Surat dunia.
Setiap orang tua mengharapkan anak yang bisa menuruti semua perintah dan perkataan orang tua tapi tahukah bahwa mereka sebenarnya "tidak mau"? Padahal kunci dari penurut adalah disiplin dan tegas. Bagaimana pola komunikasi kita terhadap anak agar disiplin? Semoga bermanfaat pemaparan ini.
Seminar kali ini temanya adalah Disiplin tanpa melukai harga diri anak. Bersama pak Syahriar Riza, pendiri terapi hati dan hypnoteraphist. Berikut adalah step by step kita mengenali diri kita, termasuk tipe yang mana?
Tipe 1 adalah tegas demi orang tua
Pada tipe ini orang tua cenderung lebih dominan dalam memberikan intruksi atau perintah. Disini orang tua memutuskan sepihak atas segala hal. Karena tipe orang tua ini adalah mereka sudah merasa tau segalanya. Terkesan seperti anak ada bawah kendalinya secara otoriter. Pola komunikasinya pun terasa memaksakan anak. Membuat anak salah dan tidak ada pilihan lagi. Pernahkah kita berlaku seperti ini pada anak kita?
Misalnya anak yang bangun kesiangan.
"Kamu ini gimana sih nak, bangun kesiangan terus. Mau mama apain kamu siram? Mama cubit? Masa bangun pagi aja ga bisa? Kan kalau bangun pagi bisa bantu mama dulu di dapur,"
Bagaimana rasanya jika kita dikatakan demikian? Jawabannya sederhana kita merasa "melakukan hal yang salah" di hadapan orang tua kita.
Atau jika anak tidak merapikan mainannya,
"Ini kok mainan berantakan ya? Mama ga suka kayak gini, mama capek beresin rumah kalau kamu juga yang berantakin rumah. Kalau rumah rapi kan enak lihatnya,"
Apa yang anak rasakan ya setelah dengar itu? Jawabannya satu ,"aku buat mama sedih, mama ga bahagia karena aku,"
Dan bisa dibayangkan bagaimana hancurnya hati anak saat kita mudahnya bicara demikan. Saat kita ingin menyetir anak kita ke arah yang baik tapi dengan cara menghancurkan harapannya?
Termasuk yang tipe 1 kah kita?
Tunggu tipe - tipe selanjutanya akan dibahas di post selanjutnya.
posting yang menarik, ditunggu update selanjutnya...
BalasHapuswww.belonomi.blogspot.com
Terima kasih kak. Saling share ya kak
BalasHapus