Kamis, 03 Juli 2014

Partner

Letter from my world.

"I wanna be your partner, welcome the world and success to us,"

Kalau kamu berfikir sendirian, maka kamu juga berjalan sendirian. Berfikir caranya sendirian, masalah ditanggung sendirian, sedih pun juga sendirian. Rasanya dilekat dengan kata , "S E N D I R I," itu bagai dunia asing bagi kita. Orang-orang jauh dari kita dan tak memperdulikan kita.

Sebetulnya yg sangat menakutkan dari sebuah kebersamaan hangat adalah "merasa sendirian," ini yg membuat kita menjauh dari kebersamaan itu. Selalu merasa sendiri menjadi blok yg kuat di fikiran kita. Mengapa kita selalu merasa sendirian padahal banyak yg memberikan perhatiannya pada kita,
1. Kita terlalu menganggap keadaan tidak memihak kita. Keadaan yg sulit buat kita menyalahkannya. Tidak adil. Kenapa harus aku? Hmm... mungkin itu juga yg pernah aku rasakan. Mencari jutaan alasan untuk menguatkan keadaan buruk yg menimpa kita. Tapi ingatkah ini, "yg baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah,"
2. Keadaan yg sulit dihayati berlebihan.
manusia oh manusia. Ada sisi dimana mereka tegar, ada juga sisi dimana mereka terlalu menghayati keadaan sebegitu menyedihkannya. Seakan masalah itu berat dan sulit dipecahkan. Ini adalah zona fikiran sempit yg harus ditinggalkan. Dan keadaan ini juga manusia jadi susah yg namanya berbagi masalah. Kok berbagi masalah? Iyaa karena dalam fikirannya sudah beranggapan "sulit" untuk dipecahkan maka untuk berusaha cari jalan keluar terhambat. Jadinya? Ada 2 kemungkinan. Manusia yg selalu bersyukur akan meminta bantuan orang-orang terbaik di hidup mereka untuk memberi solusi. Inilah titik dimana aku akan membahas partner.
Partner hidup? Hmm lebih dari itu. Partner kerja? Lebih menguntungkan dari itu. Lalu partner apa? Partner dunia wal akhirat. Wuih..  berat bahasannya. Ah engga kok. Ini cuma bahas partner. Partner itu seseorang yg kita percaya untuk diajak merencanakan dan mewujudkan bersama. So bisnis nih? Engga kok. Apapun itu. Misalnya, partner antara pembuat coklat dan reseller coklat. Jelas ga maknanya? Hmm sama-sama bisnis coklat. Belum tepat. Mereka berdua sama-sama melengkapi. Dan itulah partner. Bukan menjerumuskan, tapi merencanakan. Bukan menghancurkan tapi mewujudkan. Gimana caranya bisa ketemu partner kita? Hmm... ini bergantung selera sih. Tapi yg jelas mereka itu punya visi hidup yg sama dengan kita. Dan satu yg terpenting, dia selalu siap untuk merencanakan kehidupan terbaik dan feedbacknya untuk kita. Fiddunya wal akhirah. Ingat surat al-asr. "Nasihat menasihati dalam kebenaran, nasihat menasihati dalam kesabaran," itulah partner ter-kece.

"Yg namanya partner itu ga akan berani jerumusin tapi berani mendukung satu sama lain,"

En.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar