Kamis, 20 Februari 2014

Sah(abad)

Surat dunia....

Sahabat or sah(abad)?
Itu sama saja kok.

Let talk about you, my beloved friend.

Sah sah saja kok ada kalian semua di sampingku.
Sampai lama? Engga masalah.
Sampai tua? Hmm ga masalah juga.
Sampai berabad-abad dan cerita kita jadi hikayat? Engga masalah juga.
Sah aja untuk berabad-abad (read : sah(abad))

Dengan segala kekuranganku, aku mau mengakui sesuatu.
Aku membutuhkan kalian untuk berbagi banyak hal. Dunia ini memang sepi, tapi akan sangat sepi mencekam kalau kalian tidak hadir di sini. Percaya deh sama jargon,"ga ada loe ga rame" tepat sekali...
Aku merasakannya sendiri.
Kalian hadir sudah merebut peran berarti di hidupku. Sebagai orang-orang yg peduli dalam keadaanku. Sebagai orang-orang yg selalu mengingatkanku dalam kebaikan. Sebagai orang-orang yg mendengar keluh kesahku. Sebagai orang-orang yg selalu aku mintai saran dan masukan demi kebaikanku. Sebagai orang-orang yg mendukung semua mimpiku dan sejuta ambisi kita bersama.

Sahabat.... 

Dalam segala kekuranganku. Aku menyadari.... aku mengakui bahwa salah satu yg mengiringi langkahku pasti ada kalian. Salah satu yg bersorak semangat padaku pasti salah satunya kalian. Salah satu yg mengulurkan tangan saat aku butuh bantuan pasti kalian. Sudah banyak yg kalian lakukan, tapi aku belum bisa apa-apa.

Dalam segala pelukan rindu yg erat, aku doakan kalian dari jauh. Semoga apapun yg pernah kita lewati, kita bagi, kita beri, kita pinta, kita korbankan, kita relakan, kita kejar, kita tinggalkan, kita bangun, semoga itu yg buat kita belajar jadi sebaik-baiknya orang. Dan untuk jalan kesuksesan yg kalian pilih, semoga lekas dapatkan tujuannya. Selamat berjuang !!!

Manusia punya rencana

Surat inspirasi...

Teruntuk sahabatku yg punya rencana baik

Dear : Rumaisha

Inget ga pas kita selalu lebih awal ke mushola sebelum waktunya shalat zuhur? Kita berdua berbagi cerita seputar rencana masa depan. Setelah sesi berbagi cerita, malamnya semangat menulis buatmu. Maaf baru sempat dikirim ke blog, karena catatannya suci tersembunyi di file kuliah :D

       "Manusia punya rencana"
Ya Rabb, akankah rencana demi rencana ini menjadi serentetan rencana sekaligus doa yg baik untuk dilaksanakan? Sebuah itikad baik yg terlontar sebagai penggenapan peran dan fitrah sebagai manusia.
Ya Rabb, sejauh mana hati siap memilih? Sedalam apa perasaan hati untuk dirasakan? Seluas apa pengharapan terbesar demi memahami apa yg tengah aku dan dia rasakan?
Hanya Engkau, semua ujung dari hati-hati ini mencinta, hanya Engkau ujung dari cinta nan pasrah yg sedang mencari mana yg terbaik. Hanya Engkau, cinta sejati yg harus terus disejatikan. Tanpa dinodai nafsu dan hal perusak otak dan jiwa. Hanya Engkau, sang penyambut niat baik, sang pemroses hal yg baik dan sang penentu mana yg akan keluar jadi baik.

Bagaimana caranya kami tidak mendua? Bagaimana cara kami menjadi hamba setia? Berilah berkah, hidayah atau apa saja darimu untuk kami bisa belajar mencintai-Mu dalam segala keadaan. Mencintai-Mu dalam segala godaan. Mencintai-Mu dengan segala pengorbanan.

Satu-satu rencana kita adalah menjadi hamba yg setia pada-Mu, dan caranya ..... kami selalu mendekat, lebih dekat di sisi-Mu. Aammiin....


"Semangat 45 buat niat baik kamu bersama sang calon, semoga semakin dimudahkan urusan menuju ke destinasi bersama (Read : pernikahan)"

Rabu, 19 Februari 2014

Seperti daun

Selamat pagi. Ada yg berbaik hati lho kirim kisah ini ke e-mail eka. Semoga bermanfaat

Arief mendatangi warteg kecil dengan maksud membeli makan siang untuknya,  karena letak warteg itu tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya, maka Arief hanya berjalan kaki menuju warteg itu.
“Bu, beli nasi putih sebungkus, tolong minta kuah sayurnya“
Ini aja nak ? lauknya apa  tanya ibu warteg ?
“mmm..ngak usah pake lauk bu “ jawab Arief perlahan dengan nada datar.
Ibu penjual warteg dan suaminya saling berpandangan sejenak, lalu menuruti keinginan Arief.
Besoknya, Arief datang lagi dan memesan yang sama nasi putih, tanpa lauk dan minta kuah.
Ibu warteg heran dan memberanikan diri bertanya, kenapa Arief yang tidak pernah memesan lauk itu, maaf nak Arief, apa kamu  tidak suka dengan lauk ibu ?.
Arief menjawab : “ mmm..ngak.. bu, terlihat lauk di warteg ibu enak sekali, tetapi maaf bu duit saya cuma cukup segitu, saya nge kost dekat sini dan saya kuliah di universitas terkenal dikota ini, jurusan Teknik Sipil. Nanti kalau bulan muda saya beli nasi dengan lauknya deh! bu. Hehehe.. Arief tertawa kecil.
Ada rasa iba dalam hati ibu dan bapak warteg setengah baya ini, diam-diam ibu warteg membungkus nasi putih yang diberi kuah serta meyelipkan sepotong ayam goreng pada nasi putih yang dipesan Arief.
Besoknya Arief datang lagi, untuk mengucapkan terima kasih atas pemberian ibu warteg.  Boleh dikatakan kejadian seperti itu dilakukan oleh Ibu dan Bapak warteg itu hampir 3 kali dalam seminggu, dan dalam kurun waktu cukup lama tanpa harus membayar.
Enam tahun telah berlalu, ternyata Arief sudah tidak pernah lagi mendatangi warteg itu, lagi pula warteg itupun sudah tutup dan berubah menjadi rumah tinggal yang sudah usang dan hampir roboh.  Mungkin Arief sudah tamat kuliahnya, pikir Ibu dan Bapak penjual warteg itu, yang saat ini hidup mereka hanya bergantung pada kiriman uang putri tunggalnya yang juga penjual warteg diluar kota.
Kadang kala si Bapak warteg ingat dan kangen pada Arief si pembeli nasi putih yang minta kuah itu, buat mereka Arief dianggap seperti anaknya sendiri. Dan seringkali pula si Bapak bertanya pada istrinya kira-kira bagaimana yah, nasib Arief saat ini?, tapi entah lah kita juga tidak tahu dimana Arief berada saat ini, si Bapak menjawab pertanyaannya sendiri.
Suatu hari ada seorang pemuda mendatangi rumah mereka, dan meminta Ibu dan Bapak warteg yang sudah tua itu untuk bertemu Bosnya.
Ibu dan Bapak warteg itu heran, karena mereka tidak merasa punya anak atau saudara seperti yang dimaksud pemuda itu. Namun mereka menurut saja untuk bertemu.
Pemuda itu mengantar Ibu dan Bapak warteg itu ke rumah bosnya, Ibu dan Bapak tua itu tercengang kaget begitu melihat sosok yang mapan, tegap serta berwibawa berdiri didepan mereka dan memeluknya sambil berkata : “ Bu, Pak.. saya adalah Arief, pemuda yang kurus dulu sewaktu kuliah, Arief yang suka membeli nasi putih dan minta kuah di warteg kalian, Arief juga menambahkan “Terima kasih atas bantuan Ibu dan Bapak, yang dulu seringkali memberi tambahan lauk pada Arief tanpa harus membayar, Arief sangat berhutang budi pada Ibu dan Bapak, oleh sebab itu jika tidak keberatan tinggallah bersama Arief, karena Arief sudah tidak memiliki orang tua sejak remaja, Ibu dan Bapak sudah Arief anggap sebagai orang tua kandung Arief sendiri.
Bu, Pak.. Arief sudah menamatkan S2 diluar negeri berkat beasiswa, dan sekarang Arief dipercayakan menjabat sebagai Direktur disebuah perusahaan property cukup besar dikota ini, Arief menyampaikan berita itu dengan sukacita.

Subhanallah. Kenapa ku pilih judul "seperti daun"
Karena inspirasinya adalah tokoh Arief tadi. Sungguh bapak dan ibu warteg bagai daun maple yg melindungi tanah di bawahnya dari teriknya matahari. Ketika gugur kembali ke tanah dan menyuburkan tanah itu juga.
Begitulah bapak dan ibu yg ikhlas dan prihatin dengan Arief. Sesungguhnya Allah tidak pernah tidur dan selalu melihat hamba-Nya. Dan hamba-Nya yg giat berbuat baik. Beruntunglah....

"Sebaik - baiknya manusia adalah yg bermanfaat untuk orang lain, kemudia sebaik-baiknya manusia yg banyak mengingat kebaikan orang lain."
 

Fajar yg keren itu...

Surat dunia...

Sebenarnya bingung saat membaca notes dalam capture fotonya #pengakuan
Tapi pada akhirnya, romantis juga maknanya.
Terima kasih atas pertemuan dengan foto itu, semakin mengerti hadirnya kekasih hati yg sebenarnya.

Untuk fajar dan kisah seruan ibadah subuh. Ibadah yg sangat Allah ringankan rakaatnya. Cukup 2 rakaat untuk ditegakkan. Tapi memang subhanallah tantanganya luar biasa. Dua saja masih membuat kita terbebani apalagi 100 rakaat. Mungkin sudah banyak yg meninggalkan. Astagfirullah jauhkan kami dari hal yg seperti itu.
Fajar, sungguh bahagia saat bisa menikmati bersama. Terbangun dari lelapnya tidur dan segerakan menyudahi mimpi. Mengais air wudhu, membasuh wajah dan terasa sensasinya hingga ke hati. Lalu beriringan menyiapkan alat shalat kemudian menggelar dua sajadah. Yaa dua. Satu untuk pak imam dan yg satu untuk bu makmum. Subhanallah...  edisi fajar yg satu ini pastilah impian bagi semua perempuan. Menjalankan ibadah bersama sampai menyandarkan doa doa yg sama. Hingga ujung kerlingan mata berair, meminta kebaikan dunia dan akhirat. Satu hal yg membuat perempuan makin semangat menginginkannya yaitu mencium punggung suaminya untuk mengawali hari yang indah. Lalu perlahan matahari menaik di langit. Dan pagi, datang menyambut kita berdua.

"Wahai Allah pemilik waktu, semoga kelak imamku adalah beliau yg terus mengajakku berjamaah bersamanya dalam shalat sampai aku tidak bisa berjamaah lagi (read : meninggal dunia) "

Seraya perempuan seantero dunia : aammiin....

:D

Jadi teringat seseorang

Surat dunia

Blog ini sengaja aku tulis khusus karena aku sudah lama mengenalnya.

Untuk view menara yg aku temukan fotonya di akun pribadi, ini mengajakku untuk teringat akan seseorang.

Assalamu'alaikum wahai pengusaha muda?

Ya sudah pantas kau aku sebut pengusaha muda. Sudah banyak karya hebat yang kau berikan untuk orang banyak. Bukan hanya materi yg kau persembahkan tapi dukungan dan kepercayaanmu yg kuat untuk bisa hidup bermanfaat untuk orang lain. Kau tumbuh menjadi pribadi yang membanggakan kedua orang tuamu. Menjadi pribadi yang hangat dan penuh keramah tamahan kepada siapa saja. Sudah banyak manusia yg bangga pada dirimu. Kau harus mengakui itu. Mungkin yang kau lakukan adalah yg kau bisa lakukan tapi bagi mereka kau sudah lakukan hal yg luar biasa.

Waktu sore itu, aku ingat yg kau katakan : "Alhamdulillah dapat satu saudara lagi," kenapa aku suka saat kau ucapkan itu? Karena kau hargai setiap pertemuan. Kau menghargai setiap orang yg kau kenal dan ada di hadapanmu.

Waktu sore itu juga, kau cerita banyak hal tentang BAHAGIA. "Bahagia itu sederhana, saat aku bisa berkumpul dengan keluarga." Yaa kau sangat sayang kedua orang tuamu. Kau bawa mereka di setiap langkah hidupmu. Kau bawa keridhoan mereka berjalan bersamamu. 

Malam itu, kau cerita lagi tentang sosok yg teramat sangat kau banggakan. Ibu dan ayah. Bahkan sudah kau rancang sebuah mimpi besar bersama mereka. Seperti yang aku katakan sebelumnya, kau ingin membawa mereka bersama kesuksesanmu. Aammiinn... aku berdoa untuk kebersamaanmu dengan kedua orang tuamu.

Kau selalu tunjukan energi positif dalam dirimu. Prasangka baik yg selalu kau katakan padaku dalam menghadapi yg buruk sekalipun membuatku juga ikut dalam aliran yg sama. Mempositifkan keadaan dan tidak hanya terdiam.

Kau selalu tunjukan ceria dan kesantaian dalam menghadapi  kesulitan sekalipun. Dan mungkin itulah hal yg membuat orang lain ingin bersahabat denganmu.

Pengusaha muda, tidak masalah kan dengan panggilanku itu? ini doa yg sedang bertahap terkabul. 

Coba kita perhatikan menara itu. Tinggi, kuat, kokoh dan lurus, dan menunjuk langit.

Aku suka saat kau selalu mengandaikan suatu hal untuk menyampaikan maksudnya. Seperti permainan  berandai - andai kita. Seperti filsuf muda saja :D

"Menara itu aku ibaratkan satu mimpi besarmu. Kau bangun itu dari dasar tanah hingga menancap dalam pondasi yg kuat."

Kau perjelas, perhitungkan, dan    kuatkan niat mimpi itu hingga ke dasar.

"Mimpi yg tersusun dari kotak batu bata yg banyak dan teratur"

Bata itu kepercayaan. Kepercayaan yg walau sedikit demi sedikit lalu kau susun hingga mampu menjulang tinggi

"Menara yg kuat dan kokoh"

Kau fokus pada kekuatanmu dan kekuatan mimpimu

"Menara itu menunjuk langit"

Inilah bukti dari mimpi besarmu. Bahwa manusia yg diciptakan dengan bentuk yg sebaik baiknya bisa luar biasa kemampuannya. Dan mimpi yg bisa menyentuh hingga langit, mimpi boleh saja tinggi bahkan kalau bisa menembus arsyi Allah. Maksudku bukan untuk sombong atau melawan Allah tapi untuk bisa mendulang keberkahan dari Allah.

"Semoga setiap kau lihat menara ini kau semakin yakin bahwa kau dan mimpimu itu luar biasa. Biarlah kau jalankan setitik demi setitik toh tetesan air yg jatuh ke atas batu dapat melapukkan batu itu juga. Semoga titik usaha bisa melapukkan kegagalan. Ammiin"

Salam pengusaha sukses

Eka Nurwati-



Selasa, 18 Februari 2014

Ini milik-Mu

Surat untuk Allah...

Semua yang aku miliki...

Baik yg terlihat...

Baik itu yg tersembunyi jauh dariku...

Itu milik-Mu,

Bahkan ketakutan ini juga....

Akulah sang peminta yg paling sering. Aku minta semua hal yg aku butuhkan. Aku minta semua hal yg aku inginkan. Satu persatu terucap tak jeda untuk-Mu. Akulah sang peminta yg tak kenal waktu. Tiap saat aku berharap apa yg aku ajukan pada-Mu kelak akan jadi kenyataan. Akulah sang peminta yang banyak. Yang tak puas dengan kecukupan dan masih berharap bisa diberikan lebih melimpah ruah dari bumi dan seisinya.

Akulah peminta yg paling ulung. Paling rajin menyodorkan daftar permohonanku pada-Mu. Akulah peminta yg paling pasrah... kepasrahanku yg sadar bahwa sungguh aku benar benar peminta yg paling lemah.

Untunglah Kau pemberi yg paling senang untuk diminta. Beruntungnya aku bahwa Kau pemberi yg paling dermawan. Yang paling tepat waktu dan yang paling dipercaya olehku.

Semua yg aku miliki.... Kaulah maha pemberinya. Apa yg terlihat dalam lensa mata bahkan apa yg hanya bisa terasa oleh hati, sungguh itu pemberiaanMu.

Saat aku bisa dapatkan yg aku inginkan aku tersenyum bangga karenanya. Saat semua kebutuhanku terpenuhi, aku lega karenanya. Saat hidupku penuh kemudahan jalannya aku jaya karenanya. Karena semuanyaa mampu aku genggam erat. Tapi.... sadar.... sadar.... bahwa ketakutan itu kian mengintai saat aku miliki semua yg ingin aku miliki.

Kehilangan.... satu kata yg terdengar buatku ingin selalu menjaga sebisaku apa yg telah aku dapatkan.

Ketakutan akan kehilangan, karena yg hilang tentu akan pergi dari hidup kita. Ya Rabb.... apa jadinya kehilangan datang padaku? Kala semua yg Kau berikan dulu, lalu pergi, hilang dan tiada. Siapkah kita melepas hal yg nikmat? Siapkah kita melepas kebahagiaan memiliki suatu hal? Siapkah ada yg hilang entah itu nyata atau tidak dari hidup kita? 

Aku mendengar bisikan dalam hati. Saat bulir air mata kerelaan dan kepasrahan mengalir.

"Semua yg kau miliki dari-Nya"

Iyaaa aku paham semua adalah dari-Nya untukku. Tapi... 

"Dia yg memberi dan pemilik sejati"

Iyaa aku paham Dia maha pemilik dan pemberi. Tapi....

"Seharusnya hilanglah khawatir karena kau tak miliki apa-apa"

Yaa...Kau benar, seharusnya aku tak perlu menggila dalam memiliki suatu hal atau bahkan ketakutan kehilangan itu. Karena Kau yg punya. Kau yg berhak. Kau yg kelola. Tapi tahukah Kau kenapa aku takut? 

Aku takut menyadari kelemahanku. Saat aku memiliki atas pemberian-Mu sangatlah bahagia tapi saat Kau tarik itu dariku, aku sangat lemah. Aku akan terus meminta Kau beri lagi beri lagi beri lagi tapi...  inilah ketakutanku, aku belum seutuhnya bisa memiliki apa yg ingin aku miliki hingga Kau ambil itu. Yaa aku tahu Kau akan menggantinya dengan yg lebih baik. Dan Kau akan menggantinya dengan yg lebih baik. Tegas janji-Mu. Wahai maha yg selalu menitipkan kepercayaan padaku,

Jagalah hati ini dari bolak-baliknya prasangka. Jagalah hati ini dari ketidakterimaan, jagalah hati ini dari ketidaksyukuran, jagalah hati ini dari segala macam takut, kehilangan dan kerapuhan. Tetapkanlah hatiku di tempat yg tepat. Aammiin...

Musnah ragu, datanglah pasti

Surat dunia.

Bbku berbunyi. Satu pesan diterima. Aku baca nama kontaknya. Sepupuku. Malam itu edisi cerita hikayat dimulai. Maksudku edisi curhat.

"Gimana rasanya saat mantan kamu menjanjikan akan kembali lagi asal kamu belajar menjadi lebih baik tapi setelah ditunggu dia ga peduli dan cuek lagi ke kamu?" Bb darinya.

Aku tersenyum dan jemari ini langsung membalasnya. Aku ragu untuk berfikir teoritis untuk berasa paling bijak dan berlaku paling tau banyak tentang hukum mantan di dunia ini. Hmm aku hanya jawab seperti ini ;

"Sayang..... mau nunggu sampai kapan lagi? Sampai kamu sudah mati digantungin. Ingetloh.... lebih baik itu bukan dengan cara meninggalkan. Manusia itu belum tentu bisa dipegang janjinya. Bisa ingkar dan parahnya lupa."

Lalu sepupuku bertanya lagi, "kalau dia telp dan tanya kabarku gimana?"

Aku jawab sederhana, "bilang aja kamu baik-baik sebelum dan sesudah kamu janji."

Sepupuku membalas, "tapi ga bisa cuek sama dia kak,"

Yes.... i know. Jawabanku teoritis banget. Tapi benarkah janji akan ditepati? Aku tahu rasa sayang manusia ke manusia lain kadang melebihi dari rasa sayangnya sama penciptanya.  tapi tetap saja sayang itu masih setitik tinta dihadapan Allah. Lalu apakah dengan datang lalu pergi yg sengaja dengan alasan agar belajar lebih baik perlu dipercayai? Haduh.... itu urusan rumit buat si pembuar janji deh. Tanggung jawab dia buat jadi orang sejati yg udah keren banget berjanji.

Ukhti....warna putih dalam ruangan gelap masih terpancar biasnya daripada warna gelap dalam ruangan gelap. Disini sebagai perempuan yg sama sama belajar harus bisa jeli mana yg jelas mana yg gelap. Inget loh.... hati hanya satu. Kalau dikasih ketidakjelasan terus nanti milik siapa ya? Kan enak yaa kalau pemilik hati yg jelas namanya, jelas agamanya, jelas statusnya hubungannya sampai kematian, jelas keluarganya, jelas ucapan akadnnya dan pokoknya serba jelas kalau dijalani berdua bersama. 

Ukhti itu cantik loh. Jadi cukup duduk manis aja yaa sambil sayang sama Allah, keluarga dan semua org yg sayang ukhti. Kalau buat yg tertentu, itu lagi on the way. Hidup kejelasan !! Hahaha

3 kata terindah

Surat dunia....

3 kata itu memang indah. Artinya pun sangatlah indah. I love you, aku cinta kamu....
Inilah hebatnya sebuah kata yg terucap. Karena setiap kata itu rasa. Dan 3 kata itu juga menyirat sejuta rasa paling membahagiakan bagi yg mampu memilikinya.
Yaa... yang mampu memilikinya. Maksudku memiliki seutuhnya. Tidak sampai 3 detik kata itu terdengar tapi sangat lama untuk bisa benar-benar membuktikannya. Inilah yg kukatakan memiliki seutuhnya. Jika 3 kata ini mampu kita persembahkan pada orang yg tepat maka sangatlah mahal dan berharganya. Dan 3 kata ini menjadi janji yg akan bahkan harus ditepati setiap saat. Yaaa seperti yg ku bilang tadi, kata ini harus untuk orang yg tepat. Ingatlah saat 3 kata ini menjadi kesungguhan yg benar adanya sama di hatimu tentu inilah 3 kata yg luar biasa jujur apa adanya. Maka berbahagialah saat 3 kata itu mampu dimiliki, diberikan dan dibuktikan setiap saat. Dan 3 kata yg menjadi keyakinanmu untuk memilihnya selamanya, untuk menyayanginya selamanya dan untuk berbagi hidup selamanya. Sungguh.... 3 kata yg buatmu jadi seorang yg lebih baik dan lebih baik lagi.
"Tentu 3 kata itu tidak mungkin hadir jika Allah tidak meyakinkanmu untuk mengatakannya pada orang yg Allah juga yakin akan memberikan 3 kata yg sama maknanya saat kau juga memaknai "i love you" "

Aku bisa hidup dimanapun

Surat dunia....

Seraya alam menyiapkan kisahnya dalam balutan sore yg menyenangkan.
Setangkai daun menari diterpa angin lalu bergelayut terbawa suasana sore.
Kali ini aku kisahkan singkong dan keberhasilannya.

Singkong.... aku suka mendengar nama itu. Karena dulu ketika ku kecil daunnya menemaniku bermain. Teringat masa belasan tahun yg lalu, saat aku berandai andai mempunyai kalung emas sungguhan lalu tangkai daun singkonglah yang jadi penggantinya. Tangkai yg bisa dirangkai jadi kalung masa kanak kanakku yg menyenangkan bersama teman lainnya. Lalu 5 jari daunnya yg bisa digunakan untuk bermain kipas kipasan sekaligus mahkota untuk kepala. Sungguh masa dimana sederhana dan alam menjadi satu. Singkong... nama yg kerap ku dengar dan mengingatkan aku pada satu masa yg lalu. Malam itu. Almarhum nenekku tengah duduk di teras rumah menikmati malam yg sepi. Aku datangi beliau dan duduk dipangkuannya, "malam seperti ini enaknya makan apa ya nek?"
Nenek tersenyum lalu berkata,"mintalah kakekmu bakar singkong. Itu nikmat sekali rasanya."
Memang benar adanya. Singkong bakar. Nikmat. Dan kenangan itu yg membuatku semakin rindu. Rindu nenek yg suka sekali dengan singkong. Dan kakek juga yg lebih memilih merebus singkong di hari raya ketibang nikmati nastar yg lezat. Singkong.... lengkap sudah semua hal yg buatku rindu, dan satu hal yg aku ingat tentangmu, sebuah pelajaran yg berharga. Sore itu, seorang wanita paruh baya berkata padaku tentangmu...
"Hiduplah seperti singkong, dimanapun dia ditancapkan, walau kritis sekalipun tetap hidup dan menghidupkan orang banyak"
Aku tertegun meresapi setiap kata yg kudengar. Haruslah seperti itu. Saat kita berada dalam keadaan apapun masih bisa hidup bahkan bertahan untuk hidup bahkan kalau bisa memberi kehidupan bagi yang lain. Sungguh... sempurna semua kebesaran Allah. Dialah maha penyampai firman yg paling mengena dan mendalam dalam hati. Subhanallah....

Jumat, 14 Februari 2014

Apa kabar bidadari surga?

Surat dunia....

Apa kabar pemilik cinta Rabbku?

Dalam jiwa yg masih setia berdiri dan melangkah pasti di bumi ini dengan hati-hati. Kehati-hatian yg membenteng untuk tetap bersandar dalam pundak yg tepat. Bukan pundak seorang lelaki arab, bukan pula pundak seorang pria kaya tapi dalam sandaran perlindungan Rabbku padamu. Wahai pemilik kerlingan mata yg selalu terjaga. Yg bola matanya hanya tertuju pada firman Rabbku yg tersebar meruah di bumi. Yg kedipan matanya mengibas kesesatan penglihatan untuk segera dihindari dan dipalingkan. Wahai pemilik bulir air mata yg mengalir di ujung sajadah panjang. Yg semakin jatuh ke permukaan saat sujudmu di tengah malam. Bulir yg kian berharga saat meminta kebaikan Rabbku untuk keselamatan dan kebahagiaan orang yang engkau sayangi. Ujung jari yg meminta belas nikmat dan berkah yg tak pernah tuntas terucap sebagai doa sehabis shalat. Wahai pemilik nafas yg tenang berhembus. Yg hembusannya semakin bermakna karena kau gunakan hidupmu untuk menolong dan menolong orang yang membutuhkanmu. Yang setiap nafas kau berikan untuk memberi kesederhanaan yg kau mampu berikan. Wahai pemilik aliran darah yg semakin mengalir cepat. Saat kau gunakan hidupmu untuk menggelisahkan dan memikirkan nasib orang yg kesulitan dan butuh bantuanmu. Engkau cukupkan waktu dan tenagamu dalam kebaikan. Wahai pemilik senyum yg tak pernah bertopeng. Senyum yg kau lengkungkan sebagai bahasa syukurmu atas kenikmatan yg hadir. Senyum yg kau berikan sebagai rasa syukurmu menghargai orang lain dan senyum yg menjadi simbol sederhana perilaku karimahmu dan juga ibadahmu kepada umat Rabbku lainnya. Wahai pemilik lisan yg berkata kebaikan. Sungguh setiap kata yg terucap adalah renungan, kesejukan dan kebahagiaan yg mendengar. Tak payah bersusah susah membicarakan orang banyak karena kau  belum tentu yg baik di mata Rabbku. Wahai pemilik langkah berbekas pengingat dan kemanfaataan. Kemanapun kau pergi akan ada bunga yg kau tinggalkan sebagai caramu untuk bisa memaknai kehidupan yg bermanfaat. Wahai pemilik tangan yg tak pernah lelah meraih mimpi. Setinggi tanganmu meraih tak menyombongkan tanganmu untuk selalu menengadah. Meminta kebaikan dunia akhirat. Yang berdoa bukan hanya untuk dirinya tapi untuk seluruh yg ada di dunia. Wahai bidadari surga itu?

Apa kabar cinta Allah yg tengah sembunyi? Sembunyi dalam diam yg emas, dalam ibadah tulus ikhlas dan kepercayaan pada Rabbku pemilik alam luas.

Aku ingin menjadi sepertimu, bidadari...

Kamis, 13 Februari 2014

Seraya Rindu, Relungku kosong

Surat untuk Allah.....

Hati ini tak boleh retak. Harus utuh dan kuat.
Hati ini tak boleh luntur, harus tetap bersyukur.
Hati ini tak boleh pergi jauh, tetap tinggal dan bertahan.

Ya Rabb..... maha pemilik semua kesulitan, dan maha pemberi kemudahan juga. Setiap aku berusaha bernafas, aku rasakan sakit mendekap dadaku. Jantungku yg berdegup pun melemahkan kekuatanku sendiri. Apa yg tengah kau titipkan? Kemarin aku buka lembaran Surat di blog ku untuk Allah. "Sekeping hati yg tak boleh retak" dan itu membuatku malu untuk berkeluh kesah padaMu. Tapi untuk yg ini..... aku ingin bercerita saja.
Ya Rabb.... jika ini adalah tiket untuk menggugurkan dosaku, biarkanlah aku meraihnya dengan kekuatan dari Allah juga. Meski ku tahu masih banyak keluhanku kepadaMu. Aku tengah bimbang hadapi keadaanku. Mulai dari lemahnya fisikku hingga hatiku yg tengah kosong juga. Aku pernah hadapi keadaan dimana ketakutan akan kematian semakin mendekap. Itu yg buatku semakin yakin Allah sayang denganku. Lalu aku hadapi dimana tubuh ini jatuh dan tergeletak lemas tapi tetap Allah tengah mendekapku lagi. Aku hadapi setiap nafas yg serasa tak sesegar dulu ketika masuk ke paru-paru ku, aku yakin inilah sayang Allah padaku. Ya Rabb.... maha pemeluk diri ini, aku pernah hadapi kehilangan sadar hingga sakitnya menguasai otak dan kepalaku, aku yakin Allah sayang sekali denganku. Dan sakit yg menjalar di tulang belakangku, aku yakin Allah semakin cinta padaku.
Ya Allah..... hatiku takut salah prasangka. Apa yg sedang ku hadapi saat ini pasti ini sayangnya Allah untukku. Ya Allah.... datanglah terus dalam hatiku. Jauhkan dari kekufuran nikmat walau dalam keadaan sakit. Ya Allah..... hiduplah terus di hatiku agar aku selalu disayang walau dalam sakit sekalipun.
Maaf jika ini memaksa. Tapi aku cuma mau Allah jadi satu satunya tempat cahaya mata ini kembali, nafas ini terhenti, gerak ini mati, dan hidup ini berujung.
Tetaplah jadi maha menemani yg paling setia. Mengucurkan rindu yg mendalam tak pernah aku tinggalkan dan selalu aku sebut dalam keadaan apapun.
Biarlah relung ini jadi milikmu, ya Rabb....

Senin, 10 Februari 2014

Aku sabar meski emosi

Surat inspirasi....

Ya Rabb.... hati yg putih adalah hati yg tak diisi dengan tinta kotor yg jatuh ke permukaannya. Hati yg bersih adalah hati yg dirawat oleh pemiliknya. Hati yg putih dan bersih pasti Allah ada di dalam hatinya. Seandainya hatiku bisa seputih dan sebersih itu aku akan sangat bahagia jika benar Allah hidup di hati ini. Namun... manusia sepertiku belum bisa menjadi cinta sejati Allah. Aku sadar dengan gunungan dosa yg mungkin sudah menembus langit. Tapi aku selalu berharap menjadikan Allah cinta sejati. Satu cinta yg abadi. Meresap mendalam dan tinggal.

Sore itu, aku sedang berkumpul bersama anak kecil di kampungku. Aku lakukan kegiatan saung belajar untuk mereka setiap hari minggu sore. Aku ajak mereka belajar bersama yang mudah-mudahan bisa berguna untuk sekolah mereka. Sore itu ada satu muridku yg sangat dihindari oleh teman lainnya. Namanya eca. Setiap aku kelompokan eca dengan yg lain selalu saja ada protes. Katanya eca itu nakal dan suka buat anak anak menangis. Aku pandangi eca dan memang benar adanya. Tapi itu kan tingkah anak kecil. Kataku dalam hati. Memang diantara semua anak hanya eca yg teramat cerewet tapi itu mungkin memang sifatnya. Akhirnya aku kelompokan eca dengan hada. Awalnya semua ok. Hingga ada satu teriakan yg buat kacau,"mbaa eca tuh ganggu hada terus," lapor hada.
"Atuh teh echa ga ada buku," bela eca.
"Kan teteh udah bilang berdua sama hada," perintahku.
"Hada dinakalin terus teh, digangguin. Kan habis hada baru eca yg ngerjain," kata hada.
"Eca paham?" Tanyaku.
Hada pergi menjauh dari eca dan aku. Hada kesal dan sebal tampaknya.
"Eca ga ada bukunya teh," kata eca.

Aku pandangi hada yg berhenti menulis dan sejenak berfikir. Kemudian tangannya merobek bagian tengah halaman bukunya dan memberikannya ke eca. "Nih ca," katanya yg tersenyum.

Eca mengambilnya.

Engkau tahu kenapa ini membuatku bangga dan kumasukan dalam blog? Ini soal gimana hati agar tetap putih. Hada yg sebal dengan eca tapi tetap berbagi lembaran kertas untuk eca. Inilah hati yg harus kalah oleh amarah. Dan biarkan putihnya memancar keluar. Aku saja tersenyum bangga. Aku rasakan damai dalam hatiku. Walau aku yakin, aku masih belum sehebat hati hada.

Manusia memang harus berlimpah dengan rasa memaafkan karena hanya itu yg buat pertengkara sirna. Belajar dari yg kecil itu berharga. Putihkan hati maafkan khilaf jalani hati dengan kehati-hatian.

Based on story : eka hada dan eca

Titik kritis

Surat untuk Allah

Hari pertama di sembilan belas tahun. Malam itu aku lebih banyak terdiam. Merasakan sakit yg melilit dalam tubuhku. Aku coba tahan dan bendung semua sakit itu, tapi aku tak bisa. Malam itu seperti malam yg pekat untukku. Aku rasakan tubuhku semakin melemah dan lemah. Yg kurasakan separuh sadarku sedang meninggalkan jasad ini. Aku merasakan jalan nafasku terhalangi, kembang kempis dadaku yg semakin cepat. Sesak. Seperti terhimpit banyak beban yg menekan dadaku. Aku berusaha mencari celah udara untuk bernafas tapi sesak semakin bersarang dalam dada ini. Aku rasakan mual yg begitu menyiksa. Ingin aku tumpahkan segala isi perutku dalam muntah tapi aku tidak bisa. Aku sangat kesulitan mengendalikan sakit ini. Nafas yg kian lama kian mahal aku rasakan. Dan lambungku yg menolak untuk menerima makanan. Astaghfirullah....
Aku menangis dalam kesakitan. Aku jatuh dalam titik ketidaksanggupanku menahan semuanya.
Dalam pendengaranku, aku dengar suara khawatir mama dan papa di dekatku. Lalu semua suara itu memelan.
Aku rasakan tubuh ini sedang dalam perjalanan yg sangat dingin. Kakiku menggigil. Hawa dingin menyusup ke tubuhku. Aku tersadar dalam sebuah ruangan sempit yg dinding langitnya begitu putih. Aku lihat ada dua org perawat yg menyuntikan entah obat apa di punggung tanganku. Lalu aku hanya terpejam merasakan ada suntikan menembus kulitku.
Aku menangis....dalam kesulitanku aku rasakan ada titik dimana aku bisa kuat. Walau nafas semakin tipis dan aku harus berusaha memuntahkan makanan dalam lambungku, aku rasakan ada bulir air mata yg jatuh dan menghangat di pipi.
Aku sebut satu nama yg buatku yakin aku akan baik baik saja. Nama itu aku sebut dalam linangan tangis ketakutan. Aku hanya takut tiba saatnya saja. Engkau pasti paham, kematian. Beberapa menit setelah suntikan, aku rasakan tubuhku menggigil. Ujung kakiku dingin. Menjalar perlahan naik ke atas hingga tepat seluruh tubuhku menggigil. Aku rasakan gigiku sudah berbunyi merespon hawa dingin. Bibir ku gigit untuk ku bisa bertahan.
Aku takut.... mataku semakin berlinang. Aku pernah membaca buku tentang kematian. Dan dimulai dengan kebekuan nan dingin lalu siap hilang nyawa dalam jasad. Aku takut.... itulah saatnya aku bertemu Rabb ku.
Aku sebut nama itu, Ya Rabb.....aku sebut dalam nafas yg tersendat. Aku sebut dalam lemahku. Inilah titik kritis yg bisa saja benar, aku menghadapi sakaratul maut. Hingga suntikan kedua menusuk kelenjar kulitku. Aku hilang kesadaran.
Aku terbangun dalam pagi buta dengan keadaan terbaring di atas kasur inap. Aku rasakan tanganku masih bisa digerakan walau sudah tertancap selang infus. Aku rasakan kakiku bisa bergerak. Mataku berkedip. Wahhh.... aku masih disayang Rabbku. Subhanallah..... apapun yg terjadj, Allah sayang sama diri ini. Semoga ini menjadi hadiahku, kesempatan penggugur dosa.

Sabtu, 08 Februari 2014

The names is Salsa

Surat dunia.....

Kesadaran memelukku. Hari ini aku teringat satu pertemuan di saat siang. Saat aku berada sendirian, ada satu senyum yg mengetuk kaca di hadapanku. Sosoknya yg mungil, melambaikan tangan padaku. Aku dekati dia dan kubukakan pintu untuknya. "Hallo sayang kamu mau masuk?" Kataku.
Engkau masuk dengan riangnya ke dalam ruangan dan menatap seluruh sudut ruangan.
"Gini mba saya mau tanya, bisa ga ya anak saya home schooling," kata seorang ibu yg khawatir.
"Maaf bunda, disini ga bisa," kataku.
Ibu itu tampak kecewa dan menatap lekat anaknya.
"Jadi gini mbaa.... anak saya ga bisa diterima di sekolah normal," katanya.
Aku kembali menatap sosok cilik yg sangat antusias berlarian di dalam ruangan.
Ada satu tanya yg tersimpan saat aku tatap fisik si cilik itu.
"Anak saya ada kelainan, setengah tubuhnya mati dan tidak bisa bergerak normal. Coba perhatikan matanya, disana bisa mba lihat ketidaknormalannya, katanya yg nadanya menjaga perasaan putrinya. Aku menatapnya lekat. Aku lihat tangan kananya terlipat dan tidak bisa digunakan.
"Ya Rabb..... saya tidak tahu bunda," kagetku.
Sungguh..... aku tidak bisa berkata banyak saat ada seorang ibu yg begitu kuatnya mengatakan anaknya sedikit berbeda. Dan si cilik ini tersenyum menunjukan barisan giginya, "iya aku gitu," katanya senang.
Bagaimana bisa sebuah ketidaksempurnaan tubuh masih dibalas dengan senyum  bahkan dengan sebuah pengakuan. Aku tergetar menatap cahaya wajahnya yg kian memancar karena tersenyum.
Subhanallah.....
"Kamu kelas berapa salsa?" Tanyaku riang.
"Kelas 2" jawabnya.
"Ohh bukan kelas 2,5 ya?" Ledekku padanya.
"Engga ada" katanya sambil tertawa.
Salsa yang manis...... ada satu perasaan haru yg aku selipkan saat kenal kamu cantik. Aku hanya malu pada diriku yg punya segala hal yg lengkap tapi aku masih merasa tak senang. Tawamu yg buatku sangat semangat lagi..... memang di dunia ini semuanya bukan atas nama kita dalam kepemilikan. Jasad yg terbatas juga bukan milik kita. Semua hal yg menyenangkan hingga jatuh cinta mendalam, semuanya bukan milik kita. Kita hanya dititipkan. Bersenang rialah saat titipan itu masih diberikan karena jika dicabut habislah kesempatan yg ada. Salsa..... hari yg menyenangkan ini aku ingin merenung, bersyukur dan belajar darimu, bahwa kamu saja bisa menerima takdir Allah. Aku juga harus bersyukur jalani takdirku. Love you salsa

Perjalanan 19

Surat dunia....

Lengkap sudah 10 perjalanan yg terekam untuk menuju 19 tahun. Setiap waktu yg terlewat akan menjadi ingatan dan pelajaran yg berharga. Aku yg kini genap 19 tahun belum bisa menjadi apa apa. I am so ordinary....
Apa yg aku banggakan belumlah cukup untuk bisa membuatku hebat sekalipun. Aku yg genap 19 tahun, sedang dididik Allah untuk memaknai setiap pertemuan dengan siapa saja. Bertemu mereka yg inspiratif membuatku semakin kaya dalam pengalaman.
Sore itu, Gahtan.... murid yg paling aktif datang untuk les. Aku yg terpogoh pogoh baru tiba di lokasi disambut teriakan yg riang, "Miss Eka," teriak gahtan yg langsung memelukku. Ya Rabb.... hilang sudah semua lelah menemaninya belajar, naik turun tangga, dikunci di luaf ruangan. Semua sirna lewat pelukan. "Abang belajar sama miss Eka," pintanya.
Entah sudah jadi apa aku bagimu gahtan, aku tersenyum haru saat kau cium pipiku dengan sayang. Semua keluh kesahku terlontar jauh sudah. Aku hanya seorang yg sedang belajar bermain bersamamu gahtan. Aku temanmu....
Pertemuan yg mendebarkan adalah saat aku diuji mentalnya untuk menghadapi Doktor UI dalam training kemitraan. Aku mahasiswi yang insyaallah kelar sarjana menghadapi S3 dengan modal baca buku yg tidak terlalu sering. Inilah cara Allah mempertemukan ilmu dengan hamba sepertiku.
Direktur marketing PT Nestle, direktur PT. Yg produksi tespek, bupati di papua, manager outlet resto ternama, PNS bappenas dan pertanahan, TNI, dan semua orang tua yg inspiratif yg pernah aku temui. Inilah cara belajar untuk bisa memandang dunia lebih jelas lagi.....
Ya Allah.... terima kasih atas orang orang yg kau perkenalkan denganku. Terima kasih atas datang dan perginya orf tersayang (kelak) dari sisiku. Terima kasih atas doa dan harapan tengah malam yg kamu ucapkan, semoga hati tetap istiqamah dan semakin bulat kuat bertekad. Aku berusaha untuk naik level kesabaran dan ketekunan.

Sebuah sekolah (bukan mimpi)

Surat untuk Allah....

Ya Rabb.... aku percaya pada kebaikan Allah untukku. Aku percaya akan keberkahan dari Allah untukku.
Lewat sebuah keinginan yg semakin menguat dan semakin menjemput pintu kenyataan.
Dan Allah pasti sangat paham, rencanaku di masa depan.
Allah pasti ingat tentang sekolah internasional untuk anak yg kurang beruntung. Yaa... keinginan yg buatku selalu semangat untuk berbagi dengan mereka. Walau ada orang yg menganggap itu terlalu berlebihan dalam bermimpi tapi di bumi ini masih terjadi yang namanya ketidakmungkinan sekalipun. Ya Rabb.... maha paling kaya semesta raya, limpahkanlah selalu diri ini keberkahan rezeki untuk terus bisa berbagi bersama mereka.
Sehatkanlah jasad ini untuk tetap bisa berkumpul dan bercanda bersama mereka.
Perbanyaklah pemahaman dan pengetahuan agar aku bisa memberikan ilmu yg mudah mudahan membantu mereka. Ya Rabb.... maha agung seagung agungnya, mimpiku adalah milik Allah. Semua jalan yang tersedia untuk menuju ke mimpi itu adalah jalan yg luar biasa mendidikku. Aku hanya ingin mengenalkan dunia pada mereka yg kurang beruntung. Aku mau mereka bisa menatap sangat jauh di depan pandangan mata mereka. Dan sungguh Allah maha memperlancar urusan kebaikan. Engkau dengar doaku akan semua ini, lewat sedekah ilmu aku belajar sebelum bisa menyediakan sekolah internasional. Tak banyak yg bisa aku berikan tapi banyak yg selalu aku sandarkan untuk Allah. Semua mimpi pendidikan dan semua hal yg mampu aku lakukan aku serahkan pada Allah. Sekolah internasional (SI) sedekah ilmu (SI). Aammiin...

Jumat, 07 Februari 2014

I wanna be saman (ers)

Surat dunia

Dunia tari. Rasanya seperti kecemplung di dalamnya. Sudah kecemplung menetap di dasar. Sudah di dasar menikmati dasarannya. Ini debut yg paling tak terfikirkan. Awalnya hanya kagum dengan tarian dan kekompakannya lalu berlanjut dalam kelas saman dan alhasil inilah alasan dari sekian ribu alasan selalu semangat di hari senin karena setelah sekolah ada kelas saman.
Setiap barisan menunjukan kelurusan hati para penarinya.
Setiap rapat... menunjukan kebersamaan yg lekat.
setiap gerakan adalah kesatuan tekad yg kuat dalam waktu cepat. Dan dari saman saya belajar bahwa bersama itu seragam dan seragam itu menyatukan. Bersama, berdekatan, seragam. Kita harus seperti itu

Stars like a dream

Surat dunia....

Manusia ga mungkin ga punya mimpi. Karena kita hidup maka kita akan bermimpi. Mimpi bukan hanya bunga tidur dan habis di kala pagi tapi mimpi adalah bunga kenyataan yg akan ada tanpa ada batasan periode.
Mimpi itu gratis lho... bayarnya pas usaha. Karena yg berusaha adalah mereka yg yakin sekali dengan mimpinya. Kalau diibaratkan lagi, mimpi itu seperti bumi yg merindukan hujan. Kita sebagai bumi yg ditempa dengan semangatnya cahaya matahari hingga tanah retak retak maka mimpi adalah hujan yg paling dirindukan. Yg setiap tetesnya akan jatuh sebagai air yg meresap dalam tanah. Begitulah mimpi yg jatuh dan meresap dalam diri kita. Dan bermimpi buat kita tak pernah merasa jatuh sekalipun karena saat kita mulai jatuh di keadaan kritis dan titik terendah, mimpi yg bangunkan kita buat terus up and up. Buatku pribadi, mimpi itu seperti bintang di langit banyak dan berkelip. Walau hanya bersinar pada malam hari tapi mimpi inilah yg buat kita tahu akan bersinar seperti apa keesokannya.
Shoot a dream and get your dream.

Love thing

Surat dunia....

Senja.... 5 huruf yg membuatku selalu terbayang ketika ada yg mengucapkannya. Tentang 3/4 hari yg telah berjalan dan meninggalkan bekas mendalam di atas bumi. Senja.... satu yg ku nanti untuk  menyambutnya lalu mengucapkan tasbih atas maha karya semesta yg sempurna. Senja.... perjalanan matahari yg akan pulang bersama milyaran kisah kehidupan di bumi yg mengetuk mata hati. Dan ditutup dalam balutan renda jingga yg tertumpah di daratan awan yg meluas. Menyampaikan salam pisah bagi matahari yg tenggelam ke barat.

Senja.... dengan semilir angin yg menerpa wajahku. Aku tetap terdiam dalam syukur tak ada habisnya. Dalam waktu yg berteman dengan goyangan ilalang dan aku, yg memejamkan mata menikmati jingga langit dan jingga biru langit hati yg tetap istiqamah.

Love act.

Surat dunia.
Aku sudah jatuh cinta berat dengan kata. Cinta yg berlabuh lewat sebuah film yg inspiratif "perahu kertas" dan berlanjut dalam kisah fiksi fiksi selanjutnya. Berharap bisa terus setia menulis dan melatih kesabaran dan emosi lewat tulisan.
Aku sudah jatuh cinta lewat tulisan. Tulisan yg telah tercurahkan di atas kertas hingga berlembar lembar menggunung untuk tersimpan. Setiap inspirasi jatuh pada hal yg sama. Pada tujuan yg sama namun tak pernah kehabisan untuk tetap menulis apa yg aku rasakan atau apa yg akan aku laksanakan ke depan atau apa yg orang rasakan dan mereka ceritakan padaku. Tulisan ini tidak hanya ingin berakhir dalam lembaran putih file diaryku  atau hanya jadi skenario fiksi yg buat aku kelebihan batas bangga untuk diri sendiri . Aku berharap kisah yg memang nyata atau kisah yg angan angan bisa terbaca dan bermanfaat untuk orang lain.
Karena sungguh.... sejak saat itu, aku mulai jatuh cinta. Lewat kata yg sederhana tapi makna yg teresap. Aku jatuh cinta pada tulisan.... pada kata yg seolah hidupkan imajinasi dan rangkaian nafas segar nan semangat dalam diri ini. Aku akui aku jatuh cinta....

Selasa, 04 Februari 2014

Kaptennya Eka

Surat dunia....

Dear Lutfi dan Andi.

Aku tahu kalau sayang itu ga sepenuhnya 100 % kalau hanya lewat tulisan. Sayang itu tindakan kan? Kalau kalian sudah hebat sayangnya sama mba eka. Tapi mba rasa sayangnya mba ke kalian belum sepenuhnya.
Setiap hari mba sedikit waktu di rumah. Hanya malam dan subuh itu pun kalau mba masih fit dan sehat. Bisa saja mba pulang habis dinas, capek dan langsung tidur.
Waktu benar benar mahal sekarang untuk bersama kalian. Kalian masih kecil perlu banyak pendampingan seorang kakak. Tapi bagaimana coba kalau kakaknya saja belum bisa hadir 100 % di waktu kalian. Untuk saat ini...
Sayangku lutfi.... aku rindu waktu dimana pagi kita bisa jalan jalan ke lapangan atau nonton kartun favorit kita. Lalu memandikanmu dan menyiapkan bajumu. Lalu menemanimu jajan ke warung atau bermain lego di rumah. Membaca buku cerita anak dan mewarnainya. Aku rindu saat sederhana itu. Tidur malam bersamamu dan terbangun karenamu juga. Setiap apa yg kau mau akan aku turuti dengan syarat "kiss to me". Itulah ciuman rindu yg ingin aku nikmati dari adikku tersayang.
Dear Andi....
Hmm.... kau sudah abg sekarang. Pernah satu malam kau cerita padaku tentang kesukaanmu di musik reage. Astaga ! Aku panik. Karena musik jenis apa itu ? Tanyaku. Lalu ku pantau setiap foto dan data terima di handphonenya untuk memastikan semua aman. Yaaa... aku hanya khawatir kau nakal saja karena kau sudah mengerti tentang apa yg kau sukai. Sayang.... belajar dewasa ya. Sayang sama lutfi. Setiap hari dengar celotehan kalian itu menyenangkan. Setiap hari menyambut kalian sebelum berangkat kerja itu hal yg tak lupa tertinggal. Dan menghadiahkan sesuatu untuk kalian, pelan pelan aku turuti.
Doakan mbakmu yaaa sayang. Mudah mudahan bisa sehat dan sayang terus sama kalian.
Kalau mba boleh cerita, dulu... ketika mbak TK, mbak ingin punya adik laki laki. Dan Andi, adik mbak yg mbak sayang. Lalu waktu SMP mbak dapat hadiah dari Allah yaitu lutfi jadi adik yg paling kecil. Sungguh hadirnya kalian adalah pengharapan yg terbalut kerinduan. Andai ada hal yg lebih bisa mbak berikan untuk kalian, mbak tidak kasih itu. Mbak kasih diri mbak untuk kalian.
Kita bertiga sepakat yaaa.... buat masa depan yg membahagiakan buat Ayah dan mama. Siap!

Senin, 03 Februari 2014

Ayah Sayang....

Surat Dunia...

Ayah,
Pagi itu kau sengaja memintaku duduk di sampingmu untuk bercerita akan satu hal yg sangat penting.
"Kamu sudah besar ka, sudah paham mana yg bermanfaat untukmu. Bapak tahu kamu ingin sekali menjadi guru. Tapi sadarlah guru memang penuh pengabdian. Untuk memenuhi kebutuhanmu belum tentu cukup jadi carilah hal positif yg bisa membantu keuanganmu."
Sungguh aku tercekat mendengar kata yg begitu menyadarkan kenyataan.
"Sekarang kamu menjalani apa yg kamu suka, tapi fikirkanlah ke depan. Kebutuhan, ekonomi dan segala hal yg melibatkan keuangan," lanjut ayah.

Ayah.... aku tahu aku masih muda. Masih perlu banyak belajar. Kau tahu, aku belajar banyak hal jika sedang duduk di sampingmu. Ketika aku pandangi dua bola matamu yg memancar keletihan itu sudah menjawab semua perjuanganmu untuk mama, upi, andi dan aku. Aku belajar untuk tidak hanya menjalani apa yg aku sukai tapi jalani apa yg menjadi tanggung jawab. Aku ingat malan itu, 3/4 malam sudah berjalan, engkau baru pulang dengan mengangkut sound system yg habis disewa. Kau tetap tersenyum menyambutku yg membuka pintu. Setelah itu kau tak berkata apa apa lagi. Keluh kesahpun tak ada.

Aku ingat lagi saat hujan turun, aku ingin hanya kau yg menjemputku. Kau datang untuk memenuhi cintamu padaku. Aku mengajakmu untuk berjalan jalan malam di tengah hujan tapi kau tetap turuti semua langkah kakiku pergi.

Aku ingat saat malam yg bertabur bintang dan segala sinar yg cerah sepanjang jalan. Dan kisah keuntungan pertama dari bisnis kecil kecilanku. Aku ingin berbagi bersamamu. Aku ajak kamu ke restoran yg cukup enak untuk kita nikmati berdua. Tapi apa tanggapanmu, "lain kali keuntungannya dipakai uang jajan adikmu saja, bapak udah kenyang dengan menu seperti ini," ucapnya. 

Ya Rabb... ayah, aku hanya ingin membahagiakanmu sebisaku. Kau sosok yg buatku bangga menjadi putrimu. Kebanggaanku semakin melekat saat kau ajarkan aku untuk bisa mandiri untuk pendidikanku. Ayah.... aku sayang ayah, aku ingin menjadi guru melanjutkan pengabdian ayah. Aku ingin bisa bertemu banyak orang dan belajar menjadi orang besar. Ayah... bila saatnya tiba, aku ingin mengajakmu bukan ke restoran, tapi ke tanah suci. Dekat dengan Allah. Aku rasa itu pantas untuk menjadi hadiah atas semua pengorbananmu untuk keluarga. 

Aku akan menjadi pribadi yg bisa menebar manfaat dan menampung berkah yg melimpah. 

Untuk kebijaksanaan, ketegasan, tanggung jawab serta disiplin dalam hidup ini. Bismillah... aku menjalankannya. 

Terima kasih, ayah tersayang....

Minggu, 02 Februari 2014

Terbaik yg pernah ku miliki

Surat dunia....
" Bu... sudah 19 tahun aja putrimu ini," kataku yg mengingatkan.

Hmmm.... boleh aku bicara
Mam...

Aku belum jadi putri yg terbaik, 

Ternurut, terajin, terkalem

Untukmu mam...

Tapi mama sudah jadi segalanya buatku.

Teman curhat, penasihat masalah yg bijak, idola paling panutan, perempuan yg paling dermawan uang jajan, konsultan fashion yg oke, koki yg handal, desain interior kamar yg keren dan teman shopping yg asik.

Mama.... segala kekuranganku tak pernah engkau keluhkan.

Tapi segala yg tak sempurna yg kudapat 

Aku selalu angkat bicara dan menuntut.

Mama.... aku memang belum bisa jadi apa-apa.

Aku hanya bisa mengukir senyum sebentar lalu menghilangkannya.

Dengan perkataan, sikap yg bisa saja menggores luka yg harusnya tak pantas tergores.

Mama... kadang aku belum paham isi hatimu.

Pernah aku dengar kau semalaman menangis lalu menyebut namaku.

Entahlah itu tangis haru atau tangis sedih...

Aku hanya ingin selalu bersamamu.

Menikmati masakanmu...

Perhatianmu

Ajakan shalat malammu

Kasih sayangmu

Cintamu yg merasuk di hari kehidupanku.

Super mom..  love you

 

Bayangan visioner

Surat duniaku..
Percayalah, Allah tidak akan pernah tidur dan mendengar doa setiap hamba. Mentari dc

Mengenal semangat kalian itu luar biasa. Selalu berusaha jadi yg terdepan dalam keadaan apapun. Selalu tidak perduli dengan cibiran orang yg mengolok kita yg penting kita tak mencibir mereka kembali. Selalu berusaha menolong walau situasi sedang terjepit sekalipun. Terima kasih.... atas semua kepercayaan yg kalian tumbuhkan untukku. Memang jalan tak selamanya lurus, kadang ada belokan tapi mudah mudahan tak jumpai jalan buntu. Dulu.... saat kita sudah memilih untuk melanjutkan hidup yg tidak seperti teman teman lainnya, langsung kuliah... kita berusaha sangat percaya pada diri kita. Kita mampu untuk jalani dan kuat di jalan kita. Dulu... saat semua berbicara tentang ptn dan semua hasilnya, kita hanya diam dan dalam hati berdoa. Kita tahu bahwa diri ini ingin merasakan kuliah layaknya teman teman semua tapi belum saatnya. Kita tekan ego kita untuk mendahulukan keluarga. So klasikal alasannya... tapi saat kita sendiri yg merasakan dan mempertimbangkan keadaan kita akan berkata hal ini cukup sulit untuk diterima. Untuk semua harapan dan mimpi bergelar sarjana, semoga kelak bisa terwujud dengan usaha sendiri. Semua tujuannya sama hanyaa jalannya yg berbeda. (Defianty)
Dimanapun kalian berada, semangat buat tetap bangkit jangan low yaa... terima kasih atas bayangan visioner yg selalu membanggakanku memilih jalan yg sekarang.