Kamu ibarat sebuah kaca mata minus, membantu melihat indahnya dunia, tp ketika kacamata itu hilang, semua terlihat samar bahkan semakin lama semakin samar, bahkan sampai berpikir apa benar dunia itu indah jika hanya melihat kesamaran tanpa sebuah kacamata.
Kamis, 26 Juni 2014
My everything
Kesempurnaan itu adalah saat aku sadar betapa minusnya diriku dan kau mau berbagi duniamu padaku. Menatanya dan menanyakan padaku, "ini duniaku, sediakah kamu bersama sampai akhir kehidupanku?" Dan aku katakan "ya," bukan duniamu dan duniaku lagi. Tapi kita.
My everything
Kesempurnaan itu adalah saat aku sadar betapa minusnya diriku dan kau mau berbagi duniamu padaku. Menatanya dan menanyakan padaku, "ini duniaku, sediakah kamu bersama sampai akhir kehidupanku?" Dan aku katakan "ya," bukan duniamu dan duniaku lagi. Tapi kita.
Senin, 23 Juni 2014
Inilah...
Surat dunia.
"Inilah keadaan yg buat kita bukan hanya hidup tapi harus lebih dari hidup dan berkehidupan. Apakah itu?"
Inilah... tempat yg paling indah untuk bisa hidup dan berkehidupan.
Inilah... tempat yg katanya sementara namun tanpa alasan untuk tidak menghindar.
Inilah... tempat yg paling dinanti bagi mereka yg siap membuka mata dan menatap jauh ke depan.
inilah... tempat yg isinya mereka yg tetap kuat dan tak lumpuh karena harta.
Inilah tempat dimana kebaikan akan berbekas sempurna bagai torehan kuas di atas kanvas.
inilah.. tempat dimana setiap meter kau berjalan itu adalah bahagia jika kau bahagiakan setiap keluh kesah dengan syukur.
Inilah.... tempat dimana setiap kenangan yg terjadi adalah kenangan yg terus diingat. Bersama orang yg kita sayangi.
Inilah... tempat dimana sebuah kelemahan akan meninju mu jauh lebih sakit untuk menyadarkanmu bahwa kamu itu bisa. Bahkan lebih dari bisa.
Inilah .... tempat yg bisa mengubah fakir jadi orang kaya. Kaya menjadi fakir.
Inilah.... tempat yg bisa menghancurkan ketidakberdayaan menjadi kekuatan baru.
inilah... tempat itu. Tempat yg kau singgahi sejak dalam buaian dan kau mati.
Tanah di atas bumi... tempat yg Allah persembahkan bagi seorang petualang yg bermanfaat. Yaaa bermanfaat dan membahagiakan orang lain. Inilah tempatnya para pecundang kehidupan akan berjalan merangkak atas kelemahannya dan menyerahnya. Hanya mereka yg siap berdiri lalu berlari dan mematahkan tali finish. Red : kemenangan.
Bersama lantunan firman-Nya.
Ku persembahkan blog ini. Hanya bagi mereka yg memilih untuk tetap survive di hidupnya.
Rabu, 18 Juni 2014
Next
Surat dunia
"She is Ana, next month she will go away from me,"
Herliana. Selamat atas prestasi ujian nasionalmu sayang. Kamu telah buktikan bahwa mimpi alm. Kakamu terwujud lagi. Teh hersi memang tak minta apa-apa darimu. Tapi kamu membuat bangga dia sekarang. Ya... dengan sehat wal'afiat untuk bisa melanjutkan sekolah ke tingkat pertama. Terima kasih atas malam penuh perjuangan bersamamu dan kepingan gorengan favorit kita berdua. Terima kasih telah mengenalkan aku pada kebahagiaan keluarga meski pernah ada duka yg tersimpan. Semoga alm. Teh Hersi, yg fotonya selalu tersenyum menatap kita juga sedang bahagia di sana.
I will miss you, next
En.
Good bye
Surat dunia
"Seandainya dulu kata "good bye" susah terucap maka tidak mungkin bisa ada kata "welcome","
Kini inilah yg buatku selalu bahagia meninggalkan masa tersulit. Kata menyerah yg dulu berulang kali diucapkan dan jadi satu-satunya jalan kini telah terhempas dan pecah jauh dari hidupku. Seandainya dulu aku berusaha bertahan dalam meratapi, maka aku tak mungkin bisa nikmati dunia dengan bebasnya. Mensyukuri setiap pertemuan dan menghargai setiap perpisahan. Mengingat kenangan yg tepat untuk diingat dan mengambil pelajaran berharga dari yg telah dilewati. Jika dulu aku berniat berjalan ke belakang, maka aku tak bisa sejauh ini. Karena yg ku tahu, di belakang itu gelap dan di depan siap menyambutku. Good bye ketakutan yg pengecut. Kini aku berani stand up.
Selangkah lagi, mimpi ini jadi nyata.
Next
Surat dunia.
Dear Allah, kelak imamku adalah beliau yg sangat menyayangiku dan putra putriku.
Hari ini aku ke dokter untuk mengantar adikku, Andi yg bermasalah dengan matanya. Seperti biasa, aku menunggu di ruang tunggu. Sambil menunggu ku mainkan handphone untuk membalas bbm dari teman-temanku. Di sebelah kiriku, ada seorang laki-laki dengan seorang putri kecil berusia 3 tahun. Mereka baru keluar dari ruang pemeriksaan dokter. Ku pandangi mereka berdua. Inilah percakapan mereka berdua.
"Dokter bilang kamu sakit pilek, besok stop minum es ya," kata laki-laki itu dengan lembutnya.
"Ayah, es klim enak loh. Aku suka," bela si putri kecil.
"Untuk sementara ya sayang, demi kamu sembuh," kata laki-laki itu menarik hidung putrinya.
"Ayah," kata putri kecilnya.
Pelukannya tak lepas. Mengelus lembut pipi putri kecilnya dan mencium keningnya.
"Ayah obat pahit ya?" Tanya putrinya.
"Pahit tapi hanya 2 detik," jelasnya.
"Kalau aku bisa minum obat sampai habis, es klim ya?" Pinta putri kecilnya.
"Kalau sembuh cepat, baiklah...," jawabnya.
Sambil menunggu, aku terketuk ya Rabb. Seorang ayah yg mengantar putri kecilnya yg sakit. Menjaga dengan hati-hatinya. Dan ini menjadi doa bagiku, aku rindu imamku yg akan mencintai kami selalu. Aku dan putra/putriku kelak. Aku tak akan berhenti meminta ini ya Rabb..
En.
Listen
Surat dunia
"Thank you for listen, everything. You are key but you are lock. Welcome the reality, it is not just a friend, but my beloved too,"
Dimanapun itu, saat kita membuka hati untuk pertemanan maka Allah selipkan kemudahan dari langkah kita. Kapanpun itu, saat kita ikhlas berteman dengan siapapun maka Allah pun ikhlas bersama kita. Siapapun itu, saat kita harus bersama orang lain itulah rezeki yg nikmat. Seperti seorang sahabat, Allah titipkan sayang-Nya lewat sahabat yg setia. Selama apapun hanya berlabel setia. Percaya atau tidak, the first person when I was cry is our family, second is husband or wife if we ger married and later is our friends. Mereka murah kok. Bukan maksudnya mengatakan murahan, tapi tanpa koperan uang mereka tetap datang dan stay di hidup kita. Paling sibuk kalau kita punya masalah, paling sibuk cari solusi maksudnya dan paling kegirangan kalau salah satunya sukses. That is true sign friend. Dan kalau kita belum bisa memberikan banyak untuk sahabat kita, berikan yg terbaik yg kita bisa. Kadang yg salah adalah begini. Setiap orang punya aktivitas masing-masing. Saat sahabat kita minta didengarkan curhatannya justru kita fokus dulu dengan aktivitas yg tidak bisa ditinggal, so berbesar hatilah menyadari saat sahabat kita belum bisa meluangkan waktu. Bangga dong, sahabat kita beraktivitas jelas dan kitanya? Ga perlu manyun. Makanya anjuran berteman banyak itu perlu. Bisa jadi rezeki kita terselip atas hadir mereka.
Dan ingatlah Allah menciptakan kita dengan berbeda-beda suku agar kita saling mengenal satu sama lain.
Semoga terus jadi terawet
En.
Listen
Surat dunia
"Thank you for listen, everything. You are key but you are lock. Welcome the reality, it is not just a friend, but my beloved too,"
Dimanapun itu, saat kita membuka hati untuk pertemanan maka Allah selipkan kemudahan dari langkah kita. Kapanpun itu, saat kita ikhlas berteman dengan siapapun maka Allah pun ikhlas bersama kita. Siapapun itu, saat kita harus bersama orang lain itulah rezeki yg nikmat. Seperti seorang sahabat, Allah titipkan sayang-Nya lewat sahabat yg setia. Selama apapun hanya berlabel setia. Percaya atau tidak, the first person when I was cry is our family, second is husband or wife if we ger married and later is our friends. Mereka murah kok. Bukan maksudnya mengatakan murahan, tapi tanpa koperan uang mereka tetap datang dan stay di hidup kita. Paling sibuk kalau kita punya masalah, paling sibuk cari solusi maksudnya dan paling kegirangan kalau salah satunya sukses. That is true sign friend. Dan kalau kita belum bisa memberikan banyak untuk sahabat kita, berikan yg terbaik yg kita bisa. Kadang yg salah adalah begini. Setiap orang punya aktivitas masing-masing. Saat sahabat kita minta didengarkan curhatannya justru kita fokus dulu dengan aktivitas yg tidak bisa ditinggal, so berbesar hatilah menyadari saat sahabat kita belum bisa meluangkan waktu. Bangga dong, sahabat kita beraktivitas jelas dan kitanya? Ga perlu manyun. Makanya anjuran berteman banyak itu perlu. Bisa jadi rezeki kita terselip atas hadir mereka.
Dan ingatlah Allah menciptakan kita dengan berbeda-beda suku agar kita saling mengenal satu sama lain.
Semoga terus jadi terawet
En.
Listen
Surat dunia
"Thank you for listen, everything. You are key but you are lock. Welcome the reality, it is not just a friend, but my beloved too,"
Dimanapun itu, saat kita membuka hati untuk pertemanan maka Allah selipkan kemudahan dari langkah kita. Kapanpun itu, saat kita ikhlas berteman dengan siapapun maka Allah pun ikhlas bersama kita. Siapapun itu, saat kita harus bersama orang lain itulah rezeki yg nikmat. Seperti seorang sahabat, Allah titipkan sayang-Nya lewat sahabat yg setia. Selama apapun hanya berlabel setia. Percaya atau tidak, the first person when I was cry is our family, second is husband or wife if we ger married and later is our friends. Mereka murah kok. Bukan maksudnya mengatakan murahan, tapi tanpa koperan uang mereka tetap datang dan stay di hidup kita. Paling sibuk kalau kita punya masalah, paling sibuk cari solusi maksudnya dan paling kegirangan kalau salah satunya sukses. That is true sign friend. Dan kalau kita belum bisa memberikan banyak untuk sahabat kita, berikan yg terbaik yg kita bisa. Kadang yg salah adalah begini. Setiap orang punya aktivitas masing-masing. Saat sahabat kita minta didengarkan curhatannya justru kita fokus dulu dengan aktivitas yg tidak bisa ditinggal, so berbesar hatilah menyadari saat sahabat kita belum bisa meluangkan waktu. Bangga dong, sahabat kita beraktivitas jelas dan kitanya? Ga perlu manyun. Makanya anjuran berteman banyak itu perlu. Bisa jadi rezeki kita terselip atas hadir mereka.
Dan ingatlah Allah menciptakan kita dengan berbeda-beda suku agar kita saling mengenal satu sama lain.
Semoga terus jadi terawet
En.
Selasa, 17 Juni 2014
Kali pertama
Surat dunia
"Menangis bukan lagi jawaban atas kegundahan ini, mereka yg buatku bisa tahan air mata ini,"
Dan aku hanyalah selemah-lemahnya hamba-Mu. Satu keping hatiku yg terkoyak dosa dan prasangka pada-Mu. Satu keping hati yg bisa ingkar dalam syukur. Dan satu keping hati yg bisa saja kosong tanpa ku isi undangan akan hadir-Mu. Ya Rabb... inilah iman yg aku tanamkan. Kadang menguat kadang melemah. Iman yg membalut ragaku agar aku bisa tetap menjadi manusia yg Kau pandang mulia dari sana. Ya Rabb... aku rasakan kegelisahan mulai menyambangi hidupku. Hanya dialog bersama-Mu yg meyakinkanku. Satu hal ya Rabb.... telah aku selipkan itu dalam doa. Kau sudah dengar itu. Kau juga telah sediakan semua jawaban atas permintaan. Penawar atas kegelisahan dan petunjuk untuk melangkah. Aku pasrah ya Rabb.... perkenankan aku tetap berdiri di atas kakiku sendiri. Bisa menguatkan orang lain juga.
Sama halnya aku malu, jika aku menyembunyikan bahagiaku di depan mereka. Yaa... mereka paham apa yg tengah aku rasakan. Aku tak mungkin bersedih karena ini ya Rabb. Untuk itu, aku bahagiakan mereka. Sore ini, rasanya damai. Belajar bersama mereka dan bershalawat. Mereka buatku tak ada alasan untuk meratapi semua kegundahan, masalah, kegelisahan, keluhan dan benarlah Kau izinkan aku memeluk mereka dalam mimpi yg ingin aku bangun bersama mereka. Ya... karena mereka aku paham indahnya kenyataan. Tawa riang mereka, celotehan mereka, ahh... tak ada alasan aku harus berhenti tanpa mereka. Harus bisa bersama mereka, aku ingin mengasuh mereka. Yaa... sebagai anak asuh. Sekiranya Kau limpahkan rezeki atas mereka ya Rabb.... agar aku bisa menemani mereka, lama.... lama... sekali.
Ya Rabb.... kali pertama Kau ajak aku bermain tetabuhan qasidahan bersama mereka. Dan luruhlah semua, keluh kesah ini. Ajarkan aku terus untuk mengikhlaskan jalan hidup yg aku jalani, apapun itu. Menerima yg menjadi rezeki dan melepas yg bukan rezekiku. Ammiin...
"Alasan terbaik untuk bersyukur adalah dengan lupa cara bagaimana mengeluh,"
Saung belajar
Senin, 16 Juni 2014
Hadroh untuk hatiku
Surat dunia
Hadroh untuk hatiku
"Allah berada tepat di sampingku, semakin dekat... hingga tak berjarak lagi. Sekiranya ridhoi Muhammad juga ada di sampingku, aku rindu ya Rabb,"
Malan ini. 3/4 bulan menghiasi tahta langit. Bersama dua bintang yg berpijar. Andai kamu melihat langit dan menatapnya, maka kita saling menatap kebesaran Allah untuk kita. Ya Rabb.... seketika takbir merambat cepat di celah hatiku menyaksikan berduyun-duyun orang datang untuk memuji lewat zikir yg berjamaah. Ya Rabb... seketika ribuan masa menggetarkanku akan kekuasaan-Mu mengendalikan langkah mereka dalam rel kesyukuran pada-Mu. Dan malam ini, Allah melengkapkan lagi keyakinan akan sebuah damai yg bukan hanya janji belaka. Aku rasakan saat aku ingin belajar menjadi pribadi yg baik lagi. Kau ketuk pintu hatiku... lewat Hadroh yg menggelegar. Tetabuhan yg bersemangat memukulnya, sekaligus zikir pemainnya sebagai penambah sinar kian menyala.
Sollatullah... salamullah...
Aku bentangkan kepasrahan malamku untuk saat ini. Aku kirim shalawatku untuk kekasih dunia akhirat.
'Ala... toha.. rosulillah....
Aku biarkan telapak tangan ini terbuka meminta turunan balas rindu baginya.
Sollatullah... salamullah...
Dan bergetarlah setiap shalawat yg berkumandang... relung hati semakin terisi. Ingin kembali dan dipeluk rahmat yg tak ada habisnya.
'Ala yasin habibillah...
Dan seketika semua hati tertunduk. Mendengar firman telah terucap dan tersampaikan. Ajakan yg dulu kami abaikan, kini meluruh dalam kesadaran. Akankah setiap waktu ketukan kesadaran terus ada? Agar kami tak kelewatan batas melangkah.
Tetesan air mata mengalir. Inilah ketukan penyadaran yg paling mengena. Jutaan suara berkumandang. Turunlah Engkau ya Rabb... sapa kami lewat damai yg kami rindukan. Sekiranya.. kami datang dan menuju-Mu. Selalu menuju-Mu. Hingga malam ini.
Isra' mi'raj
Al-Baroqah.
My little princess
Surat dunia
"This is not fairy tale, but I am your princess, ayah,"
Ingatkah dulu, jemputan terbaik kita? Sebuah motor butut yg sudah tinggal nama saat ini. Motor itu yg jadi teman keluarga kita. Kemanapun itu. Mengantarku ke sekolah, ke tempat kerjamu, mengajakku jalan-jalan. Dulu, aku selalu bertanya padamu, "yah kenapa ga beli motor baru?"
Kau hanya tersenyum dan menanggapi dengan diam. Berkali-kali aku bertanya demikian,"yah kalau mogok terus ya ganti yg baru,"
Kau hanya tersenyum dan menanggapiku dengan diam.
Dulu, saat aku diantar ke sekolah, maafkan temanku yah. Mereka menertawakan kendaraan kita. Kata mereka itu doyok dan sudah jadi barang bekas. Aku masih tahan kok yah. Mereka yg tertawa indah di mataku, seakan memiliki kendaraan yg mewah pantas untuk tertawa demikian. Yah... maaf ya, aku tidak membelamu. Bukan karena aku tak bahagia denganmu tapi ada saatnya aku akan katakan satu kalimat terindah pada mereka. Yah... apa kabar motor bersejarah kita ya? Motor yg selalu dipakai untuk mengantarku ke sekolah SMP, motor yg berjasa saat UN dan yg buatku bangga karenanya. Iya yah... aku ga malu kok. Itu harta terbaik kita. Aku engga mungkin menghina yg aku miliki saat aku tahu itu adalah pengantar kesuksesanmu sekarang. Bunyinya itu yg sungguh merdu saat dinyalakan mesinnya. Tok.. trotok ... tok lebih mirip suara bajaj. Ayah... apa kabar ya kendaraan putri kecilmu dulu itu? Dimana ya? Aku merindukannya. Sungguh... bersamamu diantar jemput dengan motor tua. Sudah tua doyok lagi. Mungkin itulah yg buatku rindu. Dan aku paham sekarang, kenapa ayah hanya tersenyum saat aku minta beli saja motor yg baru.
"Kau sedang mengajariku arti sebuah sederhana. Arti sebuah kebermanfaatan dan terima kasih atas motor tua kita. Bukan soal merk. Tapi sejarah dan performa. Ayah... rindukah pada motor tua kita? Motor yg buat putri ayah sesukses ini sekarang?"
Sekarang, jangankan satu motor baru, 2-3 motor pasti bisa ayah belikan tapi yg bersejarah itu, yg tak terlupakan. Ayah terima kasih atas kesederhanaamu.
Putri kecilmu.
Mario Teguh
Surat Dunia
"Jadilah salah satu pertolongan dari Tuhan," kata-kata beliau yg ku ingat.
Tepat di pertengahan bulan Juni. Aku tengah mengaktifkan akun facebook untuk mengecek permintaan pemesanan, memang setengah bulan terakhir ini aku lebih banyak waktu berkeliaran di dunia maya. Oh mohon maaf, bukan bertindak tidak baik tapi aku belajar berdagang. Salah satu step di hidupku yg harus aku jalani dengan bahagia. Kebetulan, selain untuk usaha, dunia maya dipakai untuk berlangganan halaman. Dari produk dalam negeri hingga luar negeri, dari aktris hingga urusan geographical channel, dari surat kabar hingga parenting orang tua, dari kue hingga tokoh politik dunia, dari penerbit hingga penulis, dari stand up comedy hingga motivator sudah aku like. Dan memang benar,"langkah yang baik akan membawa ke tempat yg baik. Sepatu yg cantik menapak ke tempat yg cantik pula," dan malam itu, aku baca quotes dari Motivator kesukaanku, Mario Teguh. Di bawahnya ada undangan untuk ikut syuting tapping beliau. Tidak ambil lama, aku masuk ke website pendaftaran dan memasukan data yg diperlukan. Tanpa fikir panjang, aku ajak beberapa untuk ikut juga. Awalnya tidak percaya dengan undangan fanspage itu. Sudah tidak berharap banyak, paling responnya lama. Tapi aku salah, pihak mario teguh crew mengirim reply dan tiket atas namaku. Hanya dalam waktu 15 menit. Wahh....aku bersyukur ya Rabb. 2 tahun lalu aku pernah berkhayal bertemu beliau, dan kini inilah kesempatan. Sungguh... saat itu aku ceritakan ini kepada dua bidadariku, mereka menggeleng kepala. Bukan tidak mengizinkan, tapi masih bertanya-tanya, "kok bisa?" Tapi aku yakin satu hal, "Otak kanan itu cepat, cepat respon dan ga pake ribet. Seandainya aku ga percaya dan berhenti tidak daftar undangan itu, aku tidak belajar arti keberanian dan berjuang untuk mimpi sederhana."
Karena ini sederhana. Yaa... bertemu beliau itu salah satu daftar 100 mimpiku. Dan Allah, izinkan itu. Terima kasih kesempatan.
14 Juni, mtgw
Rabu, 11 Juni 2014
Terlambatkah?
Surat Dunia.
"Mengapa kita baru bisa meyakini saat dulu menyangkal, memang semua bisa saja berubah. Tanpa kita minta,"
Izinkan aku menulis kisahmu yg buatku terharu kawan.
Satu pertanyaan, kenapa kita baru merasakan makna kehadiran seseorang ketika dia tidak hadir lagi? Pernahkah orang yg menyayangi kita menawarkan, bolehlah aku datang di hidupmu? Engga kan? Ia hadir selama kita ada. Saat kita ada di titik terendah untuk terjatuh, ia ada. Saat kita menjulang tinggi bahagianya? Ia ada. Saat kita mendekap dunia bersama keindahan yg kita inginkan, pernahkah ia memintamu untuk melepas itu? Engga kan? Dia bilang dapatkan itu. Kejar itu. Lalu saat kita bersusah payah mengejar dan dapatkan itu, pernahkah ingat siapa orang yg pernah ada di awal? Itulah... entah asyiknya dunia sendiri atau lupa dengan seseorang itu. Lalu tanpa disadari, ia menyebut nama kita dalam doanya, tanpa kita minta. Ia yg memikirkan keadaan kita, tanpa pernah kita minta. Memastikan semuanya baik-baik saja, tanpa kita minta. Pernahkah ia kita fikirkan keadaannya saat kita sibuk dengan dunia kita? Atau terlintas sedetik saja untuk menyebut namanya? Apalagi kita tahu keadaannya, bahagiakah? Atau malah lelah dengan sikap kita padanya. Tunggu.... tak semuanya bisa semudah menunggu dalam keadaan yg tak bertimbal balik. Maksudnya begini, bertahan di posisi yg terabaikan, apa menyenangkannya? Dan jika saatnya tiba, ia akan pergi. Saat itulah.... kita mengingatnya. Memintanya kembali dan berperan seperti dulu. Tapi tak semudah kita gerakkan ia seperti barbie kita, ada saatnya waktu yg menjelaskan padanya, betapa tak berharganya ia bagi kita, betapa tak menjadi harapan kita atas kehadirannya. Dan jika saatnya ia paham arti sebuah meninggalkan, maka bersiaplah kita akan digandrungi pernyataan, aku terlambat. Ya... terlambat untuk mempertahankannya. Apa yg harus kita lakukan? Hanya satu biarkan pergi. Itu hadiah, agar kita tidak tenggelam dalam keegoisan kita, membiarkan ia memperhatikan tanpa kita perhatikan. Kadang orang yg ada di sekitar kita, mengerti diri kita daripada kita sendiri. Tapi kita yg ga peka-peka untuk memahamu perasaan bak kasih ibu, "hanya memberi tak harap kembali.
En.
Senin, 09 Juni 2014
Mutiara Pinggir Jalan
Surat dunia.
Sebutir mutiara jalanan
"Arti sebuah perpisahan adalah ketidakadanya pertemuan di antara kita. Tapi ini dunia, realita. Pasti ada peluang bertemu lagi. Percayalah..."
Ku lihat ringkuh tubuhnya yg berbalut debu jalanan. Membawa karung emas yg berharga untuk hari ini. Tebaklah... bertemu siapa aku sore ini? Satu kilau lagi dari jalanan. Mutiara. Dia... masih sama seperti dulu. Mengumpulkan barang bekas di jalanan. Ingin hati aku menyapa dan turun dari angkot. Tapi apa daya, angkotku melaju terus. Sayang... maafkan aku jika tak sepenuhnya aku menemani seperti dulu. Maafkan aku jika hadirku hanya sepintas mengenal kalian. Maafkan aku jika hadirku membuat luka dan kehilangan setelahnya. Ini pilihan yg mantap meski aku harus meninggalkan kalian, sedekah ilmu. Hidup ini tetap indah sayang. Percayalah... kalian masih punya semangat dan mental yg hebat. Tak takut untuk memungut yg terbuang sekalipun. Lihatlah mereka yg terhormat disana, mereka bukan hanya memungut tapi merebut hak jutaan orang. Parahnya lagi menghilangkan uang yg nominalnya buat kita mengelus dada, mereka masih tertawa seolah korupsi hanya makanan ringan. Naudzubillah untuk koruptor itu tapi tenanglah Allah mendidikmu lewat mental yg kuat dan terhormat. Pungutlah sekiranya itu sudah benar-benar dibuang dan susun harapanmu yg sederhana walau hanya lewat sampah. Ingat, yg penting halal toh. Yg penting berkah toh? Ya Rabb... bolehkah aku adopsi mereka. Bukan berarti aku merebut mereka dari orang tuanya tapi adopsi untuk hidup di asrama sekolahku. Ya... aku ingin menyisihkan otakku untuk bisa memikirkan lingkunganku. Karena bersama mereka, Mimpiku menjadi nyata. Ya Rabb.. izinkalah mereka jadi bagian dari sekolah masa depanku. Aammiin....
Jika kamu mencariku, ingatlah ini... kita akan bertemu di sekolah masa depan kita. Teruslah mutiara menjadi indah meski jauh di dasar dan dicintai banyak orang. Dan kita buat pertemuan kita menjadi kenangan yg terindah dari Allah
I miss them,
Mutiara Pinggir Jalan
Surat dunia.
Sebutir mutiara jalanan
"Arti sebuah perpisahan adalah ketidakadanya pertemuan di antara kita. Tapi ini dunia, realita. Pasti ada peluang bertemu lagi. Percayalah..."
Ku lihat ringkuh tubuhnya yg berbalut debu jalanan. Membawa karung emas yg berharga untuk hari ini. Tebaklah... bertemu siapa aku sore ini? Satu kilau lagi dari jalanan. Mutiara. Dia... masih sama seperti dulu. Mengumpulkan barang bekas di jalanan. Ingin hati aku menyapa dan turun dari angkot. Tapi apa daya, angkotku melaju terus. Sayang... maafkan aku jika tak sepenuhnya aku menemani seperti dulu. Maafkan aku jika hadirku hanya sepintas mengenal kalian. Maafkan aku jika hadirku membuat luka dan kehilangan setelahnya. Ini pilihan yg mantap meski aku harus meninggalkan kalian, sedekah ilmu. Hidup ini tetap indah sayang. Percayalah... kalian masih punya semangat dan mental yg hebat. Tak takut untuk memungut yg terbuang sekalipun. Lihatlah mereka yg terhormat disana, mereka bukan hanya memungut tapi merebut hak jutaan orang. Parahnya lagi menghilangkan uang yg nominalnya buat kita mengelus dada, mereka masih tertawa seolah korupsi hanya makanan ringan. Naudzubillah untuk koruptor itu tapi tenanglah Allah mendidikmu lewat mental yg kuat dan terhormat. Pungutlah sekiranya itu sudah benar-benar dibuang dan susun harapanmu yg sederhana walau hanya lewat sampah. Ingat, yg penting halal toh. Yg penting berkah toh? Ya Rabb... bolehkah aku adopsi mereka. Bukan berarti aku merebut mereka dari orang tuanya tapi adopsi untuk hidup di asrama sekolahku. Ya... aku ingin menyisihkan otakku untuk bisa memikirkan lingkunganku. Karena bersama mereka, Mimpiku menjadi nyata. Ya Rabb.. izinkalah mereka jadi bagian dari sekolah masa depanku. Aammiin....
Jika kamu mencariku, ingatlah ini... kita akan bertemu di sekolah masa depan kita. Teruslah mutiara menjadi indah meski jauh di dasar dan dicintai banyak orang. Dan kita buat pertemuan kita menjadi kenangan yg terindah dari Allah
I miss them,
Jalani Jalan Ini
Surat dunia.
"Jalani apa yg buat kamu tak pernah lelah dan mengeluh karenanya, jalani apa yg buat kamu tidak beralasan untuk menghindarinya dan tetap ada untuk berdiri di jalan itu,"
Jalani Jalan Ini
Surat dunia.
"Jalani apa yg buat kamu tak pernah lelah dan mengeluh karenanya, jalani apa yg buat kamu tidak beralasan untuk menghindarinya dan tetap ada untuk berdiri di jalan itu,"
Kisah Nenek yg Ingin Membaca Qur'an
Surat dunia.
Kisah Nenek yg ingin bisa baca
"Nenek ingin bisa baca al-qur'an," pintanya sederhana.
Sore itu. Langit tampak mendung ingin menumpahkan rezeki langitnya. Setelah belajar bersama Dila, aku temani neneknya di teras. Beliau menikmati lalu lalang kendaraan yg lewat di depan rumahnya. Dengan kompetensi bahasa sunda yg seadanya, aku berkomunikasi dengan beliau. Sungguh di luar dugaan, beliau lebih aktif berkomunikasi. Percakapan berlangsung ramai lancar. Hhehee lalu lintas keles.. ramai lancar. Pokoknya aku mengajak nenek untuk bercerita tentang Pasirangin tempo dulu. Tentang pengajian majlis taklim dan angkatannya serta satu hal yg menjadi keinginan besar nenek,
"Nenek hoyong bisa maca, ajarkeun atuh," tukasnya polos.
"Nenek can bisa baca?" Kataku tambah polosnya.
"Urang mah henteu sakola, ngaji mah ngaji tapi dihapal wungkul. Doa, shalawatan mah dihapal," katanya.
Di usia senjanya, nenek punya putra-putri yg sudah sukses. Cucu yg tampan dan cantik namun satu yg belum, membaca. Mari aku ajak kalian untuk mengingat ini. Seorang nenek yg usianya 70 tahunan tidak malu untuk mengakui kekurangannya, dibanding kita yg bela-belain terlihat lebih di mata orang lain. Seorang nenek yg sudah tentram hidupnya bersama kesejahteraan hidupnya masih merasa khawatir karena belum bisa baca, tapi kita santai sekali untuk menghadapi dosa sekalipun. Dan ini yg menyadarkanku, banyak remaja yg sudah hebat membaca tapi enggan membaca karena malas. Tapi ada nenek yg ingin bisa baca tapi tak bisa. Ini jadi terbalik ya. So kita itu terpaut jauh tenaga, pemikiran, usia dl dengan nenek itu tapi kenapa soal baca membaca kita angkuh dan sombong? Think again.
Di akhir percakapan kami, aku minta nenek untuk mendo'akanku. Aku ingin umroh tahun depan. Bukankah niat baik harus dido'akan bersama? Aammiin... aku juga mendo'akan nenek sehat selalu dan terus bisa bercengkrama seperti ini denganku. Semoga...
Dear Bandung dan Mimpi
Surat dunia
"Kalau kita tak mampu menjadi air terjun yg menyejukan tapi kita bisa jadi jalan berbatu menuju air terjun itu," Soma Tungga
Dear Bandung, kamu akan kedatangan satu murid yg akan menggantikanku di sana. Dulu aku pernah janji akan jadi bagian dari universitas ternama di sana. Dulu aku punya azzam yg kuat bisa merantau di negeri orang. Dengan keyakinan dan positif thinking aku maju untuk merebut kursi di sana. Bukahkan kita bisa mencari ilmu hingga ke negeri Cina? Iyaa... aku ingin ke Bandung dan tinggal di sana. Jalan sudah di depan mata. Menyenter jurusan Bahasa Indonesia atau Biologi di sana. Janji akan terus bersama dengan sahabatku di sana. Pokoknya semua serba indah... serba 45 untuk bermimpi hingga di sana tapi... yaaa ada satu tapi disini. Mama tak mengizinkaku. Selain soal biaya ada ketidakrelaan melepas putrinya jauh di Bandung.
"Aku dapat beasiswa loh mah," kataku meyakinkan.
"Iya mama paham, tapi kalau beasiswa itu telat cair kamu gimana disana?"
"Aku bisa kerja paruh waktu mah,"
"Adikmu mau SMP loh, mama mau fokus ke ade. Kamu udah SMA. Masa adikmu yg berhenti sekolah?"
Ya Allah... aku menangis dan mengurung diri di kamar. Aku lihat semua prestasiku. Sertifikat dan piagam atas namaku. Aku bisa belajar disana. Aku pantas di sana. Aku bisa berprestasi lagi disana. Tapi.. adikku? Aku mengorbankan satu masa depan untuk ambisiku. Apa iya aku harus menghentikan adikku demi kuliahku? Apa iyaa adikku nanti cuma punya ijazah SD tapi aku punya ijazah hingga universitas. Ya Rabb.. inilah saatnya aku mundur. Membiarkan mimpi itu hidup jauh di dalam diriku. Aku memutuskan untuk bekerja. Yaa itu jalan keluar yg terbaik. Saat teman-temanku berbagi kebahagiaan penerimaan mahasiswa baru, ada yg di Bandung, Jakarta, Bali, Surabaya, Medan, Malang. Aku? Apa kabar? Aku ditanya seorang guru kenapa aku tidak mendaftar ke PTN? Jawabannya satu bu, aku tidak mau adikku putus sekolah. Rasanya sakit... bahkan seperti ada yg menghujam jantungku saat ada guru yg menyayangkan pilihanku untuk bekerja. Aku mohon.. inilah kenyataan yg aku hadapi. Aku jelaskan sepilu apapun itu tetap yg ada di benak ibu adalah "menyayangkan". Bahkan saat berulang kali namaku di sebut untuk mendapat sertifikat ketika acara perpisahan, ku tatap semua wajah teman-temanku. Seraya berdoa, kalian mendapat jalan yg mudah untuk pendidikan. Dan itulah yg buatku sangat bersemangat memberi pendidikan bagi orang lain, kalau bisa gratis kenapa engga? Belajar dari pengalaman sendiri untuk sekarang dan selanjutnya ingin terus berbagi ilmu dan menyemangati mereka yg kehilangan jalan sama sepertiku dulu. Pembuktian demi pembuktian bahwa aku mampu aku tunjukan. Inilah aku saat ini. Aku bekerja, belajar dan berkarya. Azzamku harus kuat. Harus... aku sangat bersyukur meski bukan sedang di Bandung saat ini. Aku bersyukur meski sedang di satu kota kecil di timur Bogor yg membuatku semakin bangga atas pilihanku. Menikmati belajar dengan biaya sendiri, belajar dengan hati yg tentram dan terus berkontribusi untuk lingkungan. Dan satu lagi, Allah selalu meperkenalkanku dengan tokoh-tokoh hebat, menginspirasiku walau hanya lewat sebutir debu, membuat hari-hariku memiliki mimpi yg dekat, menikmati peran pengajar dan dekat dengan anak dan satu lagi aku bisa memberi jalan sekolah untuk adikku. Ya Rabb... terima kasih atas kesediaan mebangkitkanku dalam kelemahan yg dulu aku agungkan, terima kasih memberiku kepercayaan menjadi pribadi hingga saat ini. Dan satu lagi, terima kasih atas kesempatanku mendampinginya untuk memberi ilmu untuk olimpiadenya dan memberi kisah serta suntikan semangat padanya tentang perjuanganku lolos sebagai siswa berprestasi melawan 70 siswa seantero Bogor. Kelak aku percaya, meski langkahnya kurang mulus untuk menyabet gelar siswa berprestasi tapi Kau mudahkannya lolos di olimpiade tingkat nasional. Dan kini, ia bersiap ke Bandung, menjemput impian. Dia adik kelasku.
Dear Bandung, tunggu aku S2 dan menetap di sana yaa. Aku mau kontribusi dulu di kampungku ini, Cileungsi.
Salam penuh syukur
Fix Kamu Bisa
Surat dunia
Fix dila bisa
"Aku terkagum-kagum saat latihan soal ukk yg aku berikan mendapat nilai sempurna,"
Faizatul Adila. Si kecil yg satu ini telah menabur kebanggaan buatku. Dulu saat pertama aku bertemu dengannya, rasanya ingin menyerah. Karena perkalian dasar saja masih belum bisa. Pelan-pelan aku minta ia menghitung manual walau dengan jari tangannya. Tapi yg indah memang yg berproses dan kebiasaan membuat memory ingatan terasah. Karena terbiasa menghitung manual dan ia rasa itu cukup meribetkan jadinya ia biasa mengingat sedikit demi sedikit perkalian untuk memudahkannya. Alhasil ia semakin lancar untuk menerima pelajaran matematika apa saja. Yaa ibarat rumah, bagian terpenting agar tetap kuat adalah pondasi. Dasar untuk cerdas di perkuat dengan itu kokohlah cerdas itu. Thank you sayang, mengajari teteh yang satu ini untuk bersabar dalam proses yg indah. Love you...
Antusias, menunggu hasil ukk Dila.
Ini Hadiahmu
Surat dunia.
"Ini hadiah terindah,"
Herliana. Si kecil ini membuatku penasaran. Ia menyembunyikan kertas kelulusan di belakangku. Sambil tersenyum, ia berkata ini
"Coba tebak berapa nilai mtk ku?"
Aku menggeleng tapi masih penasaran.
"Aku lulus teh... aku dapat nilai 25.24 untuk nilai kelulusan dan matematikaku paling tinggi," katanya kegirangan.
"Alhamdulillah, selamat ya sayang," kataku penuh syukur.
Herliana. Si kecil yg kurang teliti ini tampil jadi pribadi yg percaya diri sekarang. Dulu saat ia masih lama dalam perhitungan lalu masih ragu dalam menyelesaikan soal mtk menjadi PR yg besar bagiku. Tapi alhamdulillah, Allah maha pemberi kemudahan. Ia mampu mengikuti semua trik belajarku. Aku ajarkan cara cepat berhitung. Ia semakin banyak perubahan sekarang. Lebih kritis menganalisa soal dan menemukan solusi penyelesaian. Tak sia-sia kita belajar hingga terkantuk-kantuk untuk mempersiapkan tugas dan try out mu yg luar biasa banyaknya. Kadang kita saling bercerita satu sama lain, yaa curcol dua anak perempuan. Aku anggap dia seperti adik perempuanku karena aku belum punya adik perempuan. Lebih menyenangkan belajar di atas kasur dengan macam-macam camilan. Di tambah gaya belajar kita sama, yaitu dengan musik. Makin kompaklah kita. Dan semua kesusahan yg dulu dijalani karena persiapan UN sudah selesai. Termasuk tugasku yg menemani kamu belajar sudah selesai. Kamu akan melanjutkan di sekolah impianmu, pesantren serta melanjutkan cita-cita almarhum kakakmu, Hersi yg kisahnya pernah aku angkat untuk cerpenku. Terima kasih menjadikanku lengkap dan bahagia, dan kado kelulusanmu untukku.
I love my beloved sister, Herliana dan dua adikmu yg suka mengacaukan belajar kita hhehe Salma dan Sarah serta kakakmu yg fotonya cantik sekali di rumahmu, Hersi.
Thanks God
Welcome to Reality
Surat dunia
"Harusnya usia senja adalah usia berbahagia dengan cucu kita."
Pagi itu, sebuah angkot memberi pelajaran penting untuk kita yg muda. Suasana masih sangat pagi, tapi dia sudah siap menyetir mercy kesayangannya. Maaf maksudku angkot. Yaa seorang kakek yg rambutnya sudah putih, keriput tapi tetap setia menyetir angkot demi mengantar penumpang yg butuh jasanya. Yaa... memang benar, letak daerah ini masih jarang angkot jadi ini sangat diburu oleh para penumpangnya. Mari kita berkaca, di usia senja beliau masih berkarya dan memudahkan urusan orang lain. Tapi kita yg muda? Masih sering bersantai mengurusi keburukan orang lain. Kakek ini yg harusnya menikmati paginya dengan segelas susu hangat lebih memilih untuk menjemput rezeki cepat-cepat, daripada kita yg manis menyambut pagi dengan ngacir sana sini di dunia sosial untuk meratapi nasib. Dan satu yg ingin aku tegaskan, kakek ini memilih untuk tetap bekerja di usia istirahatnya tapi kita memilih istirahat di waktu kesanggupan kita kerja. Refleksi ini ngena ke hati. Seharusnya kita tetap berada di lingkar ketekunan, bukan lingkar kepikunan soal mimpi kita. Karena yg dibutuhkan adalah bergerak. Berikhtiar. Dan bertawakal.
Thanks God
Perempuan itu ibu yg hebat
Surat dunia.
Di balik gerobak
"Sekilas aku tersulut emosi, tapi menciut saat aku pahami, inilah kenyataan."
Pagi hari, setelah aku mengantar adikku ke sekolah ada kejadian yg buatku mengelus dada. Jadi inilah ceritanya. Aku melaju dengan kecepatan yg standar. Hanya 20 km/jam karena jalan yg aku lewati adalah jalan perumahan jadi harus hati-hati untuk penaikan kecepatan. Ketika sampai di tikungan, awalnya mulus berbelok, tapi aku refleks menekan rem motor matic-ku karena ada gerobak besar di depan motorku. Hampir saja gerobak itu aku tabrak. Sedikit lagi saja, mungkin bisa terjatuh saya.
"Siapa sih yg dorong gerobak?" Rasa penasaranku.
Karena gerobak itu cukup besar, maka tidak tampak siapa pendorongnya. Lalu menengoklah seorang perempuan di balik gerobak. Iya memastikan tak ada bahaya apapun di depan gerobaknya, meski hampir saja aku menabraknya. Aku langsung menepi ke sisi jalan dan menghindarinya. Seperti yg aku bilang, seorang perempuan mendorong gerobak besar yg isinya adalah aksesoris dan mainan anak. Aku yg tersulut emosi berbalik iba. Tidak hanya itu, ia bersama anak perempuan kisaran 5 tahun yg masih terkantuk-kantuk menemani ibunya.
Ya Rabb... itu seorang ibu bersama anaknya berjualan aksesoris dan mainan. Bukankah cukup di rumah dan menanti nafkah dari suami? Entahlah... aku bersyukur ya Rabb... Kau kirim lagi sosok perempuan rajin dan hebat pagi ini. Dengan gerobak, bukan dengan mewahnya mobil yg meninggikan kesombongan. Terima kasih, aku belajar lagi, soal penerimaan hidup.
Niat baik tetap baik
Surat dunia
"Niat baik tetaplah baik tak berkurang sedikitpun."
Jika kita berniat untuk membantu saudara kita, maka luruhkanlah gengsi, egois dan takabur. Terlepas caranya itu diterima atau tidak, terlepas yg ditolong rela atau tidak, tapi berfikirlah baik... bahwa tak ada udang-udangan atau kepiting-kepitingan di balik batu. Manusia hanya ingin berbuat baik, itu fitrahya.
Siang tadi, ada percakapan seru antara aku dan temanku. Kami membicarakan seputar dunia pendidikan.
"Aku sih ngajar aja, capek wong gaji kecil moso harus memajukan nama sekolah," katanya dengan nada sedikit kesal menerima slip gaji.
Aku hanya tersenyum merespon keluhan temanku itu.
"Kamu juga tuh, rajin amat urusin pendidikan gratis sana sini, urusin aja kesejahteraan sendiri," tambahannya.
Untuk yg ini, aku mempertimbangkan sejenak.
"Ini kan zaman kemerdekaan, kalau dulu saat zaman penjajahan orang-orang perlu pendidikan karena mereka mau ajaa dijajah," ucapnya.
"Aku engga setuju," penolakanku tegas.
Aku hargai keputusan temanku itu. Sungguh mulia untuk melancarkan urusan pribadi hingga mensejahterakan daripada mengurusi banyak hal tapi nol hasilnya. Tapi kalau soal membagi ilmu, itu wajib lah sebagai seorang manusia. Ingatkah ini, "sampaikanlah walau satu ayat," nah yg jadi tabir adalah pandangan dan materialis. Kenapa begitu? Mari kita jelaskan satu persatu. Memang setiap orang punya kesibukannya sendiri. Waktu sangat berharga. Lebih baik ini daripada itu. Lebih baik tidur istirahat daripada mengurusi soal negara yg rumit. So otak kita punya planning terbaik untuk keuntungan pribadi kita tapi coba fikirkan ini. Seandainya ada jutaan anak yg tak mampu membayar uang sekolah dan mereka memilih bodoh padahal di dalam takdir Allah mereka adalah ilmuwan penemu obat HIV aids bagaimana? Relakah kita membuang mereka di jurang kebodohan? Lalu jika diantara mereka adalah insinyur penyumbat lumpur lapindo, apa kita rela membiarkan mereka bodoh dan tenggelam dalam lumpur ketidakpedulian kita? Jika diantara mereka adalah petani yg mampu mengijaukan dunia, apa kita rela mengeringkan nurani kita demi potensi mereka untuk lingkungan. Jika diantara mereka adalah hakim yg hebat memberantas kasus korupsi, apa kita rela membiarkan mereka hidup termangu melihat teater korupsi yg spektakuler? Jika uang menjadi raja atas hidupmu kelak ia akan mencekikmu pelan-pelan. Si kertas itu memang indah tapi itu yg membuat nuranimu mati akan kepedulian. Tidak semuanya kok harus berpamrih uang, semuanya wajib berpamrih kebaikan tindakan. Misal: orang yg memakai minyak wangi, berharap orang lain tidak merasa terganggu dengan bau badan kita. Kita memang bukan malaikat, tapi hati kita lebih bernurani untuk lingkungan kita. Itu yg harusnya buat kita bertahan menjadi seorang pendidik.
"Ingatkah kata John of kennedy gausah mikirin negara kasih apa ke kamu, tapi kamu bisa kasih apa ke negara. Hukum kekekalan energi,"
Semoga sekolah gratis yg sedang aku bangun sejarahnya menjadi nyata, azzam harus kuat.
En.
Niat baik tetaplah baik
Surat dunia
"Niat baik tetaplah baik tak berkurang sedikitpun."
Jika kita berniat untuk membantu saudara kita, maka luruhkanlah gengsi, egois dan takabur. Terlepas caranya itu diterima atau tidak, terlepas yg ditolong rela atau tidak, tapi berfikirlah baik... bahwa tak ada udang-udangan atau kepiting-kepitingan di balik batu. Manusia hanya ingin berbuat baik, itu fitrahya.
Siang tadi, ada percakapan seru antara aku dan temanku. Kami membicarakan seputar dunia pendidikan.
"Aku sih ngajar aja, capek wong gaji kecil moso harus memajukan nama sekolah," katanya dengan nada sedikit kesal menerima slip gaji.
Aku hanya tersenyum merespon keluhan temanku itu.
"Kamu juga tuh, rajin amat urusin pendidikan gratis sana sini, urusin aja kesejahteraan sendiri," tambahannya.
Untuk yg ini, aku mempertimbangkan sejenak.
"Ini kan zaman kemerdekaan, kalau dulu saat zaman penjajahan orang-orang perlu pendidikan karena mereka mau ajaa dijajah," ucapnya.
"Aku engga setuju," penolakanku tegas.
Aku hargai keputusan temanku itu. Sungguh mulia untuk melancarkan urusan pribadi hingga mensejahterakan daripada mengurusi banyak hal tapi nol hasilnya. Tapi kalau soal membagi ilmu, itu wajib lah sebagai seorang manusia. Ingatkah ini, "sampaikanlah walau satu ayat," nah yg jadi tabir adalah pandangan dan materialis. Kenapa begitu? Mari kita jelaskan satu persatu. Memang setiap orang punya kesibukannya sendiri. Waktu sangat berharga. Lebih baik ini daripada itu. Lebih baik tidur istirahat daripada mengurusi soal negara yg rumit. So otak kita punya planning terbaik untuk keuntungan pribadi kita tapi coba fikirkan ini. Seandainya ada jutaan anak yg tak mampu membayar uang sekolah dan mereka memilih bodoh padahal di dalam takdir Allah mereka adalah ilmuwan penemu obat HIV aids bagaimana? Relakah kita membuang mereka di jurang kebodohan? Lalu jika diantara mereka adalah insinyur penyumbat lumpur lapindo, apa kita rela membiarkan mereka bodoh dan tenggelam dalam lumpur ketidakpedulian kita? Jika diantara mereka adalah petani yg mampu mengijaukan dunia, apa kita rela mengeringkan nurani kita demi potensi mereka untuk lingkungan. Jika diantara mereka adalah hakim yg hebat memberantas kasus korupsi, apa kita rela membiarkan mereka hidup termangu melihat teater korupsi yg spektakuler? Jika uang menjadi raja atas hidupmu kelak ia akan mencekikmu pelan-pelan. Si kertas itu memang indah tapi itu yg membuat nuranimu mati akan kepedulian. Tidak semuanya kok harus berpamrih uang, semuanya wajib berpamrih kebaikan tindakan. Misal: orang yg memakai minyak wangi, berharap orang lain tidak merasa terganggu dengan bau badan kita. Kita memang bukan malaikat, tapi hati kita lebih bernurani untuk lingkungan kita. Itu yg harusnya buat kita bertahan menjadi seorang pendidik.
"Ingatkah kata John of kennedy gausah mikirin negara kasih apa ke kamu, tapi kamu bisa kasih apa ke negara. Hukum kekekalan energi,"
Semoga sekolah gratis yg sedang aku bangun sejarahnya menjadi nyata, azzam harus kuat.
En.
Niat Baik Tetap Niat Baik
Surat dunia
"Niat baik tetaplah baik tak berkurang sedikitpun."
Jika kita berniat untuk membantu saudara kita, maka luruhkanlah gengsi, egois dan takabur. Terlepas caranya itu diterima atau tidak, terlepas yg ditolong rela atau tidak, tapi berfikirlah baik... bahwa tak ada udang-udangan atau kepiting-kepitingan di balik batu. Manusia hanya ingin berbuat baik, itu fitrahya.
Siang tadi, ada percakapan seru antara aku dan temanku. Kami membicarakan seputar dunia pendidikan.
"Aku sih ngajar aja, capek wong gaji kecil moso harus memajukan nama sekolah," katanya dengan nada sedikit kesal menerima slip gaji.
Aku hanya tersenyum merespon keluhan temanku itu.
"Kamu juga tuh, rajin amat urusin pendidikan gratis sana sini, urusin aja kesejahteraan sendiri," tambahannya.
Untuk yg ini, aku mempertimbangkan sejenak.
"Ini kan zaman kemerdekaan, kalau dulu saat zaman penjajahan orang-orang perlu pendidikan karena mereka mau ajaa dijajah," ucapnya.
"Aku engga setuju," penolakanku tegas.
Aku hargai keputusan temanku itu. Sungguh mulia untuk melancarkan urusan pribadi hingga mensejahterakan daripada mengurusi banyak hal tapi nol hasilnya. Tapi kalau soal membagi ilmu, itu wajib lah sebagai seorang manusia. Ingatkah ini, "sampaikanlah walau satu ayat," nah yg jadi tabir adalah pandangan dan materialis. Kenapa begitu? Mari kita jelaskan satu persatu. Memang setiap orang punya kesibukannya sendiri. Waktu sangat berharga. Lebih baik ini daripada itu. Lebih baik tidur istirahat daripada mengurusi soal negara yg rumit. So otak kita punya planning terbaik untuk keuntungan pribadi kita tapi coba fikirkan ini. Seandainya ada jutaan anak yg tak mampu membayar uang sekolah dan mereka memilih bodoh padahal di dalam takdir Allah mereka adalah ilmuwan penemu obat HIV aids bagaimana? Relakah kita membuang mereka di jurang kebodohan? Lalu jika diantara mereka adalah insinyur penyumbat lumpur lapindo, apa kita rela membiarkan mereka bodoh dan tenggelam dalam lumpur ketidakpedulian kita? Jika diantara mereka adalah petani yg mampu mengijaukan dunia, apa kita rela mengeringkan nurani kita demi potensi mereka untuk lingkungan. Jika diantara mereka adalah hakim yg hebat memberantas kasus korupsi, apa kita rela membiarkan mereka hidup termangu melihat teater korupsi yg spektakuler? Jika uang menjadi raja atas hidupmu kelak ia akan mencekikmu pelan-pelan. Si kertas itu memang indah tapi itu yg membuat nuranimu mati akan kepedulian. Tidak semuanya kok harus berpamrih uang, semuanya wajib berpamrih kebaikan tindakan. Misal: orang yg memakai minyak wangi, berharap orang lain tidak merasa terganggu dengan bau badan kita. Kita memang bukan malaikat, tapi hati kita lebih bernurani untuk lingkungan kita. Itu yg harusnya buat kita bertahan menjadi seorang pendidik.
"Ingatkah kata John of kennedy gausah mikirin negara kasih apa ke kamu, tapi kamu bisa kasih apa ke negara. Hukum kekekalan energi,"
Semoga sekolah gratis yg sedang aku bangun sejarahnya menjadi nyata, azzam harus kuat.
En.
Aku mau mengakui
Surat dunia.
"Aku ingin mengakui sesuatu, aku jatuh...jatuh.... jatuh dalam cinta yg mendalam. Sekiranya kau mau dengarkan aku sebaik-baiknya."
Jika kau tanya padaku bagaimana caranya jatuh cinta? Aku akan diam.
Jika kau tanya padaku kapan bisa saatnya jatuh cinta? Aku akan diam.
Jika kau tanya padaku dimanakah diletakan rasa jatuh cinta di dalam diri ini? Aku akan diam.
Maaf, sungguh aku hanya bisa terdiam untuk menjelaskan padamu soal jatuh cinta. Cinta yg tengah aku rasakan membuatku memiliki kekuatan lebih untuk aku berdiri. Membuat simpul senyum menatapmu di depan mataku. Mendamaikan relung hatiku saat ku lihat dirimu dalam keadaan yg bahagia. Membuat banyak jalanku untuk bertahan menemanimu sayang... izinkanlah aku katakan bahwa aku jatuh cinta padamu... sejak kapan kah itu? Aku tak tahu. Sekiranya kau rasakanlah bahwa selalu ada alasan aku untuk ada bersamamu. Selalu ada kesabaran yg menggunung menerima kekuranganmu. Aku hanya ingin bersamamu, hanya itu. Jangan kau pinta aku menjadi orang lain bersamamu. Aku hanya ingin menjadi diriku. Memeluk bahagia bersamamu dan membaginya untuk hari-hari yg kita lewati, nanti. Bersabarlah untuk aku bisa mendampingimu. Bersabarlah... hingga saat itu datang.
En.
Where are you?
My beloved
Selasa, 03 Juni 2014
SG 1 vs 7
Surat dunia.
"Jika rindu itu memiliki ruang, maka biarkanlah ia tetap merindu dalam ruang rindu sampai tiba saatnya bertemu,"
Dear team SG
terima kasih atas kesempatan menuntut ilmu bersama tutor terbaik dan terkece seantero Cibubur. Hahaha... pakai sejuta terima kasih juga ga tergenapi rasa syukur kami bertemu tutor seperti kalian.
Dear kak Imam
Aku bilang ini hadiah dari SG untukku bisa les disana. Terlepas ini promo atau strategi pasar yang jelas aku bahagia tiada tara. Disini aku belajar banyak hal. Konsul banyak hal juga. Dan curhat banyak hal juga. Paling semangat datang, buka gerbang SG terus sapa kak Imam. Lalu duduk di sofa sambil nunggu bel masuk les. Atau ga siap-siap booking jadwal konsul. Itu sudah satu tahun yg lalu terlewat tapi masih segar diingat.
Dear kak Ai
Cuma kakak ini yg bikin perut jadi jungkir balik akibat tertawa lepas. Cuma kakak ini yg selalu diledekin ulang tahun tiap hari supaya traktir tahu favorit kita. Dan cuma kakak ini yg hafal ulang tahun ratusan anak SG. Ini salut.
Dear team 7
Dira 1, Dira 2, Sintia, Nadian, Kevin. Dimana sekarang? Sukses selalu mengiringi kalian. Inget ga saat awal banget dikenalin tahu jeletot sama dira kecil dan sintia? Sejak saat itu jadi menobatkan diri menjadi konsumen setia tahu jeletot. Hahaha... yg ultah harus traktir tahu. Entah sudah banyak keluhan sakit perut setelah makan itu tapi tetap saja dibeli hhahaha. Dira kecil yg selalu excited sama lagu diamond. Diusahakan ritual nyanyi sebelum masuk les. Nadian yg cantiknya ga ketulungan yg curcolnya selalu tentang pacarnya yg di luar negeri, Sintya yg duetnya sama Astrid terus. Yg nempel anteng duduknya di samping Astrid ketika di kelas, Dira yg kalau pulang jadi satu-satunya temen gue ke serang dan satu yg misterius, Kevin yg pinternya melebihi kita semua hhhahahaa. Aku kangen saat harus rebutan urutan shalat. Pasti langsung ada yg bilang, "gue kedua, gue ketiga, gue keempat," tapi ga ada yg bilang "gue pertama," yaa karena yg pertama pasti Dira. Terus kita bukannya malah belajar Kimia tapi malah ngecengin tutor kimia yg gue lupa namanya siapa. Selama konsul, kita paling ribet dan memanfaatkan waktu seminim mungkin but it is great. Aku kangen saat itu.
Dear team 1
Acit dan Pat, thank you sudah sabar mengajarkan fisika dan matematika dengan sabar. Kita selalu nunggu di mushola sebelum berangkat les. Sekedar tidur-tiduran atau mengerjakan tugas. Cuma kalian yg buat hari-hari macet di Cibubur menjadi lebih indah. Ingat "molen"? Nah itu dia yg buat aku kangen sama kalian. Hanya dengan menatap truk molen, jadi tertawa dan ingat kalian. Terima kasih atas trik and trik buat bangkit serta semangat belajarnya.
"Ini sebuah pertemuan dan silaturahmi yg unforgetable"
En
Pendidik sejati
Surat dunia
"Sebagai seorang perempuan harus mampu mendidik putra-putrinya, dan inilah jalanku."
Dear sahabatku,
Dulu pernah kita saling bertukar mimpi tentang yang namanya cita-cita. Ingatkah apa yg aku katakan," aku ingin menjadi seorang wanita yg bekerja di perusahaan ternama, menggunakan high heel dengan baju kantoran yg modis," dengan bangganya aku menjelaskan rinci cita-citaku. Segala uang dan kartu kredit atas namaku. Rumah yg mewah dan mobil yg kinclong kayak gigi emas, hhhahaha so itu ucapan dari seorang anak yg waktu itu usianya 11 tahun. Yaa itu aku. Aku jadi kembali lagi ke masa lalu. Mengingat mudahnya berimajinasi tentang masa depan tanpa takut dengan arti kenyataan sebenarnya.
Tapi aku baru paham sekarang, apa yg buatku selalu bahagia. Yaa kita pilih hal yg sama. Menjadi ibu guru. Aku tulis blog ini karena melihat fotomu. Aku pangling. Kita yg dulu hanya paham mengaji di pagi hari, sepedahan, sekolah, jajan rengsit yg entah masih ada atau punah hingga saat ini. Dulu kita senangnya main dan main kesana kemari. Renang sepuasnya, tapi sekarang kita sudah yakin pilihan kita. Guru... aku sangat bahagia saat menjadi peran itu. Bukankah hal yg membuat kita rela bahkan sangat bahagia menjalankannya adalah itu yg harus dipertahankan? Yaa... mari kita pilih dan pertahankan itu. Buat ku guru adalah teman yg paling menyenangkan. Ia bagaikan sisi dengan banyak peran. Satu sisi ia memberikan ilmu, menuntun, dan membimbing anak-anaknya tercinta. Sisi lain ia adalah mama yg sayang di sekolah. Aku ingin mengingat lagi masa yg lalu, saat aku pernah terluka karena pecahan kaca yg menusuk lenganku, ada satu guru yg memelukku sambil meredakan aliran darahku. Aku merasakan, inilah teman terbaikku. Yaa... guru kita adalah teman terbaik kita. Itulah hal yg membuatku ingin menjadi sosok yg bermanfaat bagi orang lain. Lewat guru, aku rasakan dekat dengan dunia anak. Dan lewat guru juga aku berperan sebagai seorang ibu atas putra-putrinya. Meski usia kita genap 19 tahun, ini kesempatan terbaik untuk belajar menjadi ibu terbaik karena menjadi pendidik adalah universitasnya seorang ibu.
Semoga kita tak pernah bosan untuk menjadi ibu atas anak-anak kita. Dan selalu bahagia menjadi bagian dari dunia mereka.
Ammiin...
Calon konsultan anak