Surat dunia.
Sebutir mutiara jalanan
"Arti sebuah perpisahan adalah ketidakadanya pertemuan di antara kita. Tapi ini dunia, realita. Pasti ada peluang bertemu lagi. Percayalah..."
Ku lihat ringkuh tubuhnya yg berbalut debu jalanan. Membawa karung emas yg berharga untuk hari ini. Tebaklah... bertemu siapa aku sore ini? Satu kilau lagi dari jalanan. Mutiara. Dia... masih sama seperti dulu. Mengumpulkan barang bekas di jalanan. Ingin hati aku menyapa dan turun dari angkot. Tapi apa daya, angkotku melaju terus. Sayang... maafkan aku jika tak sepenuhnya aku menemani seperti dulu. Maafkan aku jika hadirku hanya sepintas mengenal kalian. Maafkan aku jika hadirku membuat luka dan kehilangan setelahnya. Ini pilihan yg mantap meski aku harus meninggalkan kalian, sedekah ilmu. Hidup ini tetap indah sayang. Percayalah... kalian masih punya semangat dan mental yg hebat. Tak takut untuk memungut yg terbuang sekalipun. Lihatlah mereka yg terhormat disana, mereka bukan hanya memungut tapi merebut hak jutaan orang. Parahnya lagi menghilangkan uang yg nominalnya buat kita mengelus dada, mereka masih tertawa seolah korupsi hanya makanan ringan. Naudzubillah untuk koruptor itu tapi tenanglah Allah mendidikmu lewat mental yg kuat dan terhormat. Pungutlah sekiranya itu sudah benar-benar dibuang dan susun harapanmu yg sederhana walau hanya lewat sampah. Ingat, yg penting halal toh. Yg penting berkah toh? Ya Rabb... bolehkah aku adopsi mereka. Bukan berarti aku merebut mereka dari orang tuanya tapi adopsi untuk hidup di asrama sekolahku. Ya... aku ingin menyisihkan otakku untuk bisa memikirkan lingkunganku. Karena bersama mereka, Mimpiku menjadi nyata. Ya Rabb.. izinkalah mereka jadi bagian dari sekolah masa depanku. Aammiin....
Jika kamu mencariku, ingatlah ini... kita akan bertemu di sekolah masa depan kita. Teruslah mutiara menjadi indah meski jauh di dasar dan dicintai banyak orang. Dan kita buat pertemuan kita menjadi kenangan yg terindah dari Allah
I miss them,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar