Surat Dunia.
Apa yang saya fikirkan
tentang kata "welcome"
Bukan sekedar kata yg tertera di kain keset rumah. Lebih dari itu.
Ini kisah teman saya, akhwat yg sedang menunggu dijemput jodohnya dan siap disambut dengan "selamat datang di hidup saya." Dijemput bukan seperti tukang jemputan sekolah atau ojeg yang siap pick up ke sana kemari. Tapi lebih dari itu, kata akhwat ini katanya dijemput buat ke surga. Aku terdiam mendengarnya. Seolah menunggu malaikat surga datang lalu mempersilahkannya mendapat surga. Ini imajinasi yang engga banget deh dariku.
Kata akhwat ini, bukan hanya dikasih malaikatnya, tiketnya, orang yang menemani tapi juga jalannya. Subhanallah. Sungguh mantap sekali perempuan yang satu ini. Akhwat ini memang idola saya. Betapa tidak? Akhwat ini selain rajin sayang sama Allah juga rajin sayang sama anak-anak jalanan. Kalau cari akhwat cukup di 3 tempat utama, rumah, masjid dan jalanan. Melihatnya turun ke jalanan, berbagi ilmu yang dimiliki lalu berkarya lewat kebaikan, sungguh seperti pisau yang menghunusku, aku belum mampu seperti itu ya Rabb. Ini penyadaran sekaligus semangat baru. Terima kasih ya ukhti atas inspirasinya.
"Kamu tahu kak, setiap kelahiran kita pasti ada kelahiran jodoh kita. Percaya atau tidak, dia melangkah lewat jalan yg sama dengan kita. Percaya dengan hukum kekekalan energi, energi masuk = energi keluar. Dan yang baik dipasangkan dengan yang baik. Lalu yg maksimal usaha terbaiknya. Maka akan dibalas dengan maksimal juga. Jadi bicara soal jodoh, itu sebanding searah dengan kitanya." Ucapnya.
Siap. Satu ilmu baru lagi. Siap terus buat hukum kekekalan energinya. Hahahaha. Ucapku di hati.
#Ukhtihebat
#apaatuhsayamah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar