Senin, 17 November 2014

Man Jadda Wa Jadda

Surat dunia.

"Ini menjadi satu dari banyak post blogku yang paling spesial, karena perasaan bahagianya tak kunjung hilang hingga saat ini,"

Man jadda wa jadda. Satu kata yang selalu dipercaya ketika mulai melangkah. Kata yang menjadi titik penerangan dalam keraguan yang memenuhi ruang fikiran. Kata yang isinya penegasan bahwa jika kita mau berusaha maka akan ada jalan. Satu usaha yang tetap akan membuka setiap jalannya. Yang tertutup akan terbuka lebar, yang terbuka lebar akan semakin terbuka. Kata yang kekuatannya ampuh walau dalam hitungan hari.

Mari kita mulai bersyukur bahwa janji mana lagi yang tidak Allah tepati. Minggu, 9 November 2014 waktunya belajar di kampus. Sambil menyelam minum air maka yang aku lakukan adalah selain belajar juga bercerita ke beberapa orang tentang acara 15 November nanti. Pertama aku ragu untuk mengatakannya bahwa ini sangat butuh bantuan dan dukungan teman-teman. Ada perasaan takut bahwa mereka tidak mungkin mau untuk jadi seorang kontributor untuk komunitas kecil. Tapi jika kita belum coba, apa iya kita tahu hasilnya. Aku mencoba, semangat, antusias, PD sejuta umat aku ceritakan semua rencana demi rencana. Dan.... apakah yang aku dapatkan? Uang tunai cash dengan nominal yang lumayan untuk sebuah permulaan mencoba. Dengan suka cita aku berterima kasih untuk semua yang telah membangun rasa percaya ini.

tanggal 10 November saat hujan turun begitu derasnya kami menyusun sebuah konsep acara dan anggaran untuk rencana yang ingin sekali kami laksanakan dari dulu. Deretan susunan acara, hitungan angka, hingga nama-nama kontributor kami bubuhkan di atas kertas untuk memudahkan langkah kami. Nominal diatas satu juta. Kami tahu, bahwa uang yang ada pada kami baru 1/4 dari rencana anggaran. Kami mulai berfikir strategi pertama adalah menghubungi teman-teman kami. BBM, Messager, Whatsapp, semua kami aktifkan untuk memberi kemudahan. Kata demi kata kami susun. Bukan untuk kami Broadcast tapi kami gunakan chat personal. Ada yang merespon cepat namun ada juga yang hanya selintas dibaca. Tak menutup kemungkinan bahwa ketidakyakinan akan muncul perlahan. Hampir chat ku adalah R hijau atau last seen.

Selasa, 11 November setiap akun selalu ditulis kata-kata yang menyemangati. "Man Jadda Wa Jadda" seputar itu. Lebih mirip doa yang selain disampaikan pada Allah juga disandarkan pada akun sosial :D. Tapi bukan berarti kesempatan tertutup. Kami masih berusaha. Hingga kabar gembira datang, ada kontributor yang siap menyumbang uang dan alat tulis sekolah. Bersyukur... terima kasih ya Rabb.

Rabu, 12 November masih penuh harap dan harap. Ingin sekali kirim chat menyapa semua teman-teman untuk meminta kesediaannya menjadi kontributor tapi.... niat itu kami urungkan. Karena cukuplah kemarin kami kirim undangan kontributor. Namun harapan tetap sama nyalanya seperti di awal.

Kamis, 13 November 2014 respon semakin baik. Kontributor semakin bertambah dan bertambah. Mulai simpati dan antusias tanya ini itu. antusias mengajukan diri untuk hadir atau ikut donasi. Bahkan ada yang mengiklankannya untuk daerah Bekasi. Ada yang merespon cepat dari Medan dan Karawang. Semakin percaya bahwa ini akan terlaksana dengan baik. Terlaksana sangat baik. Kami langsung reservasi tempat acara. Dengan uang 200 ribu rupiah di tangan kami jadikan itu sebagai DP. Setelah itu, kami bingung untuk pelunasan. Berharap akan ada kejutan demi kejutan dari teman-teman semua.

Namun senyum dari anak-anak mengalihkan semua kebingungan kami. Mereka yang sangat bahagia saat menerima undangan membuat kami sangat yakin akan terlaksana dengan baik.

"Kami harus bayar ya miss?" Tanya salah satu dari mereka.

"Ini hadiah dan acara untuk kalian," kataku antusias.

Entahlah. Saat itu yang paling buatku sangat bersyukur bisa melangkah menemani mereka hingga saat ini. Mereka yang bahagia.

Jum'at 14 November 2014. Paginya, satu bukti transfer diterima lewat messagerku. Lalu ditambah berita donasi cash lewat temanku. Dan rasanya... ingin tersenyum sendiri. Bahwa kebingungan dalam menutup biaya reservasi tempat sudah terselesaikan. Rasanya tenang.... sangat tenang. Siang harinya, handphoneku berdering. Suara berat terdengar, "Jadi saya harus menyumbang nominal berapa ya ka?"

Aku terdiam. Seperti ada jutaan kesejukan yang mengalir dari fikiran hingga ke hati. Ada satu kontributor yang tidak bisa hadir namun ingin donasi sejumlah uang untuk acara santunan. Ya Allah... ini alur cerita yang mengagumkan.
Setelah pulang dari sekolah, kami berpetualangan menjemput setiap donasi yang sudah disiapkan kontributor. Semua sangat antusias, jauh dari perkiraanku. Kami semakin antusias berpetualang meski jauh. Meski harus sampai malam tapi jumlah yang terkumpul adalah 59 hadiah yang sudah dibungkus rapi dan cantik. Sepanjang jalan, tak henti-hentinya kami bersyukur atas kejutan demi kejutan yang Allah berikan.

Sabtu, 15 November kami berjuang bersama. Melaksanakan acara demi acara. Detik-detik sebelum acara anak-anak belum datang, kontributor pun belum datang. Pihak tempat reservasi menanyakan waktu untuk mulai acara. Kami turun ke lantai dasar untuk menunggu kehadiran semuanya. Dari kejauhan rombongan melambai. Detak jantungku mulai tenang akhirnya. Disusul dengan kedatangan para kontributor yang jumlahnya fantastis. Lebih dari anak-anak dan bunda-bunda mereka. Acara ini sangat berbeda, bunda mereka hadir menemani. Ini yang membuat kebersamaan kami semakin akrab.
Permainan, bernyanyi, dan menari kami lakukan dengan suka cita. Hadiah demi hadiah kami persembahkan untuk mereka yang sangat membanggakan.
Satu sesi yang tak bisa ku tahan air mata adalah saat bunda-bunda mereka mendengar setiap mimpi putra-putrinya. Dengan yakinnya mereka punya mimpi yang mulia.

"Mau jadi kiyayi,"

"Mau jadi guru,"

"Mau buka restoran di Jepang,"

Lalu setiap bunda mengungkapkan kasih sayang mereka dan kebanggaan mereka atas putra-putrinya. Mata seorang bunda yang sedang bahagia atas bakti putrinya mulai berkaca-kaca.

"Iya miss, Novi itu anak penurut. Dengar kata mamanya terus,"

Dan kebersamaan ini kami tutup dengan lagu yang mewakili perasaan kami semua,

"Alhamdulillah, wasyukurillah... bersyukur pada-Mu ya Allah. Kau jadikan kami saudara hilanglah semua perbedaan,"

Dan lagi, aku bersyukur bahwa Allah memperkenalkan kita pada orang-orang yang lebih baik dari kita agar kita bisa belajar lebih baik lagi. Dalam balutan doa, aku ucapkan harapan demi harapan semoga anak-anak sukses dan aku sempat melihatnya.

Hari itu, kami belajar arti sebuah niat, bertahan dan bahagia yang sederhana. Akan ada banyak hari lagi yang akan menanti namun satu hari itu, pada hari itu "kekuatan man jadda wa jadda" mengalirkan rezeki bahkan hingga di detik akhir acara.

Terima kasih ya Rabb.... Kau sangat menyayangi kami.

Sabtu, 15 November 2014
Acara satu tahun kebersamaan belajar bersama anak-anak pemulung sekaligus santunan.
En.

Sabtu, 08 November 2014

Lelah memang,

Surat dunia...

Lelah memang, saat semua keringatmu diperas, tenagamu dimaksimalkan, dan setelah itu kamu diam kehilangan daya. Lelah memang, saat Allah masih ingin kamu berusaha lagi. Lagi. Dan lagi. Tapi Allah jamin setiap keringatmu, tenagamu, kehilangan dayamu, bahkan Allah membalas kebaikan atas sakit setelah usahamu.

"Ini sedang menanam, kelak akan ada hasil yg tumbuh,"

Rabu, 05 November 2014

TRI (Tentara Rama Indonesia)

Surat Dunia.

"Simulasi perang, strategi, kesehatan, dan berani insyaallah menjadi bagian pelindung negara,"

Senyumnya tak pernah berubah. Bukan sering aku ukur juga jadi tahu berubah atau tidaknya, hhehe tapi aku selalu memperhatikan kebahagiaannya. Lho kok bahagia diperhatikan? Iya... supaya kita belajar itu orang lain saja memilih bahagia dengan keadaan mereka yang jauh dari standar kehidupan layak lalu kesedihan mana yang patut kita peluk erat-erat? Tidak ada. Tidak ada ruang untuk kita larut dalam bersedih.

Pertemuan waktu itu dengan Rama adalah cerita tentang cita-cita. Dengan ikhlas dan sederhana ia deskripsikan cita-citanya.
"Saya mau jadi tentara," ucapnya.

Ide jahil pun muncul di benakku, "Coba saya adalah musuh kamu, lalu kamu akan tembak saya di bagian mana?" Situasi mulai menegang.

Lalu Rama berpura-pura menembak. Dorr... pas kena HATI ku. Lho kok? Bukan itu, Rama berpura-pura menembak di bagian perut saya.

"Coba kita sedang ada di hutan dan kita berperang di semak-semak," situasi perang dimulai.

Rama ambil posisi tengkurap dengan kesiapannya memegang senjata untuk menembakku.

"Coba untuk mengumpulkan tenaga kita harus olahrag push up, shit up dan back up," ini lagi tes Rama. Hihihi.

Rama langsung melakukannya dengan cepat. Realitanya setiap anak punya mimpi besar bagi mereka. Walau mereka belum tahu sepenuhnya tapi dengan memiliki satu saja cita-cita di usia mereka itu lebih baik. Jujur, aku paling antusias dengan anak yang ketika ditanya cita-cita ia menjawab dengan cengengesan menyebutkannya, "hehehe Bu jadi pembalap," itu oke.

Walau realitanya adalah apakah nanti cita-cita itu tercapai? Biar proses yang menjawabnya. Rama saja berani menjadi tentara. Kalau kita? Berani bermimpi besar.

Seperti salah satu yang aku tuliskan di 100 mimpi. "Memiliki sekolah bagi kaum dhuafa, gerrraaatttiiisss".

Kenapa ya? Kok repot-repot mengurusi orang? Ini nih pertanyaan yang sedang menghadang. Di saat ada orang yang bertanya-tanya, "kok mau ngurusin orang? Kan ga ada uangnya? Wihhh tinggi banget mimpinya, yakin?"

Dan untuk ketidakmungkinan yang jadi anggapan orang semoga jadi kenyataan yang selalu aku doakan jadi kenyataan.

Buat Rama dan pasukan, kalian salah satu dari sahabat terbaikku untuk aku buka sadar, melek mata, bahwa kita bisa menembus ketidakmungkinan.

Terus maksimal, terus melangkah, terus sederhana. Nanti pertemuan kita di masa depan ya. Saat aku bertemu dengan kalian yang sukses. Sukes. Sukses.

#motivasi diri sendiri

Barisan Sajadah

Surat Dunia.

"Bahwa kecerdasan bukan hanya di atas kertas tapi juga cerdas untuk beribadah pada Allah dan mengendalikan emosi."

Arti nilai di kertas hanya torehan tinta warna guru atas keberhasilan kamu untuk menyelesaikan tugas demi tugas. Untuk bisa menikmati setiap prosesnya, itulah nilai yang sesungguhnya. Justifikasi cerdas dalam nilai akademik akan kalah dengan mereka yang memiliki spiritual dan emosional yang seimbang. Dan aku ingin berbagi satu kisah lagi tentang kelebihan yang berbalut kekurangan dari salah satu murid.

Dia adalah salah satu dari 19 murid di kelas. Setiap pagi dia pasti sudah datang ke sekolah. Bahkan lebih cepat dari kedatanganku. Aku mencoba datang lebih pagi lagi, tapi dia pasti sudah datang. Setiap aku datang, dia langsung berlari ke arahku dan memberi salam. Sambil membawa buku tugasnya lalu ia serahkan padaku. Selalu, dia adalah orang pertama yang mengumpulkan tugas. Setelah itu, dia masuk ke kelas untuk merapikan satu demi satu bangku dan ikhlas untuk membersihkannya dengan lap basah jika ada yang berbdebu. Dia adalah satu dari yang lain, yang paling bisa peduli akan sekitarnya. Dia membantuku saat kesulitan. Waktu itu aku mengangkat papan tulis yang lumayan besar. Aku kerepotan sendiri untuk mengangkatnya, tapi dia datang untuk memegangi sisi lain dari papan tulis, agar kita mengangkat bersama-sama. Dia adalah satu dari yang lain yang paling semangat untuk menulis. Padahal untuk bisa menulis masih ada beberapa huruf yang tertinggal. Dia tidak mau ketinggalan pelajaran. Dia selalu paling cepat dalam membaca dan menulis. Namun, tetaplah ia belum mampu untuk belajar mandiri mengerjakan sendiri. Pemahaman soal dan penulisan harus dilatih teratur. Untuk nilai ulangan masih banyak di bawah standar minimal. Tapi dia tetap semangat. Bagaimanapun keadaan nilainya, dia tetap jadi Deska yang bertanggung jawab dan peduli akan sekitarnya.
Yaa... kepedulian ini ditunjukan lagi ketika waktu shalat zuhur. Selalu, dia yang pertama meminta untuk mengaji,
"Bu, ngaji bu," pintanya.
Setelah mengaji, ia inisiatif mengambil air wudhu dan menuju ke mushola. Dan apa yang ia lakukan? Ia menyiapkan semua sajadah dan mukena teman-temanya. Ia keluarkan dari loker dan membariskannya satu persatu. Aku hampir ingin menangis, anak yang menjadi salah satu perbincangan djantara guru-guru karena nilainya tapi justru ia adalah satu yang buat kami sangat bangga. Ia mampu menunjukan bagaimana caranya untuk memiliki nilai positif bagi teman-temannya. Inilah kecerdasan Deska. Aku sangat yakin untuk mengatakan bahwa satu murid yang ini adalah murid yang cerdas. Semoga Deska, tetap semangat untuk melewati semester ini dengan membanggakan. Aku bangga....

"Dan yang masih menganggap cerdas itu karena nilai saja, semoga tetap kuat jadi orang intelektual saja. Karena yang seimbang adalah saat intekektual berpacu dengan spiritual kepada Allah dan kecerdasan emosional pada diri dan orang lain.

#latepost. Edisi takjub.

Terima "maaf" menarik "kasih"

Surat dunia.

"Mengatakan kata terima kasih dan maaf adalah salah satu cara untuk menenangkan hati,"

Banyak orang menyepelekan hal yang sederhana. Lebih memukul rata seluruhnya dengan ukuran yang lebih besar dan serba wah. Banyak orang yang hanya sadar dengan hal yang jumlahnya banyak dan terasa manfaatnya ketibang hal yang kecil dan mudah dilupakan. Aku pernah membaca sebuah kalimat, "kesalahanmu ingatlah sebagai pelajaran lalu ingat juga kebaikan orang lain walau hanya setitik tinta pulpen." Dan disini aku ingin berbagi betapa sebuah kata "terima kasih" menjadi balasan yang paling luar biasa sensasinya.

Saat itu, ketika masuk shalat zuhur Irsyad yang baru saja selesai wudhu menghampiriku. "Bu tolong kancing baju seragam saya dibetulkan," pintanya.

"Ayo..  Irsyad coba dulu ya sendiri," tantangan dariku.

"Susah bu," terangnya.

Lalu aku pasangkan kancing baju lengan kirinya. Ku beri tutorial mudah agar ia bisa mengikuti.

"Sekarang Irsyad yang coba," pintaku.

Ia berusaha untuk mencoba. Bulatan kancingnya perlahan bisa masuk ke lubangnya. Dengan perasaan senang Irsyad berkata seperti ini, " Syukron," dalam bahasa Indonesia artinya adalah "terima kasih "

Bahkan mereka tahu bagaimana caranya untuk membalas kebaikan orang lain walau itu tak berpengaruh besar padanya. Hanya menununjukan cara memasukan kancing bajunya. Namun bertahun-tahun akan diingat untuk bisa belajar mandiri mengancingkan sendiri.
"Terima kasih" adalah komunikasi yang menenangkan. Saat orang yang memberikan kata itu pada kita setelah kita sudah membantunya, bahkan telah terjadi saling menghargai satu sama lain. Kata sederhana ini membuat kita bisa saling mengerti kemampuan satu sama lain. Kata yang menjadikan kebaikan yang kecil menjadi berarti. Dan aku berusaha mempraktekkan itu. Mengucapkan sesering mungkin untuk setiap bantuan dan kebaikan.
bahkan aku ingin menjadi orang yang cepat mengucapkan terima kasih dengan tulus ikhlas. Jika setiap orang saja mampu menghargai satu sama lain maka pelangi yang berwarna dapat menjadi satu lengkungan yang indah. Maka perbedaan jadi satu penghargaan.

Dan tak mungkin setiap orang lepas dari kesalahan dan khilaf. Andai semua khilaf dapat berbicara, lalu berapa banyak yang harus diceritakan tentang diri kita. Andai saja kesempurnaan milik manusia maka manusia tidak pernah belajar dari kesalahnnya. Dan satu pengakuan yang terdalam atas kesalahan yang kita lakukan adalah, "Maaf..  itu salahku dan aku berjanji..."

Kata maaf. Kata yang sebenarnya sudah menjadi kata mahal untuk diucapkan. Mahal? Saking mahalnya sulit diucapkan.

Waktu Minggu pagi, saat aku pergi ke kampus. Tak sengaja ada angkot yang menabrak pengendara sepeda motor. Lalu kata yang pertama terlontar adalah,
"Woi... (dog) kenapa lu tabrak gue? Dasar supir bla bla bla bla," sejuta perkataan sejenis itu.

Lalu sang supir, "Eh sia... (bodoh) ga bisa naik motor, saya sudah ke sisi," sontak teriakan semakin menjadi saat satu sama lain merasa paling benar.

Dan coba salah satu ada yang bisa berkata demikian ,"Maaf yaa pak, lain kali hati-hati jika berkendara..."
Dan yang terjadi lebih turun untuk respon emosinya.

Dan kita yang sudah diberi kesempatan hidup lebih lama justru malu untuk mengucapkan maaf terlebih dahulu. "Ga etis dong, ah... dia yang salah," dan jutaan alasan yang membenarkan bahwa kita benar. Lalu bagaimana dengan kisah yang ini,

Siang hari, saat kelas sedang sibuk menulis PR, ada Safina yang mendekati temannya Wildan. Dengan percaya diri ia katakan pada Wildan, "Wildan mah cepat marah kalau diledek temen-temen,"
Dan Wildan yang tidak terima dengan perkataan Safina, mengambil buku Safina dan merobeknya.
Sontak Safina berteriak sambil menangis ,"Ibu.... bukuku sobek sama Wildan,"
Tak sampai disitu, Safina memukul Wildan dan Wildan membalasnya dengan tendangan. Alhasil, keduanya harus dipisahkan. Walau berat satu sama lain untuk mengucapkan "maaf" tapi satu uluran tangan dari Wildan ke arah Safina, lalu berkata "Maaf Fin," satu kata itu yang buat semuanya akan damai dan baik-baiknya. Setelah itu saling membuka ikhkas untuk memaafkan satu sama lain. Dan setelah itu, mereka bermain bersama-sama seolah tak ada apapun yang terjadi sebelumnya.

Lalu mau sampai kapan kata "terima kasih" dan "maaf" itu tertahan? Sampai kita lupa bagaimana caranya untuk mengucapkannya? Tidak menunggu keterlambatan untuk sebuah perubahan. Walau sederhana, anak-anak mengingatkan kita lewat dunianya.

#challange
Baru bisa aktivasi. Ini ada di blog kedua saya. Namun ini saya posting lagi ke blog utama. Terima kasih setia untuk membaca portal blog saya. Good luck with beloved.

Jumat, 31 Oktober 2014

Berbesar Hati

Surat Dunia

"Kadang kita tak memiliki semuanya, tapi kita berlatih untuk bersyukur apa yang ada,"

Sepenggal kalimat itu aku rangkai setelah menemani satu muridku mencoba pianika. Seorang anak begitu antusias saat mencoba hal yang baru. Begitupun Akbar, begitu antusias menekan tuts demi tuts pianika. Berbeda sekali saat satu jam yang lalu. Ia tampak lesu tidak bersemangat di pelajaran.

Satu jam yang lalu, aku bersama muridku belajar nada dan birama. Salah satu alat peraga yang bisa mendukung adalah pianika. Aku bunyikan pianika tuts demi tustnya. Dari nada Do tinggi hingga Do rendah. Lalu berbalik dari Do rendah ke Do tinggi. Lalu anak-anak mengikuti dengan suara yang semakin tinggi,
"Do... Re...Mi...Fa...Sol...La...Si...Do...,"

Semua serius menyimak. Namun satu sudut di kelas yang terdiam. Matanya menatap ke luar jendela, memikirkan sesuatu. Suara nada pianika dan nada dari teman-temannya tak mengusiknya.

"Akbar... kamu kenapa sayang?" Tanya ku pelan.

Ia hanya menggeleng dan mulai menatap ke arahku. Mulai memperhatikan lagu demi lagu yang aku contohkan dengan pianika. Karena lagu itu akan menjadi bahan materi untuk praktek Seni Budaya.

"Nanti not angkanya bisa dipraktekan di rumah ya.... minggu depan kita coba bersama-sama untuk memainkannya," aku yang antusias.

"Yes yes yes bawa pianika," kata Deska kegirangan.

Dan yang anak kecil sukai adalah belajar hal-hal yang baru. Dengan alunan musik menjadi daya tarik anak untuk menyukai belajar dan materi pembelajarnnnya. Satu persatu saling membicarakan pianika milik mereka. Selain itu membicarakan lagu-lagu yang mereka bisa. Tergambar jelas bahwa mereka menyukai saat dimana musik bisa jadi belajar bagi mereka.

"Bu..."

Satu sapaan untukku.

"Bu... harus bawa pianika ya?" Tanyanya pelan.

"Hmmm.... aku ga punya pianika bu," katanya kebingungan.

Sambil ku dekati ia, ku sentuh pundakknya dengan yakin.

"Hmm engga apa-apa nanti kita bisa coba keyboard sekolah untuk belajar," kataku yakin.

"Engga mau bu... beda bu caranya," pertimbangannya.

"Sama saja, untuk nada yang digunakan, cara menekan juga sama Akbar," jelasku.

Ia terdiam. Menatapku lama. Dengan sabar aku menanti respon sealnjutnya.

"Bu jangan bawa pianika ya?" Pintanya.

Aku memintanya untuk duduk di sampingku. Aku keluarkan seperangkat alat pianika.

"Coba kamu tekan satu nada saja,"

Akbar menekannya ragu-ragu.

"Ting..."
"Coba tekan 2 nada,"

"Ting... ting..."

Ia tersenyum takjub. Sambil keheranan mencoba pianika, ia mulai menekan tuts-tutsnya.

"Ting.... ting... ting..."

Senyumnya berubah menjadi tawa. Akbar asyik menekan pianika. Nada demk nada ia coba sekaligus nada lagu yang aku contohkan. Jemarinya lebih handal dari sebelumnya.

"Bu.... seru bu..." pengakuan Akbar.

"Iya silahkan latihan untuk minggu depan ya," kataku.

Hingga waktu istirahat selesai. Akbar masih menekan pianika. Melatih satu demi satu demi satu lagu.

"Bu..  engga apa-apa yaa saya main ini lama? Saya engga punya pianika bu," katanya.

"Boleh," izin dari ku.

Setelah puas berlatih, Akbar datang padaku untuk mengembalikan pianika. Dengan senyum tipisnya, kemudian ia menyodorkan pianika padaku.

"Bu ... terima kasih, meski saya tidak ada pianika tapi saya bisa latihan juga bu. Nanti saya beli pianika Bu, tapi nanti kalau Ayah dagangannya laris buanyak.... banget..." katanya.

"Ammiin..  Ibu doakan supaya Ayah Akbar dagangannya laris banyak.... banget...," ucapku antusias.

Berbesar hati. Saat sekeliling kita memiliki segalanya kemudian menengok ke diri kita, satu hal yang kita utamakan "bersyukur". Keadaan orang lain membahagiakan memang tapi dengan kita bahagia atas lebih nikmat rasanya. Dari Akbar, aku belajar untuk meningkatkan rasa syukur dan penerimaan. Apapun keadaannya. Kita wajib berusaha, biarkan semua bekerja hasilnya dengan sendirinya. Terima Kasih, atas hari ini.

Muhammad Nur Akbar
Selepas Istirahat,

Kamis, 30 Oktober 2014

Belajar (lagi)

Surat dunia.

"Namanya Deska Deningrum, salah satu penguji kesabaranku."

Kalau kita berhadapan dengan anak kecil, satu yang melekat dari mereka yaitu "ga sabaran". Yaaa... mereka dengan tingkat keingintahuan yang tinggi menjadi tidak sabar untuk mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Sama halnya dengan satu muridku, Deska. Deska adalah satu murid bersyarat yang naik kelas ke kelas 2. Karena masih perlu latihan dan belajar lagi dalam pemahaman dan menulis. Satu hal yang buat aku greget adalah saat dia mulai tidak sabar menghadapi pelajaran sekolah. Apalagi saat harus menjawab pertanyaan demi pertanyaan soal latihan. Satu suara yang tidak asing adalah seperti ini bunyinya,

"Bu... ini gimana??? Aku ga ngerti," merengek sedih.

Memang setiap ulangan dan latihan soal yang satu ini perlu pendampingan. Makanya aku tidak pernah jauh darinya untuk memastikan bahwa "everything is ok".
Dan terkadang juga saat pendampingan untuk pemahaman soal tambah gregetnya. Deska lebih sering cengengesan dan senyum sendiri tanda engga paham kali ya. Lalu ketika menulis jawaban, beberapa huruf ada yang tertinggal. Saat itu juga aku bimbing untuk perbaiki tulisannya. Memberitahu bahwa ada beberapa huruf yang tertinggal. Namanya anak kecil, saat dikoreksi malah marah.

"Ibu iyaaa aku tahu, nanti aku tulis"

"Ibu jangan kasih tau aku terus, aku juga tau bu"

Aku? Ngelus dada dan langsung istighfar. Mungkin aku yang harus amat sangat sabar. Dosenku, Bu Ana pernah berkata begini,

"Ibarat kesabaran itu bagai samudra maka ia akan menenggelamkan amarah,"

Bagaimanapun Deskaku, dia tetap anak yang manis. Ketika aku sedang duduk lelah, ia datang memelukku. Ketika aku datang ke sekolah, ia datang menghampiri parkiran motor untuk mengucapkan "selamat pagi" padaku, dia adalah anak yang paling cepat mengumpulkan tugas, paling antusias menulis, walau kata demi kata masih tertinggal. Deskaku tetaplah anak yang manis, setiap aku lihat deretan angka nilai ulangan atas namanya terbesit satu semangatnya untuk belajar. Walau kenyataannya hanya mendapat 50 tapi dia membuatku belajar lagi. Belajar lagi. Belajar lagi untuk bisa jadi yang terbaik baginya.
Pernah di satu waktu aku pandang senyumnya kala pagi, saat aku dan dia menyiram tanaman di sekolah, ada satu keyakinan kuat dan keinginan besar dalam dirinya untuk bisa layak naik ke kelas 2. Walau saat ini masih naik bersyarat. Dan aku tetap bahagia untuk Deskaku dan 18 murid hebat lainnya.

Terima kasih ya Rabb.

#challange 2

Rabu, 29 Oktober 2014

T.E.A.C.H.E.R

Surat dunia.

"Biarlah apa yang kamu tulis bekerja sendirinya,"

Dua tahun lalu, di cover file favoritku aku mencatat sebuah kalimat,

"Eka harus jadi guru."

Setiap kali aku buka file itu, selalu aku baca kalimat yang . Semakin sering aku buka, maka semakin sering juga aku ulang kalimat itu. Semakin sering diulang maka semakin aku mengingat kalimat itu. Semakin aku ingat, semakin aku tahu kemana aku harus melangkah. Apa yang harus aku lakukan, perjuanganku, pengorbananku dan apapun pembelajaranku untuk bisa menjadi seorang guru yang baik.

Dua tahun lalu juga, aku mencoba dari hal yang paling kecil. Aku kembali di sebuah majlis taklim tempatku dulu menimba ilmu selama 6 tahun disana. Al-Usman Mashuri adalah tempat pertama yang percaya padaku untuk bisa berbagi pengetahuan. Awalnya hanya sebuah keberanian. Dengan yakinnya aku mengajukan diri bertemu dengan pengelolanya.

"Saya ingin jadi guru pak, untuk itu saya harus banyak latihan."

Sejak saat itu, duniaku berubah. Sedikit berbeda dari biasanya. Dulu aku lebih suka bersantai di rumah atau berkutat dengan tugas sekolah. Tapi setelah pulang sekolah, aku langsung ke majlis bertemu dengan anak-anak pengajian. Satu-satunya yang bisa aku andalkan adalah berdongeng. Yaa.... itu yang selalu mereka tunggu dariku. Mungkin karena aku hobby menulis cerita jadi ide alur cerita selalu ada. Mulai dari dongeng bahasa sunda, hingga bahasa inggris aku lakukan. Alat peraga pun aku gunakan. Paling ku suka adalah saat aku dan anak-anak bermain boneka kaos kaki. Yaaa .... boneka yang kini masih aku simpan sebagai salah satu ikhtiarku hingga saat ini. Meski aku hanya mengajar selama 3 bulan tapi aku punya pondasi yang bisa jadi modal paling berharga yang pernah aku miliki. Setelah lulus SMA, aku meninggalkan majlis untuk bekerja di sebuah lembaga pendidikan informal. Ilmuku semakin bertambah setiap harinya. Mentalku diuji untuk bisa menjadi quality control pendidikan disana. Semakin hari aku semakin didewasakan dengan tanggung jawab. Justru inilah betapa aku sangat berterima kasih pada kesempatan Allah padaku. Berterima kasih pada sebuah penolakan demi penolakan atas kemampuanku. Karena aku semakin ingin diterima di kondisi terbaik tentunya. Aku berterima kasih atas kesempatan ikut memikirkan kecerdasan anak sekaligus tekanan dari para orang tua yang berharap terbaik pada anaknya. Aku berterima kasih atas tim kerja yang begitu baik dan membimbingku sabar dan teratur. Dan aku ingin berterima kasih atas kesempatan pertemuan bersama murid-murid disana yang kisahnya tidak pernah lupa aku catat dalam blog atau fileku.

Sungguh..... jika aku ulang lagi masa itu, sudah berapa banyak aku memiliki kesempatan belajar. Ilmu yang tak bisa aku tebus dengan uang dan material dunia, ilmu yang bisa mengiringiku hingga bisa ke jenjang formal hingga saat ini.

Terbesit satu keinginan yang aku katakan pada mama,

"Aku ingin mengajar di sekolah formal mah,"

Dan Allah yang baik yang mempermudah itu. Sungguh.... apa yang pernah aku jalani adalah proses yang bisa mendampingiku hingga sekarang. Dan aku sangat bersyukur, Allah mudakan aku dalam segi usia tapi Allah menyayangiku dalam segi proses kehidupan.

Bismillah.... langkah ini masih jauh. Tapi Allah selalu dekatkan itu sehasta demi sehasta. Hingga saatnya aku bisa memberikan sekolah gratis untuk anak jalanan dan para pemulung. Semuanya sudah kutulis di "Dream book" kelak semua persis seperti target. Terima kasih atas kesediaannya membaca blog demi blogku. Ini satu post bukan untuk menyombongkan, tapi sedang menyusun keberanian untuk bisa bermimpi dan pembuktian terus.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Mata hati

Surat dunia.

Adakalanya kita belajar untuk melunakkan hati. Belajar untuk menatanya dengan baik dan semakin baik (lagi).

Selepas

Surat Dunia.

Aku melihat satu senyumannya selepas mimpi telah terlaksana. Bagaimanakah perasaanku saat itu? Aku seperti bisa memeluk luasnya langit dengan hiasan keindahannya. Suatu hari nanti, akan ada saat dimana kapanpun senyum itu ada hanya untukku. Untuk berhasilnya mimpi kita.

Tengah malam.

Selasa, 21 Oktober 2014

Mine

Aku titipkan semuanya pada penciptaku. Biar Dia yang menjaga. Karena tak ada yang bisa kita miliki seutuhnya.

Senin, 20 Oktober 2014

My prayer

Surat Dunia
Saat itu ada yang punya mimpi untuk bisa pergi keliling Indonesia. Lalu dilanjut dengan perjalanan Eropa. Pada saat yang sama, aku pun ingin bisa menyapa seluruh dunia dengan kata demi kata dalam sebuah buku. Tetap menjadi pribadi yang hangat. Dan bersaudara sebanyak-banyaknya. Semoga ada kesempatan untuk bisa terus pembuktian.

Mata 5 watt
Kamar tercinta

Minggu, 19 Oktober 2014

Akan ada .....

Dear ......

Di luar sana akan ada banyak perempuan yang lebih cantik dariku. Akan ada yang lebih cerdas, lebih menarik dan lebih kaya dariku. Namun aku ingin pastikan, bahwa aku akan menemanimu sampai kapanpun. Tak ada batas waktu. Dan kita buat mimpi kita semakin nyata. Karena bersamamu aku  tak pernah takut bermimpi dan bumi bagai butiran kecil yang kita pijak.

Sekolah masa depan

Ya Rabb....
Salah satu pertemuan adalah kesan mendalam. Ya Rabb.... bolehkah Kau izinkan aku dengan kesempatan untuk selalu bertemu dan dipertemukan dengan mereka. Ya Rabb.... haruskah aku menjadi orang yang sangat kaya raya untuk bisa berbagi dengan mereka? Ya Rabb.... segerakan Kau wujudkan satu persatu mimpiku, aku ingin terus sehat, mencapai puncak mimpiku. Sekolah masa depan untuk mereka.

Tak Perlulah

Kadang kita ga perlu bersusah payah mencari yang persis sama kayak kita. Ga ada dalam catatan Allah bahwa Dia menakdirkanmu dengan orang yang mirip bahkan sangat persis denganmu. Tak perlulah.... kita buang energi kita untuk mencari yang belum tentu itu bisa bersama kita selamanya. Biarlah Allah yang mempertemukan kita dalam pertemuan-pertemuan saling mengisi kekurangan masing-masing. Jika kesempurnaan membuatmu bahagia lalu apa artinya saling melengkapi? Saat ada satu ruang kelemahan kita isi bersama. Tenanglah..... perempuan ini sadar arti "sempurna" hanya milik Rabb-nya.

Jumat, 17 Oktober 2014

Terkadang,

Surat Dunia.

Kadang keadaan bisa berubah dalam hitungan detik saja. Bisa saja kita terjungkal bahkan terpelanting jauh dalam waktu sebentar. Dan haruskah kita mundur? Kadang kita jugalah yang harus jadi satu-satunya orang yang menerima. Jadi ke satu yang harus ikhlas menerima. Jika ini bagian dari penggugur dosa, semoga aku masih kuat dan selalu kuat untuk tetap bertahan.

Rabu, 15 Oktober 2014

Surat Untuk Mama


Surat kepada Ibunda ini tak dimaksudkan untuk memberitahu beliau apa yang kita rasakan. Besar kemungkinan, beliau mengerti yang selama ini kita pendam.

Surat ini ditulis demi mengurai isi kepala kita sendiri. Demi mengurangi rindu yang ada di dada kita.

Selamat membaca.

 

Halo Ma,

Apa kabar?

Ah, rasanya ganjil sekali melontarkan itu. Kita satu rumah, namun jarang kutanyakan kabarmu. Anak macam apa aku ini. Makanan yang kau sediakan di atas meja tak lantas membuatku peduli kabarmu saban hari. Maaf ya, Ma.

Ma,

Mungkin kita jarang berbicara. Saat membuka mulut pun, hanya adu argumen yang ada. Rasanya susah sekali menahan diri. Apapun yang ada di kepala, aku lontarkan semua. Begitu terucapkan, aku hanya bisa menyesal.

Mama mungkin sudah biasa. Menghadapi ego dan kesoktahuan anaknya. Dari dulu, pikirmu. Tidak apa-apa. Engkau tersenyum, dan te

Mamaku yang cantik,

Apa aku boleh bertanya? Bagaimana bentukku saat aku keluar dari rahimmu? Aku penasaran, Ma. Hanya bisa kubayangkan sakitnya. Dari situ pikiranku melanglang: ketika 9 bulan membawaku, hal-hal ganjil apa saja yang kulakukan terhadapmu? Bagaimana perasaanmu ketika tahu rasa sakitmu sebagai ibu tak hanya kau derita saat melahirkan saja? Dari situ aku bisa mengerti, betapa sabar dirimu selama ini.

Tapi harus kuakui. Kadang memang aku heran pada sikapmu. Mama pernah marah-marah ketika aku main ke rumah teman sampai jam 10 malam. Mama sibuk meneleponku untuk pulang, padahal aku sudah bilang berkali-kali bahwa aku aman.

Aku tahu Mama takut terjadi apa-apa denganku di jalan. Tapi tenanglah, Ma. Aku pasti bisa menjaga diri. Bukankah Mama sendiri yang mengajarkan aku untuk berani? Mungkin memang sulit Mama percayai, tapi aku sekarang sudah besar. Sudah tahu bagaimana melindungi diriku sendiri di jalan. Mama ingat pernah menasihati supaya aku pandai berteman? Nah, kini aku punya teman-teman yang bisa kuandalkan ketika aku pulang terlalu malam.

 

Ma, sebenarnya ada banyak hal yang ingin kusampaikan. Tapi aku terlalu malu untuk mengatakannya langsung. Aku takut melihatmu menangis. Aku tidak tahan melihat air matamu keluar. Apalagi ketika aku harus pergi ke tempat yang jauh dari rumah.

Saat aku hendak berkelana sementara, Mama membuktikan perhatian dengan mempersiapkan barang bawaan untukku. Sayangnya, terkadang aku sendiri bingung barang-barang itu harus aku apakan.

“Ini mama siapin selimut. Bawa ya!”

“Aduh, ntar beli aja di sana. Berat tauk ma!”

Aku masih ingat itu. Aku menolak barang-barang yang sudah kau siapkan untukku. Hanya ketika mau berangkat, aku mengangkutnya ke bagasi. Dengan berat hati, dan separuh mencak-mencak tak mengerti.

Namun saat jauh, aku rindu padamu. Ah…Untunglah ada barang-barang ini. Kupeluk saja selimut yang Mama siapkan. Aku tidak jadi kedinginan.

Ma,

Bolehkah aku bertanya tentang impianmu saat muda dulu? Ketika umur 5, 10, atau seumurku, cita-cita apa yang sebenarnya Mama gantungkan? Dokterkah, layaknya anak-anak pada umumnya? Atau malah Mama punya cita-cita yang lebih unik, seperti fotografer dan penulis buku?

Maaf ya Ma, gara-gara aku, Mama harus berhenti mengejar impian masa kecil Mama. Karena keberadaanku, Mama harus rela mengambil apapun kesempatan berkarya yang ada, dan bekerja 2 kali lebih keras dari seharusnya.

Ya,

Aku melihatmu sebagai seorang pekerja keras. Bahkan tugas-tugas rumahan sebenarnya menyedot banyak tenaga dan waktu luang. Pagi-pagi sekali, Mama harus bangun untuk memasak sarapan. Selanjutnya, Mama harus menyiapkan peralatan sekolahku. Mama harus mengantarku ke sekolah, berbelanja agar di rumah ada yang bisa dimakan.,,

Kadang, kalau aku sedang rajin aku akan berusaha membantumu semampuku. Tapi Mama pun tidak selalu memperbolehkanku membantu. “Sudah belajar, belum?” tanyamu.

Iya, Mama banyak bertanya. Pertanyaan Mama pun sebenarnya selalu sama: “Sudah makan belum?”, “Sudah sholat?” Kalau aku menjawab “belum”, nada bicaramu langsung berubah dan sifat cerewetmu mulai keluar. “Ah, Mama ngoceh terus! Kalau belum sempat gimana dong, Ma?” Hanya itu jawaban yang keluar dari mulutku. Pusing rasanya mendengar ocehan Mama. Mama tidak tahu ‘kan, saat Mama menelepon aku sengaja menjauhkan ponselku dari telinga karena bosan mendengar ocehan Mama? Maaf ya, Ma.

Di saat aku jauh dari rumah, banyak hal yang aku lakukan tanpa sepengetahuan Mama. Ada beberapa hal yang kutahu tak boleh aku langgar, namun tetap aku lakukan. Harus kuakui, ketika melakukannya, aku terhibur dan sedikit bangga.

Aku jahat ya, Ma? Aku anak pembohong. Mama masih mau menyayangi anak pembohong sepertiku?

Ma,

Tahukah kalau aku sangat takut untuk memperkenalkan calon menantumu? Aku takut Mama tidak setuju dengan pilihan hidupku. Takut Mama kecewa jika nantinya aku gagal dalam pernikahanku. Tidak ada rasanya yang lebih mengintimidasi dari ucapan “Ma, kenalin: ini calon menantu Mama.”

Senyummu membuyarkan kegelisahanku.

“Kamu senang sama dia? Sudah yakin? Yang penting itu kebahagiaanmu sendiri.”

Ma, wajahmu mulai menua. Mulai ada keriput disana, membuatku sadar ragamu tidak sekuat dulu. Penyakit mulai mengerogoti tubuhmu. Aku pun pernah harus melihatmu terbaring di atas tempat tidur. Tapi kau malah tetap tersenyum dan menanyakan apa aku sudah makan.

(Ma, tenang! Aku sudah makan!)

Izinkan aku mengatakan sesuatu yang belum sempat kusampaikan langsung. Aku tidak tahu kapan kita akan berpisah. Ada saatnya, aku akan mengantarkanmu ke tempat peristirahatan terakhirmu. Atau mungkin saja Mama yang mengantarkanku. Apapun akhirnya, akan ada saat dimana kita berdua harus rela. Kapanpun itu, hanya Yang Disana yang tahu. Aku hanya ingin mengingat bahwa kita pasti kembali bertemu.

 


Mama, Ibu, Ibundaku…

Terima kasih sudah memutuskan memilikiku. Terima kasih sudah memperkenalkanku pada dunia. Terima kasih sudah mengajarkanku apa arti perjuangan.

Maafkan anakmu ini: yang selalu membuatmu was-was, yang selalu bertindak semrawut, yang tak cukup sering menyapu rumah…ah!

Aku hanya bisa berharap untuk terus bisa memberikan yang lebih baik lagi untukmu. Secerewet apa pun dirimu, Mama tetap wanita nomor satu bagiku.

Aku tidak bisa memilih siapa yang menjadi ibuku. Mama pun tak tahu anak seperti apa yang akhirnya lahir dari rahim Mama. Tuhan yang mempertemukan kita.

Aku bersyukur bisa berkenalan dengan Mama. Tersenyumlah, Ma,

 

Penggemar beratmu nomor satu,

Anakmu.

Kamis, 09 Oktober 2014

Arti penerimaan

Surat Dunia.
Jujur, paling semangat saat ada yang punya semangat lebih dari kita. Semangat itu tertular, dan makin ketularan kalau dekat dengan orang tersebut. Dan kali ini, aku bagi cerita semangatnya adik kelasku dan arti menjadi pemenang sesungguhnya.

Kalau diminta flashback ke acara LKBB cuma satu yang diinget, insiden naik truk. Iya dong, ini ceritaku saat harus pergi lomba Lkbb menggunakan truk pasir. Tapi biarlah, itu jadi kenangan yang paling manis buat aku dan angkatanku.
Pertemuanku dengan Amel, tentu buat aku senang. Karena adik kelasku yang satu ini punya banyak bahan sharing seputar dunia anak. Usianya masih muda, tapi pengalamannya pasti sudah banyak. Amel adalah adik kelasku di SD sekaligus penerus kegiatan Pramuka di SD Pasirangin dan SD Babakan. Hhhehe jadi malu saya, belum bisa berbuat apa-apa buat SD. Berhubung ada lomba yang prestisius banget untuk kepramukaan yaitu LKBB, dia dipercaya untuk melatih sekaligus mendampingi anak-anak. Tapi ga mungkin keduanya, Amel harus mendampingi satu SD saja yaitu SD Babakan. Di hari perlombaan, hari yang paling mendebarkan untuk berjuang di arena lomba perubahan sikap terjadi. Amel diblokade anak-anak SD Pasirangin dengan sikap yang dingin dan saling tak peduli. Sapaan? Tak ada. Saling pandang? Engga ada. Padahal ketika latihan di hari-hari biasa mereka lengket dengan Amel. Keadaan saling tidak peduli semakin diperkuat dengan perolehan juara dari SD Babakan. Sedangkan SD pasirangin belum masuk kategori juara. Semakin memuncaklah keiriian mereka. Pilih kasih, engga adil, lebih sayang, engga peduli diberikan pada Amel dari murid-muridnya sendiri. Namanya juga anak SD yaaa. Tingkat kesetaraan perlakuan bagi mereka harus benar-benar adil. Tapi mereka seperti itu karena mereka ingin mendapatkan dan merasakan hak yang sama. Dan memberi pengertian pada mereka "Bukan tentang karena didampingi siapa tapi karena kemauan dan usaha yang kuat itu yang buat kita bisa menang. Semua orang mau menang dan memenangkan tapi apa mau usaha dan mengusahakannya?" Dan semoga adik-adik kelas kita belajar banyak dari sebuah kekalahan. Berbesar hati menerima kekalahan itu yang namanya pemenang. Setuju pemirsah???  

En.
Pas Bedrest
Tempat tidur tersayang, cie.

Senin, 08 September 2014

Pilihannya "PEBISNIS"

Pilihannya adalah : Pebisnis.

Dalam hidup ini, kita bisa memilih untuk jadi rata-rata atau berbeda. Untuk jadi mayoritas dan minoritas. Karena hidup adalah pilihan. Menjadi seorang pebisnispun pilihan. Lalu apa bedanya dengan penjual? Bukankah penjual adalah pebisnis? Dan inilah inspirasi yang ingin saya bagikan kepada teman-teman dari seorang Chatarina Siwi Lukito.

Pertemuan sore itu bersama ibu cantik ini menjadi pengetahuan baru untuk soal bisnis. Berkecimpung menjadi seorang Gold Director Oriflame membuat pribadi ini penuh senyum dan visioner ke depan. Berikut adalah penjelasan beliau,
"Ada 3 tipe orang, satu pemakai, dua penjual dan tiga pebisnis. Lalu semua orang bisa jadi pedagang namun belum tentu bisa jadi pebisnis. Karena pebisnis bukan soal keuntungan lembaran uang tapi bekerja cerdas untuk organisir strategi dan suksesnya team. Sehebat apapun kita tanpa team yang satu semangat dengan kita apa artinya. Disinilah kita belajar bahwa kesuksesan team membawa ke kesuksesan kita."

Penjelasan semakin seru saat mulai ke penyusunan strategi team dan berbagai jenis keadaan di lapangan, beliau berbagi tips untuk bisa mengenali potensi keaktifan team. "Justru miss Eka, yang aktif itu yang nantinya kita pantau terus. Yang aktif ini yang akan sangat membantu kita untuk investasi poin," jelasnya.

Dari sekian banyak ilmu yang didapat, satu ilmu yang harus ditanamkan selalu, "Ikhlas" itu menjadi pondasi kita untuk bertindak. Sama halnya bisnis, ikhlas membuat kita memberikan best action untuk kemajuan bersama. Jadi bukan soal aku sudah capek ini, aku sudah bantu ini, aku sudah kasih ini, lalu mana usahamu??? Atau versi keluh yang tidak ikhlas, ya ampun lupa apa kamu kan aku yang bantuin?

Hmmm jelegerrrrr petir berbunyi tanda siap tidak sukses orang yang berfikir seperti di atas. Segera dilempar keluh kesah ketidakikhlasan.

Karena dari ibu Siwi juga aku lihat binar-binar kemauan yang kuat, strategi yang terarah, dan keikhlasan. Makanya tidak heran hasil dari 3 tahun membina team, sekarang beliau adalah Gold Director dengan pendapatan 7 juta perbulan sebagai ibu rumah tangga yang berbisnis dan siap keliling Eropa tanggal 20 September nanti.

Great!!!

en.

Minggu, 07 September 2014

Materi Seminar Merry Riana

Merry Riana

Jika kamu melakukan1/2 usaha maka akan dapat 1/2 hasil juga.

5 langkah yang bisa dilakukan :
1. Berani mengambil langkah pertama.
Langkah pertama adalah start awal bagi kita. Meski kecil setidaknya kita tidak berada dalam km 0. Langkah pertama juga yang membuat kita harus berani. Harus berani. Harus berani karena energi bahan bakar kesuksesan yang paling besar adalah berani. Awalnya memang ragu. Ingin menunggu sempurna dulu persiapan strategi baru melangkah tapi sadarilah tak ada yg sempurna tapi dengan melangkah dan bergerak 50% kita sudah menjadi pemenang.

2. Bukan ahli tapi menunggu ahli
Keahlian bukan penentu segalanya. Karena keahlian menjadi salah satu kemudahan untuk kita masuk ke dunia bisnis. Tapi sesungguhnya keahlian yang paling dibutuhkan adalah survive dulu di lingkungan. Ketika kita sudah di lapangan. Akan banyak pengalaman, guru terbaik, dan cara-cara yang kita pilih untuk dipelajari. Maka melangkahlah sambil mencari dan menemukan keahlian kita.

"Kalau tak ada yg percaya sama kamu makan kamu yg percaya sama diri kamu sendiri" -Merry Riana

3. Sekarang maka putuskan "Do it now,"
Melangkah dengan cerdas
1. Mimpi yg jelas
Ini adalah penggambaran visioner kita dalam beberapa tahun ke depan. Apa yang ingin dicapai harus jelas karena inilah yang akan menjadi lecutan semangat kita.
2. Strategi yg terarah
Semua orang memang ada di jalan yang sama namun memiliki destinasi yang berbeda. Dipercepat atau diperlambat tergantung pada gerak kita.
3. Tindakan yg nyata
Bukan mimpi yg tinggi tapi semangat yang tinggi.

3. Melangkah Bersama
3 tipe orang sekeliling kita.
1. Mentor.
2. Partner.
3. Team.

4. Melangkah sampai tuntas.
Memerlukan Self discipline yang tinggu. Tidak ada kemenangan, bagi mereka yg tak bertanding sampai akhir. Perhatikan juga Komitmen tinggi. Dan katakan sekarang dengan yakinnya "Never never give up!"

Seribu orang bilang saya ga bisa "biasa" tapi diri ga yakin "binasa".-Merry Riana

5.Melangkah dengan ikhlas
Jika kita melangkah dengan ikhlas keputusan apapun tidak akan saya sesali. Seberat apapun tidak akan saya keluhkan. Dan hanya dengan ikhlas seseorang akan mengapresiasimu mulia di hati mereka.

Merry Riana "Langkah Sejuta Suluh"
Disampaikan dengan semangat "Saya Pasti Bisa"
ICC Kemayoran.

Seminar dari Mr. James Gwee

Stairway to Success.

Berbagi Ilmu dari James Gwee.

Jika anda ingin mendengarkan banyak tentang kiat dari James Gwee maka stay listen in Smart fm 95,9

Setiap trainer bisa mengikuti setiap tema yg dilakukan dan melebur bersama tema.

Www.seminarseumurhidup.com ini merupakan blog terkece dari james gwee.

Di bawah ini adalah akses untuk bisa dekat dengan beliau.
James gwee TH.MBA
Singapura
Facebook jamesgweeacademia
Twitter jamesgwee

Kiat sukses bisnis itu...

1. Habis2an
All out 250% sepenuh hati. Buatlah ketulusan menjadi senjata orang mencari kita.

2. Segala sesuatu ada polanya.
Sesulit apapun bisnisnya pasti ada polannya. Setelah paham akan polanya maka
Kamu akan prediksi hasilnya.
The principel ohhh akan jadi respon jitu saat kita tahu pola bisnis kita. "Oh ternyata begitu
Kalau hanya begitu saya juga bisa,"
Tak ada yang tidak mungkin. Begitu pun dengan bisnis.

3. Ketika ada problem
Maka bukan difikirkan solusinya tapi justru dicari. Tuhan menciptakan problem untuk kita belajar mencari solusi terbaik. Jika sejak awal kita lebih tahu solusinya maka apa artinya dari problem tersebut.

4. Kenali zona anda
Ada 2 tipe zona seorang pebisnis :
1. Zona star : ia akan menggunakan otaknya untuk meresolusi ide kreatif dan menyelesaikan target segera, bukan menunggu perintah. Tapi justru mengambil tindakan cerdas.
2. Zona rata rata
Ini mayoritas kebanyakan yang terjadi. Dimana seorang pekerja akan menunggu komando bos bahkan melibatkan bosnya untuk memberikan solusi atas hambatan pekerjaannya. Tipe yang non mandiri dan pesimisitad dalam kesulitan.

Sudah terbayang dari dua zona tadi mana yang akan mudah melesat? Sungguh keduanya mampu melesat namun zona satu yang lebih banyak keuntungan yaitu pengalaman.

So seorang besisnis tangguh memberikan asupan otaknya dengan strategi yg cerdas dan strategi ada karena membaca. Otak yang berisi lebih baik dan akan berguna untuk mengisi perut dan dompet. Hidup cerdas segera!

Semoga bermanfaat.

Versi : re-write.

Seminar dari Mr. James Gwee

Stairway to Success.

Berbagi Ilmu dari James Gwee.

Jika anda ingin mendengarkan banyak tentang kiat dari James Gwee maka stay listen in Smart fm 95,9

Setiap trainer bisa mengikuti setiap tema yg dilakukan dan melebur bersama tema.

Www.seminarseumurhidup.com ini merupakan blog terkece dari james gwee.

Di bawah ini adalah akses untuk bisa dekat dengan beliau.
James gwee TH.MBA
Singapura
Facebook jamesgweeacademia
Twitter jamesgwee

Kiat sukses bisnis itu...

1. Habis2an
All out 250% sepenuh hati. Buatlah ketulusan menjadi senjata orang mencari kita.

2. Segala sesuatu ada polanya.
Sesulit apapun bisnisnya pasti ada polannya. Setelah paham akan polanya maka
Kamu akan prediksi hasilnya.
The principel ohhh akan jadi respon jitu saat kita tahu pola bisnis kita. "Oh ternyata begitu
Kalau hanya begitu saya juga bisa,"
Tak ada yang tidak mungkin. Begitu pun dengan bisnis.

3. Ketika ada problem
Maka bukan difikirkan solusinya tapi justru dicari. Tuhan menciptakan problem untuk kita belajar mencari solusi terbaik. Jika sejak awal kita lebih tahu solusinya maka apa artinya dari problem tersebut.

4. Kenali zona anda
Ada 2 tipe zona seorang pebisnis :
1. Zona star : ia akan menggunakan otaknya untuk meresolusi ide kreatif dan menyelesaikan target segera, bukan menunggu perintah. Tapi justru mengambil tindakan cerdas.
2. Zona rata rata
Ini mayoritas kebanyakan yang terjadi. Dimana seorang pekerja akan menunggu komando bos bahkan melibatkan bosnya untuk memberikan solusi atas hambatan pekerjaannya. Tipe yang non mandiri dan pesimisitad dalam kesulitan.

Sudah terbayang dari dua zona tadi mana yang akan mudah melesat? Sungguh keduanya mampu melesat namun zona satu yang lebih banyak keuntungan yaitu pengalaman.

So seorang besisnis tangguh memberikan asupan otaknya dengan strategi yg cerdas dan strategi ada karena membaca. Otak yang berisi lebih baik dan akan berguna untuk mengisi perut dan dompet. Hidup cerdas segera!

Semoga bermanfaat.

Versi : re-write.

Sabtu, 06 September 2014

Ohh Ternyata Berani

Surat Dunia.

"Langkah kecil itulah yg semakin lama semakin diperbesar, diperjauh dan dipercepat,"

Hanya keberanian yang membuat kita mampu berdiri pertama diantara orang yg memilih duduk diam. Hanya keberanian yang membuat kita maju ke depan dan melihat mata setiap orang. Menatap seolah kita kenal dan dikenal mereka. Hanya keberanian yang mampu memudahkan kita berbicara dan mengatakan "saya bangga atas usaha saya," dan keberanian juga yang mengantar dan memperkenalkan orang-orang hebat.

Cileungsi, en.

Senin, 01 September 2014

Yg cilik yg berjiwa entre

Entrepreneur tidaklah bisa secara instant dalam sekejap. Motivasi yang kuat adalah modal utama untuk menjadi seorang entrepreneur disamping keberanian dan ketekunan yang harus dimiliki oleh seorang calon entrepreneur. Berani mengambil resiko rugi, tekun dan ulet dalam menjalankan usahanya sehingga menjadi entrepreneur yang tangguh tidak pantang menyerah. Hal ini akan baik manakala dibina sejak dini (anak).

            Lingkungan adalah faktor utama yang mempengaruhi perkembangan anak. Lingkungan bisa lingkungan keluarga maupun sekolah. Banyak anak yang menjadi entrepreneur karena berasal dari keluarga entrepreneur. Hal ini dikarenakan si anak sudah terbiasa dengan kesehariannya melihat bagaimana kegiatan orangtuanya dalam menjalankan kegiatan usahanya. Mindset anak menjadi tertanam dengan sangat kuat ketika dewasa kelak. Meskipun tidak jarang juga anak yang berasal dari latar belakang keluarga seorang entrepreneur namun ketika dewasa ia tidak menjadi entrepreneur.

            Disamping Orang tua, guru memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik atau menanamkan kedalam mindset anak untuk menjadi seorang entrepreneur. Hal ini dikarenakan sebagian besar waktu anak dihabiskan disekolah dan kekuatan dari seorang guru. Guru hendaknya membina dan menumbuh kembangkan jiwa entrepreneurship ke anak, guru harus memberikan fasilitas dan kreatif dalam membina anak. Guru dalam mengajar harus bisa mengaitkan apa yang diajarkan dengan hal – hal yang berkaitan dengan  entrepreneurship. Entrepreneurship sangat dibutuhkan oleh anak karena jika ini diberikan oleh guru secara kontinyu lambat laun akan tertanam di mindset anak tentang entrepreneurship. Kelak ketika dewasa nanti anak akan terbiasa dengan entrepreneurship dan yang terpenting lagi anak tidak akan takut dengan resiko akan rugi.

Sekolah sebagai tempat para guru mengcreat ide entrepreneurship kepada anak harus mensupport melalui program – programya. Program – program tersebut bisa melalui kurikulum pendidikannya ataupun kegiatan kesiswaan yang mengarah kepada kewirausahaan. Support sekolah ini kunci dari keberhasilan guru karena bagaimana mungkin guru menanamkan jiwa entrepreneurship kepada anak jika sekolah tempatnya mengajar tidak mempunyai kurikulum ataupun kegiatan kesiswaan yang berkaitan dengan entrepreneurship.

Masuknya nilai – nilai entrepreneurship pada kurikulum sekolah mewajibkan guru untuk selalu mengaitkan pelajaran yang diajarkan terlepas bidang studi apapun yang diajarkan untuk selalu dikaitkan dengan entrepreneurship. Hal ini yang akan membuat anak mempunyai banyak pengetahuan entrepreneurship. Kegiatan sekolah yang berkaitan dengan entrepreneurship merupakan penyeimbang bagi anak untuk menerapkan apa yang ia peroleh dari pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Misal saat pelajaran matematika guru bisa mengajarkan pelajaran uang sehingga anak mengetahui tentang nilai uang serta contoh – contoh penggunaannya. Dari pelajaran tadi sekolah membuat kegiatan yang membuat anak – anak kreatif dalam menerapkan ide – ide polosnya. Misalnya anak diminta untuk membuat sesuatu kemudian diminta untuk menghitung berapa modal yang dibutuhkan kemudian jika sudah jadi anak diminta untuk menjual hasil karyanya tersebut. Penjualan bisa dilakukan kepada siapa saja, bisa kepada teman – temannya, gurunya, wali murid, ataupun masyarakat umum. Dari contoh tadi disamping anak secara tidak sadar telah belajar menjadi seorang entrepreneur. Dalam proses pembuatan pembuatan sampai penjualan tadi anak pasti mengalami banyak hal. Ini yang menjadikan pengalaman dari anak tersebut. Mulai dari bagaimana ia mencari ide, menuangkannya menjadi nyata kemudian bagaimana ia menjualnya. Bukan tidak mungkin hasil akhirnya anak tidak selalu untung atau mengalami kerugian dari apa yang telah ia lakukan tadi. Tapi jika hal ini guru dan sekoalh bisa secara kontinyu mensupport kegiatan – kegiatan atau pola pembelajaran yang seperti ini maka sepuluh atau dua puluh tahun yang akan anak – anak tadi akan menjadi entrepreneur – entrepreneur yang sukses. Kegiatan seperti ini ibarat pepatah”seta;li tiga uang”, selain anak belajar menjadi entrepreneur anak juga tetap belajar pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya disekolah. Misalnya ia telah menggunakan pengetahuannya tentang nilai uang untuk pelajaran matematika, berani berbicara pada saat menjualkan barangnya untuk pelajaran bahasa Indonesia dan lain sebagainya.

Tidak kalah penting adalah support dari orang tua si anak. Support orang tua kepada anaknya bisa berupa memberikan modal kepada si anak untuk menciptakan atau mengcreat benda sehingga bisa dijual. Selain modal support orang tua yang lain adalah dalam bentuk motivasi bahwa si anak. Bentuk motivasi itu antara lain bisa berwujud ucapan selamat ketika penjualan si anak mengalami keuntungan atau dorongan semangat untuk pantang menyerah atau membantu menganalisa kenapa rugi jika si anak mengalami kerugian. Support yang seperti ini sangat membantu bagi si anak karena dengan support anak akan semakin semangat manakala ia mendapatkan keuntungan dari usahanya tadi dan tidak patah semangat jika mengalami kerugian.

Sekolah dan orang tua merupakan kunci sukses dari program entrepreneurshipsejak dini ini. Sekolah sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya untuk melatih kembangkan jiwa entrepreneurshipnya, orangtua sebagai motivator bagi si anak. Jika ini bisa diwujudkan pada semua atau sebagaian besar masyarakat dan sekolah – sekolah di Indonesia maka generasi entrepreneur yang kuat tidak akan kekurangan. Entrepreneur yang kuat dan dengan jumlah yang banyak membuat bangsa ini semakin kokoh dalam menjaga stabilitas ekonomi bangsa. Ekonomi yang stabil membuat bangsa ini kuat terhadap badai krisis keuangan ataupun krisis global yang terjadi saat ini. Di samping menjaga stabilitas ekonomi bangsa dengan banyaknya Entrepreneur banyak memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas.

Jumat, 04 Juli 2014

Sad

Surat dunia.

"Sedih adalah saat kita harus menghargai hidup ini,"

Pertanyaan retoris, saat ada yg bilang gini ke kamu, "pernah sedih ga?" Pasti pernah. Kenapa ya kita harus sedih? Itu pertanyaannya. Sedih. Temannya gembira. Masih saudara sama bahagia namun beda sifat. Sedih juga merupakan kata sifat. Apa itu sedih? Menurutku sedih adalah perwujudan perasaan akan sesuatu hal yg tidak sesuai dengan harapan kita. Kapan sedih muncul? Tentu saat kita merasa yg ada di hidup kita tidak membahagiakan. Bagaimana sedih bisa terjadi? Ini naluriah sekali. Setiap manusia diberi perasaan dalam nuraninya untuk bisa mempertimbangkan yg terjadi. Sedih salah satu bagian dari perasaan. Dan benarkah sedih tidak sehat? Kata siapa? Sedih sehat kok secara iman. Ingatkah tingkah laku kita, saat kita bahagia kita lupa Allah. Saat kita sedih kita baru ingat Allah. Dan ini juga yg kurasakan. Satu Dzat ini kadang terlupa. Dalam ucapan terlupa. Apalagi dalam syukur. Astaghfirullah....
Gimana kalau sedihnya pake banget dan menahun? Nah ini yg bahaya. Sedih itu ada waktunya ya. Kelamaan nanti expired. Basi deh. Kalau sampai menahun wah... bisa rusak nih hati dan perasaannya. Karena ingat ya hati itu cuma satu, kalau diisi sedih terus nanti ga bisa diganti dengan yg baru. Terus hidup cuma sekali, kalau isinya sedih terus.... wahhhh masa depannya gimana????
Kalau kata puitisi muda, sedih adalah saat kita harus bersyukur dengan adanya bahagia. Kalau kata motivator, sedih itu masa dimana membangun bahagia. Nah kalau kata ku sedih itu,

"Sedih itu adalah saat dimana penolakan, kecewa, penghinaan, tidak berdaya, akan keadaan kita. Tapi bukan untuk dihayati tapi dipelajari. Nah loh? Emang pelajaran? Maksudnya dipelajari untuk dapat cara bahagia lagi."

En.

Art

Surat dunia.

"Kita tahu mana yg sangat nyaman untuk dijalani daripada terpaksa lebih baik ditegaskan dari SEKARANGA"

Sudah genap satu tahun ku tinggalkan SMA. Masa dimana paling menyenangkan dan paling anak muda. Paling antusias dengan kegiatan organisasi dan petualangan. Genap sudah kesetimbangan kimia, gaya lorentz, statistika, rekayasa genetika, dan para saudaranya belum terbahas lagi. Ya... selalu ada rindu saat kebiasaan tak dilakukan lagi. Waktu memang bergulir, tapi dengan cerita yg selalu berbeda. Dan ini akan berjalan dinamis. Termasuk setiap pilihan hidup seseorang.
Kali ini, aku ingin mengajak kalian untuk memahami apa yg harusnya kalian pilih. Ketika SMA dulu, ada satu teman karibku. Mentari. Kami lewati masa-masa terbaik dengan cara terbaik juga. Dia pribadi apa adanya. Tak malu mengakui kekurangan dan satu hal "mau belajar dari nol". Sudah banyak cerita, kami harus saling belajar untuk mengejar ketertinggalan pelajaran saat sekolah. Kami besarkan hati, sekiranya ada ulangan yg belum mencapai standar minimal. Tapi setelah itu, kami harus berjuang bersama-sama untuk memperbaiki nilai kami. Dia adalah teman terajin yg pernah aku punya. Dia datang lebih awal ke sekolah hanya untuk menungguku untuk belajar bersama sebelum bel berbunyi. Tapi tahukah kalian, "dimana dia sekarang?"
Dia sama sepertiku. Meraih pendidikan tinggi di PTN. Dia memilih jurusan Ekonomi. Benarkah? Ya... dia pantas untuk mendapatkannya. Tapi... satu hal ini yg aku sayangkan.

Sore itu, aku tak sengaja bertemu dengannya di tepi jalan. Aku mengobrol dengannya seputar kegiatan masing-masing. Dia masih ingat kalau aku berminat puisi. Dia menunjukan lomba baca puisi dengan total hadiah 50 juta. Menggiurkan.

"Ikut aja ka," ajaknya antusias.

"Cuma tinggal 2 hari lagi pendaftaran men," kataku ragu.

Topik aku alihkan seputar kuliah. Karena aku penasaran kabar kuliahnya.

"Gimana kuliah?"

"Gue ambil jurusan ekonomi ka, tapi ya gitu susah. Gue pusing, rumit,"

"Kok?"

"Iya... gue mau pindah jurusan aja. Tapi..."

"Tapi?" Tanyaku penasaran.

Dia terdiam. Tak ada kelanjutan. Justru dia yg mengalihkan topik.

"Katanya mau ke art bro?"

Aku yg kini tak bisa menjawab. Aku pernah janji ke sanggar seninya. Yaa namanya "Art Bro".

"Dateng aja ka, ramein disana," ajaknya antusias.

"Siap," jawabku semangat.

Karena aku penasaran, aku cari Art Bro. Jum'at sore, setelah urusan sekolah dan bisnis selesai, ku cari alamat Art Bro. Memang jodoh dengan tempat itu, aku bertemu dengan Mentari di perjalanan. Ia juga ingin ke destinasi yg sama.
Sampai di gerbangnya, de javu. Iya... aku pernah kesini sebelumnya. Tapi dulu, saat belum disulap jadi sanggar seni. Lukisan sudah tergantung manis di tembok. Ada yg ukurannya besar dan ada juga yg ukurannya sebesar figura foto. Tempatnya juga nyaman dan artistik. Banyak anak kecil yg bermain disini.

"Iya... ini tempat nongkrong anak-anak aja. Sambil kasih ruang belajar buat anak-anak kampung sini buat belajar gambar," penjelasan dari pemilik Art Bro, Ihsan.

Satu hal yg mengusik fikiranku, hal yg berbau seni pasti bernilai tinggi. Termasuk untuk harga dan pembiayaan.

"Berarti ini berbayar ya?" Tanyaku.

"Oh kalau untuk anak-anak yg mau belajar melukis gratis kok. Siapa aja boleh ikut," katanya ramah.

"Pembiayaannya dari mana?" Kataku frontal.

"Ada aja kok rezekinya. Dan ketika kita buka ini juga alhamdulillah responnya baik, meski ada juga yg belum bisa menerima kita," ujarnya.

Ternyata sama dengan yg kurasakan. Bahwa aku juga ada di posisi yg sama. Saat niat tulus masih dipandang negatif oleh lingkunga. Hmm yasudah.... yg lebih penting adalah pembuktian ke lingkungan. Aku lihat wajah mentari yg antusias di sana. Semangatnya jutaan kali lipat daripada membahas kuliah. Dan aku pastikan, ini yg mentari suka. Karena dunia yg buat kita nyaman akan memancarkan kebahagiaan di wajah. Ada usaha terbaik memperjuangkannya dan satu lagi, rela berkorban untuk meraih itu. Mentari sudah lakukan itu, bahkan sangat baik melakukannya. Sangat membanggakan dan peduli dengan lingkungan. Memang lingkungan perlu diedukasi agar mampu menerima pembaharuan yg positif.

Dan aku belajar.
Ikan air tawar dipindahkan ke laut, memang sama-sama air tapi berbeda rasanya. Sama seperti pohon strawberry yg ditanam di dataran rendah, tumbuh memang tapi tak lebat buahnya.

"Apa yg kita cintai, akan mendukung produktif kita, anak muda harus paham siapa dirinya,"

En.

Kamis, 03 Juli 2014

Partner

Letter from my world.

"I wanna be your partner, welcome the world and success to us,"

Kalau kamu berfikir sendirian, maka kamu juga berjalan sendirian. Berfikir caranya sendirian, masalah ditanggung sendirian, sedih pun juga sendirian. Rasanya dilekat dengan kata , "S E N D I R I," itu bagai dunia asing bagi kita. Orang-orang jauh dari kita dan tak memperdulikan kita.

Sebetulnya yg sangat menakutkan dari sebuah kebersamaan hangat adalah "merasa sendirian," ini yg membuat kita menjauh dari kebersamaan itu. Selalu merasa sendiri menjadi blok yg kuat di fikiran kita. Mengapa kita selalu merasa sendirian padahal banyak yg memberikan perhatiannya pada kita,
1. Kita terlalu menganggap keadaan tidak memihak kita. Keadaan yg sulit buat kita menyalahkannya. Tidak adil. Kenapa harus aku? Hmm... mungkin itu juga yg pernah aku rasakan. Mencari jutaan alasan untuk menguatkan keadaan buruk yg menimpa kita. Tapi ingatkah ini, "yg baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah,"
2. Keadaan yg sulit dihayati berlebihan.
manusia oh manusia. Ada sisi dimana mereka tegar, ada juga sisi dimana mereka terlalu menghayati keadaan sebegitu menyedihkannya. Seakan masalah itu berat dan sulit dipecahkan. Ini adalah zona fikiran sempit yg harus ditinggalkan. Dan keadaan ini juga manusia jadi susah yg namanya berbagi masalah. Kok berbagi masalah? Iyaa karena dalam fikirannya sudah beranggapan "sulit" untuk dipecahkan maka untuk berusaha cari jalan keluar terhambat. Jadinya? Ada 2 kemungkinan. Manusia yg selalu bersyukur akan meminta bantuan orang-orang terbaik di hidup mereka untuk memberi solusi. Inilah titik dimana aku akan membahas partner.
Partner hidup? Hmm lebih dari itu. Partner kerja? Lebih menguntungkan dari itu. Lalu partner apa? Partner dunia wal akhirat. Wuih..  berat bahasannya. Ah engga kok. Ini cuma bahas partner. Partner itu seseorang yg kita percaya untuk diajak merencanakan dan mewujudkan bersama. So bisnis nih? Engga kok. Apapun itu. Misalnya, partner antara pembuat coklat dan reseller coklat. Jelas ga maknanya? Hmm sama-sama bisnis coklat. Belum tepat. Mereka berdua sama-sama melengkapi. Dan itulah partner. Bukan menjerumuskan, tapi merencanakan. Bukan menghancurkan tapi mewujudkan. Gimana caranya bisa ketemu partner kita? Hmm... ini bergantung selera sih. Tapi yg jelas mereka itu punya visi hidup yg sama dengan kita. Dan satu yg terpenting, dia selalu siap untuk merencanakan kehidupan terbaik dan feedbacknya untuk kita. Fiddunya wal akhirah. Ingat surat al-asr. "Nasihat menasihati dalam kebenaran, nasihat menasihati dalam kesabaran," itulah partner ter-kece.

"Yg namanya partner itu ga akan berani jerumusin tapi berani mendukung satu sama lain,"

En.

Kamis, 26 Juni 2014

Way ou you

Kamu ibarat sebuah kaca mata minus, membantu melihat indahnya dunia, tp ketika kacamata itu hilang, semua terlihat samar bahkan semakin lama semakin samar, bahkan sampai berpikir apa benar dunia itu indah jika hanya melihat kesamaran tanpa sebuah kacamata.

My everything

Kesempurnaan itu adalah saat aku sadar betapa minusnya diriku dan kau mau berbagi duniamu padaku. Menatanya dan menanyakan padaku, "ini duniaku, sediakah kamu bersama sampai akhir kehidupanku?" Dan aku katakan "ya," bukan duniamu dan duniaku lagi. Tapi kita.

My everything

Kesempurnaan itu adalah saat aku sadar betapa minusnya diriku dan kau mau berbagi duniamu padaku. Menatanya dan menanyakan padaku, "ini duniaku, sediakah kamu bersama sampai akhir kehidupanku?" Dan aku katakan "ya," bukan duniamu dan duniaku lagi. Tapi kita.

Senin, 23 Juni 2014

Inilah...

Surat dunia.

"Inilah keadaan yg buat kita bukan hanya hidup tapi harus lebih dari hidup dan berkehidupan. Apakah itu?"

Inilah... tempat yg paling indah untuk bisa hidup dan berkehidupan.
Inilah... tempat yg katanya sementara namun tanpa alasan untuk tidak menghindar.
Inilah... tempat yg paling dinanti bagi mereka yg siap membuka mata dan menatap jauh ke depan.
inilah... tempat yg isinya mereka yg tetap kuat dan tak lumpuh karena harta.
Inilah tempat dimana kebaikan akan berbekas sempurna bagai torehan kuas di atas kanvas.
inilah..  tempat dimana setiap meter kau berjalan itu adalah bahagia jika kau bahagiakan setiap keluh kesah dengan syukur.
Inilah.... tempat dimana setiap kenangan yg terjadi adalah kenangan yg terus diingat. Bersama orang yg kita sayangi.
Inilah... tempat dimana sebuah kelemahan akan meninju mu jauh lebih sakit untuk menyadarkanmu bahwa kamu itu bisa. Bahkan lebih dari bisa.
Inilah .... tempat yg bisa mengubah fakir jadi orang kaya. Kaya menjadi fakir.
Inilah.... tempat yg bisa menghancurkan ketidakberdayaan menjadi kekuatan baru.
inilah... tempat itu. Tempat yg kau singgahi sejak dalam buaian dan kau mati.
Tanah di atas bumi... tempat yg Allah persembahkan bagi seorang petualang yg bermanfaat. Yaaa bermanfaat dan membahagiakan orang lain. Inilah tempatnya para pecundang kehidupan akan berjalan merangkak atas kelemahannya dan menyerahnya. Hanya mereka yg siap berdiri lalu berlari dan mematahkan tali finish. Red : kemenangan.

Bersama lantunan firman-Nya.
Ku persembahkan blog ini. Hanya bagi mereka yg memilih untuk tetap survive di hidupnya.

Rabu, 18 Juni 2014

Next

Surat dunia

"She is Ana, next month she will go away from me,"

Herliana. Selamat atas prestasi ujian nasionalmu sayang. Kamu telah buktikan bahwa mimpi alm. Kakamu terwujud lagi. Teh hersi memang tak minta apa-apa darimu. Tapi kamu membuat bangga dia sekarang. Ya... dengan sehat wal'afiat untuk bisa melanjutkan sekolah ke tingkat pertama. Terima kasih atas malam penuh perjuangan bersamamu dan kepingan gorengan favorit kita berdua. Terima kasih telah mengenalkan aku pada kebahagiaan keluarga meski pernah ada duka yg tersimpan. Semoga alm. Teh Hersi, yg fotonya selalu tersenyum menatap kita juga sedang bahagia di sana.

I will miss you, next
En.

Good bye

Surat dunia

"Seandainya dulu kata "good bye" susah terucap maka tidak mungkin bisa ada kata "welcome","

Kini inilah yg buatku selalu bahagia meninggalkan masa tersulit. Kata menyerah yg dulu berulang kali diucapkan dan jadi satu-satunya jalan kini telah terhempas dan pecah jauh dari hidupku. Seandainya dulu aku berusaha bertahan dalam meratapi, maka aku tak mungkin bisa nikmati dunia dengan bebasnya. Mensyukuri setiap pertemuan dan menghargai setiap perpisahan. Mengingat kenangan yg tepat untuk diingat dan mengambil pelajaran berharga dari yg telah dilewati. Jika dulu aku berniat berjalan ke belakang, maka aku tak bisa sejauh ini. Karena yg ku tahu, di belakang itu gelap dan di depan siap menyambutku. Good bye ketakutan yg pengecut. Kini aku berani stand up.

Selangkah lagi, mimpi ini jadi nyata.

Next

Surat dunia.

Dear Allah, kelak imamku adalah beliau yg sangat menyayangiku dan putra putriku.

Hari ini aku ke dokter untuk mengantar adikku, Andi yg bermasalah dengan matanya. Seperti biasa, aku menunggu di ruang tunggu. Sambil menunggu ku mainkan handphone untuk membalas bbm dari teman-temanku. Di sebelah kiriku, ada seorang laki-laki dengan seorang putri kecil berusia 3 tahun. Mereka baru keluar dari ruang pemeriksaan dokter. Ku pandangi mereka berdua. Inilah percakapan mereka berdua.
"Dokter bilang kamu sakit pilek, besok stop minum es ya," kata laki-laki itu dengan lembutnya.

"Ayah, es klim enak loh. Aku suka," bela si putri kecil.

"Untuk sementara ya sayang, demi kamu sembuh," kata laki-laki itu menarik hidung putrinya.

"Ayah," kata putri kecilnya.

Pelukannya tak lepas. Mengelus lembut pipi putri kecilnya dan mencium keningnya.

"Ayah obat pahit ya?" Tanya putrinya.

"Pahit tapi hanya 2 detik," jelasnya.

"Kalau aku bisa minum obat sampai habis, es klim ya?" Pinta putri kecilnya.

"Kalau sembuh cepat, baiklah...," jawabnya.

Sambil menunggu, aku terketuk ya Rabb. Seorang ayah yg mengantar putri kecilnya yg sakit. Menjaga dengan hati-hatinya. Dan ini menjadi doa bagiku, aku rindu imamku yg akan mencintai kami selalu. Aku dan putra/putriku kelak. Aku tak akan berhenti meminta ini ya Rabb..

En.

Listen

Surat dunia

"Thank you for listen, everything. You are key but you are lock. Welcome the reality, it is not just a friend, but my beloved too,"

Dimanapun itu, saat kita membuka hati untuk pertemanan maka Allah selipkan kemudahan dari langkah kita. Kapanpun itu, saat kita ikhlas berteman dengan siapapun maka Allah pun ikhlas bersama kita. Siapapun itu, saat kita harus bersama orang lain itulah rezeki yg nikmat. Seperti seorang sahabat, Allah titipkan sayang-Nya lewat sahabat yg setia. Selama apapun hanya berlabel setia. Percaya atau tidak, the first person when I was cry is our family, second is husband or wife if we ger married and later is our friends. Mereka murah kok. Bukan maksudnya mengatakan murahan, tapi tanpa koperan uang mereka tetap datang dan stay di hidup kita. Paling sibuk kalau kita punya masalah, paling sibuk cari solusi maksudnya dan paling kegirangan kalau salah satunya sukses. That is true sign friend. Dan kalau kita belum bisa memberikan banyak untuk sahabat kita, berikan yg terbaik yg kita bisa. Kadang yg salah adalah begini. Setiap orang punya aktivitas masing-masing. Saat sahabat kita minta didengarkan curhatannya justru kita fokus dulu dengan aktivitas yg tidak bisa ditinggal, so berbesar hatilah menyadari saat sahabat kita belum bisa meluangkan waktu. Bangga dong, sahabat kita beraktivitas jelas dan kitanya? Ga perlu manyun. Makanya anjuran berteman banyak itu perlu. Bisa jadi rezeki kita terselip atas hadir mereka.

Dan ingatlah Allah menciptakan kita dengan berbeda-beda suku agar kita saling mengenal satu sama lain.

Semoga terus jadi terawet
En.

Listen

Surat dunia

"Thank you for listen, everything. You are key but you are lock. Welcome the reality, it is not just a friend, but my beloved too,"

Dimanapun itu, saat kita membuka hati untuk pertemanan maka Allah selipkan kemudahan dari langkah kita. Kapanpun itu, saat kita ikhlas berteman dengan siapapun maka Allah pun ikhlas bersama kita. Siapapun itu, saat kita harus bersama orang lain itulah rezeki yg nikmat. Seperti seorang sahabat, Allah titipkan sayang-Nya lewat sahabat yg setia. Selama apapun hanya berlabel setia. Percaya atau tidak, the first person when I was cry is our family, second is husband or wife if we ger married and later is our friends. Mereka murah kok. Bukan maksudnya mengatakan murahan, tapi tanpa koperan uang mereka tetap datang dan stay di hidup kita. Paling sibuk kalau kita punya masalah, paling sibuk cari solusi maksudnya dan paling kegirangan kalau salah satunya sukses. That is true sign friend. Dan kalau kita belum bisa memberikan banyak untuk sahabat kita, berikan yg terbaik yg kita bisa. Kadang yg salah adalah begini. Setiap orang punya aktivitas masing-masing. Saat sahabat kita minta didengarkan curhatannya justru kita fokus dulu dengan aktivitas yg tidak bisa ditinggal, so berbesar hatilah menyadari saat sahabat kita belum bisa meluangkan waktu. Bangga dong, sahabat kita beraktivitas jelas dan kitanya? Ga perlu manyun. Makanya anjuran berteman banyak itu perlu. Bisa jadi rezeki kita terselip atas hadir mereka.

Dan ingatlah Allah menciptakan kita dengan berbeda-beda suku agar kita saling mengenal satu sama lain.

Semoga terus jadi terawet
En.

Listen

Surat dunia

"Thank you for listen, everything. You are key but you are lock. Welcome the reality, it is not just a friend, but my beloved too,"

Dimanapun itu, saat kita membuka hati untuk pertemanan maka Allah selipkan kemudahan dari langkah kita. Kapanpun itu, saat kita ikhlas berteman dengan siapapun maka Allah pun ikhlas bersama kita. Siapapun itu, saat kita harus bersama orang lain itulah rezeki yg nikmat. Seperti seorang sahabat, Allah titipkan sayang-Nya lewat sahabat yg setia. Selama apapun hanya berlabel setia. Percaya atau tidak, the first person when I was cry is our family, second is husband or wife if we ger married and later is our friends. Mereka murah kok. Bukan maksudnya mengatakan murahan, tapi tanpa koperan uang mereka tetap datang dan stay di hidup kita. Paling sibuk kalau kita punya masalah, paling sibuk cari solusi maksudnya dan paling kegirangan kalau salah satunya sukses. That is true sign friend. Dan kalau kita belum bisa memberikan banyak untuk sahabat kita, berikan yg terbaik yg kita bisa. Kadang yg salah adalah begini. Setiap orang punya aktivitas masing-masing. Saat sahabat kita minta didengarkan curhatannya justru kita fokus dulu dengan aktivitas yg tidak bisa ditinggal, so berbesar hatilah menyadari saat sahabat kita belum bisa meluangkan waktu. Bangga dong, sahabat kita beraktivitas jelas dan kitanya? Ga perlu manyun. Makanya anjuran berteman banyak itu perlu. Bisa jadi rezeki kita terselip atas hadir mereka.

Dan ingatlah Allah menciptakan kita dengan berbeda-beda suku agar kita saling mengenal satu sama lain.

Semoga terus jadi terawet
En.

Selasa, 17 Juni 2014

Kali pertama

Surat dunia

"Menangis bukan lagi jawaban atas kegundahan ini, mereka yg buatku bisa tahan air mata ini,"

Dan aku hanyalah selemah-lemahnya hamba-Mu. Satu keping hatiku yg terkoyak dosa dan prasangka pada-Mu. Satu keping hati yg bisa ingkar dalam syukur. Dan satu keping hati yg bisa saja kosong tanpa ku isi undangan akan hadir-Mu. Ya Rabb... inilah iman yg aku tanamkan. Kadang menguat kadang melemah. Iman yg membalut ragaku agar aku bisa tetap menjadi manusia yg Kau pandang mulia dari sana. Ya Rabb... aku rasakan kegelisahan mulai menyambangi hidupku. Hanya dialog bersama-Mu yg meyakinkanku. Satu hal ya Rabb.... telah aku selipkan itu dalam doa. Kau sudah dengar itu. Kau juga telah sediakan semua jawaban atas permintaan. Penawar atas kegelisahan dan petunjuk untuk melangkah. Aku pasrah ya Rabb.... perkenankan aku tetap berdiri di atas kakiku sendiri. Bisa menguatkan orang lain juga.
Sama halnya aku malu, jika aku menyembunyikan bahagiaku di depan mereka. Yaa... mereka paham apa yg tengah aku rasakan. Aku tak mungkin bersedih karena ini ya Rabb. Untuk itu, aku bahagiakan mereka. Sore ini, rasanya damai. Belajar bersama mereka dan bershalawat. Mereka buatku tak ada alasan untuk meratapi semua kegundahan, masalah, kegelisahan, keluhan dan benarlah Kau izinkan aku memeluk mereka dalam mimpi yg ingin aku bangun bersama mereka. Ya... karena mereka aku paham indahnya kenyataan. Tawa riang mereka, celotehan mereka, ahh... tak ada alasan aku harus berhenti tanpa mereka. Harus bisa bersama mereka, aku ingin mengasuh mereka. Yaa... sebagai anak asuh. Sekiranya Kau limpahkan rezeki atas mereka ya Rabb.... agar aku bisa menemani mereka, lama.... lama... sekali.
Ya Rabb.... kali pertama Kau ajak aku bermain tetabuhan qasidahan bersama mereka. Dan luruhlah semua, keluh kesah ini. Ajarkan aku terus untuk mengikhlaskan jalan hidup yg aku jalani, apapun itu. Menerima yg menjadi rezeki dan melepas yg bukan rezekiku. Ammiin...

"Alasan terbaik untuk bersyukur adalah dengan lupa cara bagaimana mengeluh,"

Saung belajar