Sabtu, 07 Maret 2015

Fitrah Bagi Buah Hati Kita

Surat Dunia.

Aku buat surat ini untuk buah hatiku kelak. Semoga bundamu ini bisa menjadi sebaik-baiknya bunda untukmu. Bunda sedang belajar ya nak... ini pelajaran yang bunda pahami hari ini.

                                   Bundamu.

Fitrah seorang anak ketika lahir adalah suci. Seperti kertas putih yang siap ditorehkan atau ditumpahkan warna-warna yang cerah maupun gelap. Ketika lahir pun adalah saatnya kita sebagai orang tua menentukan kemana akan dibawa putra/putri kita. Mempersiapkan kebahagiaan dan kehidupan yang berkecukupan bagi putra/putri kita. Ketika sebuah kertas putih mulai ditulis, maka saat itulah orang tua terlibat langsung. Memperhatikan setiap kemajuan perkembangannya. Bukan hanya fisik tapi perkembangan mentalnya juga. Sebuah kertas putih itu mulai diisi di 40 hari pertama kelahiran. Dimana bunda bukan hanya sekedar paham soal ASI dan nutrisi buah hati kita tapi juga komunikasi verbal pada buah hati kita. Yaa... ketika buah hati kita menangis saat itulah komunikasi sedang berjalan diantara bunda dan buah hati. Ketika menangis pun ucapkanlah komunikasi verbal dari lisan kita,

"Iyaa sayang, bunda dengar kamu menangis. Bunda datang sayang, bunda di dekatmu sayang..."

Karena tidak semua tangisan adalah tanda lapar atau popok basah. Maka dari itu dengan kita datang dan menenangkan sama halnya kita sedang membangun rasa hormat atas buah hati kita. Yaa... rasa hormat dan menghargai. Akan terbangun kepercayaan anak kepada bundanya yang datang saat waktu yang sedang ia inginkan bersama bundanya.

Lalu, ajaklah buah hati kita berkomunikasi dengan mengungkapkan perasaan bahagia kita bersamanya.

"Bunda bahagia sekali, kamu menangis, kamu tersenyum, kamu melihat bunda dan bunda juga lihat kamu sayang. Bunda sayang sama kamu," satu sentuhan lembut dihadirkan untuk buah hati kita.

Dan itulah saat dimana buah hati kita akan belajar untuk mengenali sopan santun bundanya dalam mengungkapkan rasa kasih sayang.

Lalu ketika kita ingin menggendongnya, minta izinlah pada buah hati kita,

"Sayang... bunda mau gendong kamu yaa sayang, boleh yaa?" Baru tangan kita meraih badannya dan menggendongnya.

Tahukah apa yang sedang bunda tanamkan? Izin untuk melakukan sesuatu. Kelak ia akan persis bundanya yang selalu meminta izin melakukan sesuatu. Dan disinilah kita belajar untuk memperlakukan dengan nyaman dan aman bagi anak kita. Bukankah anak adalah titipan Allah?
Hal ini sepele. Kecil sekali untuk dilakukan  untuk itu, mari bundaa... kita mulai dengan siaga ada di sisi buah hati kita. Bahagiakan mereka dengan ungkapan bahagia kita atas kelahiran mereka. Dengan itu betapa bahagianya buah hati kita menjadi bagian dari yang bunda dan ayahnya bahagiaakan. Bayangkan jika sudah dewasa, kertas putih ini menjadi warna yang mengagumkan.
Semoga kita terus jadi orang tua yang lebih baik lagi. Ammiin...

Tertanda
Bunda banyak belajar.

#metode sentra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar