilang berdua sama hada," perintahku.
"Hada dinakalin terus teh, digangguin. Kan habis hada baru eca yg ngerjain," kata hada.
"Eca paham?" Tanyaku.
Hada pergi menjauh dari eca dan aku. Hada kesal dan sebal tampaknya.
"Eca ga ada bukunya teh," kata eca.

Aku pandangi hada yg berhenti menulis dan sejenak berfikir. Kemudian tangannya merobek bagian tengah halaman bukunya dan memberikannya ke eca. "Nih ca," katanya yg tersenyum.

Eca mengambilnya.

Engkau tahu kenapa ini membuatku bangga dan kumasukan dalam blog? Ini soal gimana hati agar tetap putih. Hada yg sebal dengan eca tapi tetap berbagi lembaran kertas untuk eca. Inilah hati yg harus kalah oleh amarah. Dan biarkan putihnya memancar keluar. Aku saja tersenyum bangga. Aku rasakan damai dalam hatiku. Walau aku yakin, aku masih belum sehebat hati hada.

Manusia memang harus berlimpah dengan rasa memaafkan karena hanya itu yg buat pertengkara sirna. Belajar dari yg kecil itu berharga. Putihkan hati maafkan khilaf jalani hati dengan kehati-hatian.

Based on story : eka hada dan eca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar