Senin, 09 Juni 2014

Kisah Nenek yg Ingin Membaca Qur'an

Surat dunia.

Kisah Nenek yg ingin bisa baca

"Nenek ingin bisa baca al-qur'an," pintanya sederhana.

Sore itu. Langit tampak mendung ingin menumpahkan rezeki langitnya. Setelah belajar bersama Dila, aku temani neneknya di teras. Beliau menikmati lalu lalang kendaraan yg lewat di depan rumahnya. Dengan kompetensi bahasa sunda yg seadanya, aku berkomunikasi dengan beliau. Sungguh di luar dugaan, beliau lebih aktif berkomunikasi. Percakapan berlangsung ramai lancar. Hhehee lalu lintas keles.. ramai lancar. Pokoknya aku mengajak nenek untuk bercerita tentang Pasirangin tempo dulu. Tentang pengajian majlis taklim dan angkatannya serta satu hal yg menjadi keinginan besar nenek,
"Nenek hoyong bisa maca, ajarkeun atuh," tukasnya polos.

"Nenek can bisa baca?" Kataku tambah polosnya.

"Urang mah henteu sakola, ngaji mah ngaji tapi dihapal wungkul. Doa, shalawatan mah dihapal," katanya.

Di usia senjanya, nenek punya putra-putri yg sudah sukses. Cucu yg tampan dan cantik namun satu yg belum, membaca. Mari aku ajak kalian untuk mengingat ini. Seorang nenek yg usianya 70 tahunan tidak malu untuk mengakui kekurangannya, dibanding kita yg bela-belain terlihat lebih di mata orang lain. Seorang nenek yg sudah tentram hidupnya bersama kesejahteraan hidupnya masih merasa khawatir karena belum bisa baca, tapi kita santai sekali untuk menghadapi dosa sekalipun. Dan ini yg menyadarkanku, banyak remaja yg sudah hebat membaca tapi enggan membaca karena malas. Tapi ada nenek yg ingin bisa baca tapi tak bisa. Ini jadi terbalik ya. So kita itu terpaut jauh tenaga, pemikiran, usia dl dengan nenek itu tapi kenapa soal baca membaca kita angkuh dan sombong? Think again.

Di akhir percakapan kami, aku minta nenek untuk mendo'akanku. Aku ingin umroh tahun depan. Bukankah niat baik harus dido'akan bersama? Aammiin... aku juga mendo'akan nenek sehat selalu dan terus bisa bercengkrama seperti ini denganku. Semoga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar