Kamis, 26 Maret 2015

Sekolah Masjid

Surat Dunia

Sekolah Masjid.

"Seandainya keihklasan dilambangkan dengan partikel air di alam semesta, aku rasa tidak sebanding jumlahnya karena ikhlas melebihi dari apapun hitungannya,"

Aku selalu bersyukur atas setiap kejadian yang terjadi di hari-hariku. Usiaku yang baru genap 20 tahun namun telah banyak yang aku rasakan. Bertemu dengan banyak orang yang kisahnya bisa jadi teladan dan motivasi bagi diriku. Jatuh bangun hidup mereka kujadikan tolak ukur terhadap diriku. Masih saja hasilnya, aku belum menjadi apa-apa. Kali ini aku ingin berbagi kisah dari dahsyatnya dzikir dan doa ratusan anak ketika pagi hari.

Aku perkenalkan satu sekolah yang setiap hari aku datangi. SDIT Darul Muqorrobin. Dalam bahasa indonesia artinya tempat bagi orang-orang yang mendekatkan diri. Sungguh ini visi yang sederhana namun jauh tujuaannya ke depan. SD ini baru 3 tahun berdiri namun rasanya telah lama sekali berdiri. Karena perjuanganya itu yang membuat kami para guru disini merasa sudah sangat akrab dan dekat. Berawal dari sebuah keinginan untuk membiasakan anak bisa mengaji sekaligus prihatin dengan kondisi anak yang masih belum bisa mengaji padahal usianya sudah remaja menjadi satu pemacu bagi Umi untuk membuka sekolah islam terpadu yang mendukung pendidikan formal dan agamanya juga.
Satu kata yang ampuh untuk memulai sebuah pencapaian,"Bismillah...," ucap Umi dengan yakin. Bukan karena ada uang banyak dan modal besar membuka sekolah, tapi karena keyakinan Allah, bahwa pertolongannya amatlah dekat. 20 murid kiriman Allah menjadi satu awal perjuangan kami semua. 20 murid yang orang tua serahkan kepercayaan mereka kepada kami merupakan amanah yang tak bisa disepelekan. Setiap hari kami banyak belajar tentang memahami karakter mereka dan membentuk mereka menjadi muslim, mu'min dan muhsin. 20 murid yang ikhlas sekolah di dalam majlis taklim yang disewa sementara untuk KBM. Apa yang harus banggakan ketika fasilitas masih alakadarnya? Satu... ketika mereka mampu menghafalkan dan melisankan puluhan ayat Al-qur'an ketika sekolah. Itulah kebanggaan teramat dalam yang saya rasakan menjadi guru disana. Disaat apapun dimulai dengan lantunan ayat Al-qur'an menjadikan benar-benar sekolah ini adalah tempat bagi kami mendekatkan diri.
Tahun kedua, Allah kirimkan 36 murid impian yang meramaikan lagi sekolah kami. Mereka melengkapkan asa kami saat sebuah sekolah yang belum terdaftar, belum ada bangunan namun mampu berdiri dengan 50 siswa yang membanggakan. Itulah sumber kekuatan kami semua.
Tak ada yang lurus dan mulus dalan perjalanan, jatuh bangun bangkit jatuh dan bangkit berdiri kami rasakan. Saat satu persatu pemancing keputusasaan menarik kami untuk menyerah saat itu juga, tapi Allah kirimkan 60 siswa yang mengetarkan bathin kami karena jumlahnya yang banyak.
Kami tak mampu lagi belajar di majlis yang sempit. Kami harus punya bangunan sendiri. 2014 menjadi satu dari sekian banyak sejarah. Tentang tak pernah ingkar atas janji Allah pada hamba-hamba. Tentang arti keihklasa  hati yang meski banyak hinaan kepada kami tapi kami tak putus harapan. Kami tak pernah salah berharap selain pada Allah. Ribuan meter tanah diberikan pada kami sebagai tanah yang akan dimakmurkan untuk pendidikan kepada kami. Sekaligus masjid besar yang akan jadi tempat kami mengadu penuh syukur atas nikmat Allah. Ya... ribuan meter tanah yang kami hitung harganya hingga milyaran rupiah sekarang kami kelola untuk pembangunan sekolah kami.

"Sekiranya mana yang Allah tak kabulkan ketika kamu mau bersabar dan memperbaiki diri,"

Sementara ini gunakan masjid untuk kegiatan belajar mengajar bagi siswa karena pembangunan sedang berlangsung.
Sama halnya perjalanan manusia tak pernah lancar. Akan ada banyak rintangan menghadang. Kami dikatakan aliran kristen karena menggunakan tempat ibadah dengan kursi-kursi siswa. Ya Allah... jikalau lisan adalah pisau yang menyayat maka bagaimana caranya kami sembuh dari luka hinaan?
Jawabannya yang saya rasakan sendiri adalah "selalu berharap pada Allah," hanya itu.
Bagaimana dengan murid kami? Apa mereka menerima jika sekolah di masjid? Ada beberapa yang bercerita dikatakan sekolah masjid oleh teman lainnya.
"Sabar ya nak... istana sekoah kita sedang dibangun,"

Dan inilah bagian yang menggetarkan iman saya ketika sebuah harapan tak pernah pupus jika kita tahu persis dan dikembalikan kepada maha penampung harapan, Allah.

Inilah jawaban dari sekian banyak hinaan dan ketidakmungkinan yang dulu pernah kami rasakan. Maaf kan kami tidak bermaksud meninggikan hati. Kami hanya percaya satu,"Allah maha melihat apapun, maha mendengar rintihan, maha tahu maksud hati dan ini adalah jawaban atas keyakinan kami atas pertolongan Allah. Dan doa anak-anak yang mengharapkan sekolah mereka telah dibangun yang mengetuk pintu langit dan diwujudkan lewat cara yang menakjubkan.

"Janji Allah yang mana yang ingin kau minta saat kau telah jadi manusia yang sholeh maupun sholehah dan Allah mengabulkannya dalam kesabaran,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar