Surat dunia untuk sahabatku.
Awalnya aku takut untuk bertemu kamu. Setelah semua yg telah aku lakukan untukmu. Aku takut berbicara lagi padamu karena semua yg telah aku lakukan padamu. Aku takut untuk memulai lagi setelah semua yg telah aku lakukan padamu. Tapi tadi pagi, kamu datang mengetuk pintu rumahku dan tersenyum untukku. Kaku. Yaa itu yg aku rasakan saat aku harus membalas senyummu. Aku lebih banyak diam di hadapanmu. Kaku. Ya itu yg aku rasakan saat kau menjabat tanganku lalu menyebut namaku. Kaku. Yaa itu yg aku rasakan setelah lama tak bertemu. Lama tak bicara. Lama tak ada waktu bersama.
Tapi... hari ini kau datang dengan mengalahkan emosimu. Kau datang dengan niat yg baik. Aku malu. Malu untuk menyambut hadirmu. Maaf... hati pernah khilaf berprasangka. Fikiran pernah khilaf dalam berfikir tentangmu. Lisan ini pernah khilaf berbicara untukmu. Maaf atas semua waktu yg tak banyak dariku untukmu. Terima kasih atas kesediaannya 13 tahun menjadi sahabat terawet selamanya. Apa yg terjadi kemarin... apa yg hilang... apa yg niat mau menghilang... melupakan dan dilupakan... menghapus atau dihapus... semua itu tidak penting. Yang penting 13 tahun itu tetap jadi waktu terbaik bersamamu tanpa dirusak oleh apapun.
terima kasih atas petualangan menembus atmosfer duka dan atmosfer bahagia. Semoga persahabatan ini tak ada tamatnya. Dan ingat "almarhum guru kita, juga tahu kalau kita sahabat dari kecil so jaga persahabatan buat jadi kabar gembira beliau di surga. Aammiin"
Based on story : mba inep guslianti hhe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar