Surat Dunia.
Aku tidak harus takut, karena Allah menyediakan semuanya. Allah mengirimkan pertolongan hingga bala bantuan lewat seluruh arah mata angin. Allah akan menemani setiap kesendirian dengan setia tanpa penduaan. Allah akan bersama mereka yang memanggilnya dalam batin yang mendalam. Allah tak membiarkan kesedihan datang sebagai penyiksaan tapi sebagai sebuah bahagia yang belum saatnya dirasakan. Lalu celah mana lagi bahwa aku ingin berpaling? Saat Rabbku saja berani menepati janji di waktu yang tepat. Lalu celah mana lagi aku harus resah menunggumu? Saat usiaku telah aku cukupkan untuk mempersiapkan segalanya.
Ikhwan... mohon maaf aku sebut namamu selalu. Dalam doa, dalam tulisan, dalam harapan yang pasti aku genggam. Yang entah siapa ikhwan ini... benar adanya kau hanya jadi sebuah nama dan tulisan saat ini. Aku tidak menuntut seluruh berlian kau berikan sebagai maharku kelak, atau sebuah menara paris sebagai tempat pasca pernikahan kita nanti. Aku hanya ingin kamu menepati janjimu. Sebagai penyempurnaan atas sebuah keyakinan soal pilihan hati. Aku ingin kau ada dan mendekatkanku pada Allah. Menjadi pengikut dan pengabdi dalam keluarga kecil kita.
Ikhwan.... jika janji membuatmu sulit maka gunakanlah setiap kesempatan yang ada untuk bisa belajar memantaskan diri. Sungguh aku tidak menuntutmu dalam segala duniawi dan isinya. Antar aku ke surga saja ya.
Aku ini perempuan, jika kau ingin datang, datang bersama keluarga besarmu. Kenalkan aku satu persatu pada mereka. Sebutlah aku jadi ibu atas keturunanmu dan jadi nenek atas cucumu. Katakan bahwa tak ada batas keraguan untuk bisa bersama. Tak ada batas harta yang akan jadi halangan. Kita cari itu bersama nanti. Tak ada ketakutan tentang biaya kelak, bahwa "jika ingin kaya maka menikahlah dan jika tak ingin miskin maka menikahlah."
Jika kau datang kelak, sungguh aku bersyukur bahwa Allah mengutus seseorang untuk mencintaiku untuk-Nya. Tapi jika belum saatnya tiba, aku tetap menjemput. Menjemput kelayakanku untuk menjadi istri, ibu dan nenek kelak bagimu, putra-putri dan cucu kita.
"Ya Allah.... sungguh sebuah rahasiamu tentang kehidupan yang akan datang. Maka bataskanlah gerakku dalam dosa dan merugi. Bebaskanlah aku dalam menuju jalan-Mu. Aku titip doa ini padamu. Aku tunggu kehadirannya. Jika belum saatnya, aku tetap berlatih menjadi perempuan yang siap lahir batinnya."
-Eka Nurwati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar