Kamis, 26 Maret 2015

Menolong Sebisa Mereka

Surat dunia.

"Anak kecil selalu ingin menolong dan menolong sebisa mereka,"

Alhamdulillah.... adik kecilku Lutfi sudah masuk PAUD. Awalnya harus banyak hadiah dulu baru mau pergi ke PAUD. Mulai dari hadiah makanan, alat tulis, cat lukis hingga ingin durian. Kami sekeluarga tak keberatan asalkan Lutfi mau pergi dan belajar disana.
Pertama kali ke PAUD, suasana disana asing baginya. Biasanya anak yang sudah lihat mainan akan tertarik dan tidak sabar untuk menikmati setiap permainan yang ada. Tapi tidak bagi adikku, dia mengamuk dan menfancam ingin pulang saja. Kami tak bisa berbuat banyak, dibujuk apapun tetap menangis bahkan semakin menangis. Dan persoalan ini menjadi beban fikiran bagiku.
Terselip satu pertanyaan dariku,

"Apa pernah ada pengalaman buruk yang dialami Lutfi yang menghambatnya sekolah?"

Aku bicarakan soal ini kepada mama. Kami sepakat untuk tetap mencari alternatif sekolah lain agar Lutfi bisa memilih sesuai yang ia sukai. Bahkan dengan Allah berikan kami seperti ini membuatku semakin ingin membuat sekolah. Pertama untuk adikku. Karena itulah yang sedang kami hadapi. Bagaimana caranya agar kami bisa mengarahkan Lutfi dalam kegiatan sekolah. Mengingat 1 tahun lagi Lutfi akan masuk sekolah. Tapi perubahan terjadi begitu cepat, pagi itu ayah menyiapkan bekal banyak kue enak untuk Lutfi. Ayah yang mengantar sendiri ke PAUD. dan menunggunya. Alhamdulillah... Lutfi mau dan semangat. Ketika aku pulang, ia menunjukan PRnya padaku. Ia cerita banyak hal yang dikatakan guru padanya.

"Mba kalau capek nulis, tangganya digerakan gini mba," katanya sambil mencontohkan gerakan senam tangan.

"Kan kalau kuku kotor bisa jadi cacing mba, itu kata bu guru ,"

Kata bu guru.... ya satu kalimat itu yang membuatku lega. Luthfi sudah semangat untuk mulai belajar bersosialisasi dengan teman-teman yang lain. Ini kemajuan bagus. Bahkan setiap ada PR, ia kerjakan lebih cepat. Katanya biar nanti dapat bintang. Hhheheh

Bersyukur bisa menemani kamu sayang, bersyukur kamu selalu ingin ikut kemanapun aku pergi. Aku bisa mengajakmu belajar banyak hal. Aku bisa jadi teman bagimu sayang. Kamu sudah membuatku kagum. Kamu selalu ingin membantuku. Mulai dari rapihkan soal ulangan, mengambilkan air minum, menyapu lantai dan pekerjaan yang lainnya. Kamu bahkan yang menawarkan diri,

"Aku mba yang nyapu," soraknya.

Alhamdulillah..  kamu anak baik nak. Kamu selalu bantu aku, sekarang kamu banyak dibantu teman-teman. Saat tadi sekolahpun ada yang meminjamkan pensil saat kamu tidak bawa. Ada pula yang meminjamkan pensil warna untukku. Syukuri ya sayang, kamu sudah banyak membantuku.

"Aku ada penghapus, kamu mau pinjam?" Kata temanmu padamu sayang. Perhatian sekali. Seandainya dunia ini banyak orang yang respect, pasti bahagia banget. Karena semua orang rasanya mau bantu. Hihihi bantu isi dompet bisa.... hahahhah

Ya pada hakikatnya setiap anak adalah kertas putih. Anak yang mewarnai dan orang tua yang memperkenalkan dunia. Berperanlah bersama mereka di urusan yang mudah. Anak hanya ingin mencoba dan paham rasanya. Izinkah mereka membantu kita sekecil apapun itu. Karena ini bagian dari pembentukan rasa percaya diri. Dan inilah dunia mereka. Dunia luthfiku yang sudah pervaya diri dan punya banyak teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar