Surat dunia.
"Sedih adalah saat kita harus menghargai hidup ini,"
Pertanyaan retoris, saat ada yg bilang gini ke kamu, "pernah sedih ga?" Pasti pernah. Kenapa ya kita harus sedih? Itu pertanyaannya. Sedih. Temannya gembira. Masih saudara sama bahagia namun beda sifat. Sedih juga merupakan kata sifat. Apa itu sedih? Menurutku sedih adalah perwujudan perasaan akan sesuatu hal yg tidak sesuai dengan harapan kita. Kapan sedih muncul? Tentu saat kita merasa yg ada di hidup kita tidak membahagiakan. Bagaimana sedih bisa terjadi? Ini naluriah sekali. Setiap manusia diberi perasaan dalam nuraninya untuk bisa mempertimbangkan yg terjadi. Sedih salah satu bagian dari perasaan. Dan benarkah sedih tidak sehat? Kata siapa? Sedih sehat kok secara iman. Ingatkah tingkah laku kita, saat kita bahagia kita lupa Allah. Saat kita sedih kita baru ingat Allah. Dan ini juga yg kurasakan. Satu Dzat ini kadang terlupa. Dalam ucapan terlupa. Apalagi dalam syukur. Astaghfirullah....
Gimana kalau sedihnya pake banget dan menahun? Nah ini yg bahaya. Sedih itu ada waktunya ya. Kelamaan nanti expired. Basi deh. Kalau sampai menahun wah... bisa rusak nih hati dan perasaannya. Karena ingat ya hati itu cuma satu, kalau diisi sedih terus nanti ga bisa diganti dengan yg baru. Terus hidup cuma sekali, kalau isinya sedih terus.... wahhhh masa depannya gimana????
Kalau kata puitisi muda, sedih adalah saat kita harus bersyukur dengan adanya bahagia. Kalau kata motivator, sedih itu masa dimana membangun bahagia. Nah kalau kata ku sedih itu,
"Sedih itu adalah saat dimana penolakan, kecewa, penghinaan, tidak berdaya, akan keadaan kita. Tapi bukan untuk dihayati tapi dipelajari. Nah loh? Emang pelajaran? Maksudnya dipelajari untuk dapat cara bahagia lagi."
En.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar