Jumat, 25 Oktober 2019

Day 14 - Kesempurnaan

Dalam pernikahan sebenarnya tidak ada pasangan yang benar-benar cocok dengan sempurna.

Namun yang ada adalah keikhlasan dan keluasan hati menerima ketidakcocokan.  #nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday14

Day 13 - Rindu

Ia terdiam. Kepalanya tertunduk. Lesu. Tidak seperti biasanya.

Teman-temannya berusaha menghiburnya. Sekedar melontarkan candaan receh. Mengajak ke kantin. Bahkan ada basi-basi bahas tugas. But every respons is flat.

Biasanya, Ia selalu ceria. Selalu ingin berperan dalam setiap kegiatan. "Aku aja yang bantu!" atau "Biar aku aja sini". Seperti ada separuh semangat yang hilang.

Mungkin... Jika sedikit hiperbolis, "Dunia harus paham dong keadaan gue sekarang !" Tidak mudah melewati dan merasakan di titik ini. "Tapi gue kuat," 6 tahun lalu. Ia tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik. Setiap pagi, Ia berangkat ke sekolah TK. Ayah yang menyetir mobil dan ibu duduk di sebelah ayah. Percakapan kala itu hangat sekali. Bahagia rasanya jika berada dalam keluarga dengan kasih sayang yang terus mengalir.

Hingga di suatu sore, suara teriak terdengar memekakan telinga. "Pergi!" kata yang selalu melekat dalam memori. Itulah terakhir kasih sayang tercurah sebagian. Sebagiannya lagi pergi.
Perpisahan memang menyakitkan. Ia tak memahami keadaan sebenarnya. Ia hanya tahu, ayah dan ibu baik-baik saja tadi pagi. Namun selanjutnya setelah pertengkaran itu. Ayah dan ibunya tidak bersama lagi. Sebuah kata yang paling halus untuk menunjukan rasa kehilangan mendalam.

Sesekali Ia menceritakan kerinduan kepada orang yang Ia anggap memahaminya. "Aku sebenernya rindu, ayah," jutaan makna tersirat di dalamnya.

Keikhlasan terpatri kuat dalam hatinya. Ia belajar untuk bisa menerima keadaan dengan sebaik-baiknya. Namun tekadnya satu. Saat Ia mulai merasa jatuh dalam titik trauma tentang kehilangan sosok ayah, Ia bangkit untuk memberikan mahkota kelak di surga. Dengan menjadi hafidzah. "Aku selalu berdoa, kelak kita utuh dalam satu keluarga. Ada dua mahkota bertahta untuk ayah dan ibu," #nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday13

Day 12 - Berbagi

"Raih tanganku !" teriak Aldi.

Sekuat tenaga Radit meraih bagian anjing yang hampir tenggelam.

Sekuat tenaga Ia kerahkan untuk menyelamatkan salah satu ciptaan Tuhan.

Mengapa Radit sangat peduli padahal itu bukan hewan peliharaannya?

Sederhana saja, setiap kehidupan berhak untuk diperjuangkan dan dipertahankan. Melihat hewan yang tak berdaya menggugah hatinya. Andaikan suatu hari nanti jika kesulitan menimpa dirinya, Ia selalu berharap pertolongan selalu ada.

Kehidupan ini berdasarkan apa yang kita tanam. Jika Kita menanam kebaikan maka berbuah kebaikan juga. Berlaku sebaliknya.

Keikhlasan tersirat makna yang dalam dimana kita belajar berbagi tanpa mengenal perbedaan. Berbagi kepada sesama makhluk-Nya.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday12

Kamis, 24 Oktober 2019

Day 11 - Don't Compare Your Child To Each Other

"Tidak ada anak yang ingin dibanding-bandingkan. Seperti bulan dan matahari, keduanya memiliki waktu tersendiri dan keindahannya masing-masing"

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday11

Day 10 - Wajah Kekinian

Kami bersantai di teras rumah. Memandangi lalu lintas kereta api Jabodetabek melintas.

Perdebatan kami terbilang penting yaitu tentang Ibu Kota yang makin metropolis. "Waktu Aku kuliah Cah, dosenku pernah bilang kalau suatu saat nanti zaman bisa berubah ke pembayaran mata uang dirham," Cah Joko hanya termangut. "Wong buktinya sekarang lihat, wajah kota kita bisa jadi bukti bahwa pembangunan semakin pesat. Bukan lagi sirkulasi uang kertas bahkan uang digital sudah berseliweran," Aku teringat salah satu lagu qosidah yang melegenda.

tahun duaribu kerja serba mesin,
berjalan berlari menggunakan mesin
manusia tidur berkawan mesin,
makan dan minum dilayani mesin

penduduk makin banyak,
sawah ladang menyempit
mencari nafkah smakin sulit
tenaga manusia banyak diganti mesin,
pengangguran merajalela

sawah ditanami gedung dan gudang,
hutan ditebang jadi pemukiman
langit suram udara panas
akibat pencemaran

wahai pemuda remaja
sambutlah tahun 2000
 penuh semangat
dengan bekal ketrampilan,
serta ilmu dan iman
bekal ilmu dan iman
Aku menyuarakan pendapat. "Bener toh Cah, tahun milenial ini akan semakin berkembang pesat. Bahkan teknologi kita yang dianggap canggih masih terkalahkan dengan negara lain yang berkali lipat canggih," kataku.

Cah Joko menggerenyitkan dahi. "Wis lah... Sing penting kita kerja dan hidup mudah di Kota ini. Meski rumah pinggir rel." Cah Joko sing penting hidup itu kerja bisa makan dan ada rumah itu sudah cukup. Tapi bagiku hidup tidak menerima keadaan begitu saja. Keikhlasannya lain kalau soal ini. Harus semangat membuat kehidupan lebih baik. Wajah Ibu Kota terus berganti. Arus modernsasi mudah diserap dimana-mana. Tapi ingat, hidup bukan hanya sekedar mengikuti arus. Harus ada kendalinya.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday10

Day 9 - Menuju Pagi

Semerbak aroma kopi menyeruak tercium di seluruh ruangan. Potongan singkong goreng telah siap disantap. Sebagai ritual pagi yang anti ditinggalkan. Menyeruput pahit manisnya kopi dan menyantap gurihnya singkong.

Setiap pagi adalah hari baru. Selalu dimaknai dengan harapan-harapan baru. Kekuatan baru untuk menjalani setiap perjalanan kehidupan.

Secarik kertas tergeletak di atas meja makan. "Surat Pemutusan Hubungan Kerja". Surat yang menjadi babak baru kehidupan. Betapa tidak, pekerjaan yang banyak diimpikan orang-orang kini hanya tinggal keputusan.

Ia tetap menyangkal bahwa tidak ada penggelapan dana dalam penyusunan anggaran perusahaan. Namun laporan yang atasan terima adalah bukti banyak hitungan yang meleset dan pembengkakan dana.

Bahkan ada kucuran dana yang nangkring manis di rekeningnya. Ia tak tahu dari mana dan untuk apa. Ia berniat mengadukan pada pihak bank agar dikembalikan kepada si pengirim.

Nasi sudah menjadi bubur. Atasan tetap menyangka bahwa praktik korupsi telah terjadi. Serentetan bukti mengarah padanya. Beberapa karyawan setuju bahwa perlu ada PHK. Alhasil, semua hanyalah proses kehidupan.

Sangat berusaha bagaimanapun jika Ia tak tertakdir dengan pekerjaan tersebut maka akan tetap tidak menjadi milik. Dalam hati ingin sekali meluapkan marah. "Ini jebakan" dugaannya. Namun apalah arti semuanya jika kita menilai semua yang terjadi adalah buruk. Bukankah tidak semua yang kita sukai adalah terbaik? Dan yang buruk menurut kita adalah versi terbaik dari Allah.

Semuanya harus dengan the power of keikhlasan. Memulai semua dari nol. Sambil membawa dagangannya, Ia menyusuri jalan Ibu Kota. Segelas kopi dijajakan untuk para pelanggan. Mie instan yang banyak diburu oleh para muda-mudi yang nongki santai di Taman Kota.

Ia tak menduga akan berjumpa dengan kawan kantor dulu. "Sob, jualan sekarang?" sebenarnya ia malu namun sudah kepergok. "Yaa, gini aja," Ia menceritakan bahwa semenjak PHK kemarin kantor makin runyam. Dalang dari setiap penggelapan dana dan laporan palsu telah ditangkap. Lega rasanya,jika Allah menunjukan jalan kebenaran.

Keihklasan dan kejujuran dalam bekerja adalah berkah.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday9

Day 8 - Sesekali Tengoklah Keadaan Ini

Dikisahkan seseorang yang sedang naik mobil mewah memandang ke arah luar. Ia melihat pesawat helikopter pribadi melintas jauh di ketinggian.

Hatinya bergumam, andai saja aku punya pesawat helikopter akan sangat mudah melewati jalan ibu kota yang dimana-mana macet.
Namun pandangannya berpaling ke arah pengendara motor. Di saat cuaca terik, kondisi jalan yang macet serta menguras emosi. Hatinya berkata, syukur kalau aku masih aman dan nyaman di mobil. Tidak kepanasan dan tidak terpapar debu jalanan.

Pengendara motor melirik ke arah pengendara mobil. Ia membayangkan, seandainya memiliki mobil pasti akan sangat aman dan nyaman dalam bepergian. Namun di tepi jalan, Ia melihat seseorang mengayuh sepeda dengan peluh yang menetes deras. Hatinya berbalik sangka, motor lebih cepat dan nyaman daripada mengendarai sepeda. Berpeluh keringat dan menguras tenaga.

Pengendara sepeda melirik ke arah pengguna motor. Seandainya aku bisa kredit motor, mungkin perjalanan ke kantor akan lebih cepat dan tidak melelahkan. Namun pandangannya dibuat takjub dengan seseorang yang keadaan fisiknya tidak sempurna. Ia menggunakan kursi roda. Pengendara sepeda merasa bersyukur kakinya masih sehat dan kuat untuk mengayuh.

Seseorang di kursi roda pun sama, Ia lebih bersyukur dalam keadaan hidup dan masih bisa melihat dunia. Banyak orang yang tertakdir tidak bisa jalan dan terkurung dalam ruangan.

Begitulah hidup, sesekali kita melihat ke arah penuh syukur pada setiap keadaan. Bukan karena bagaimana kita namun lihatlah bagaimana keterbatasan seseorang namun tetap ikhlas dalam menjalani kehidupan.

Maka nikmat-Nya akan selalu bertambah, itulah janji Allah pada hamba-Nya yang penuh syukur dan keikhlasan.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday8

Day 6 - Kesempatan Berdoa

Semakin hari kondisinya semakin memburuk. Beberapa perawatan medis telah dijalani.
Terbesit dalam hati untuk menyerah, menghentikan semua proses pengobatan. Namun senyumnya, menguatkan kembali. Setiap nafas adalah berarti. "Sudah, Bu. Bapak saja yang jaga. Ibu istirahat." Ibu beranjak dari kursi. Langkahnya menuju keluar ruangan. Menuju mushola rumah sakit. Di area paling belakang.

Di atas sajadah, Ibu khusyuk beribadah. Tangannya menengadah memohon pertolongan dari-Nya. Kerlingan matanya basah. Bibirnya bergetar mengucapkan doa demi doa.

Pemandangan ini sungguh menyentuh hatiku. Seorang Ibu akan berusaha terbaik bagi anaknya. Doanya mampu menggetarkan langit. Benar adanya, hati seorang Ibu harus dijaga. Setiap ucapannya bisa menjadi doa. "Bu.. Sudah malam. Kita istirahat tidur saja," pintaku. "Sebentar, ibu sedang diberi kesempatan berdoa." Aku terdiam menunggunya. Lama sekali. Matanya terpejam khusyuk menyebut asma Allah.
Kita pernah ada di keadaan terpuruk sekalipun. Hati manusia tidak bisa dibohongi. Saat keadaan tidak berpihak kepada kita. Saat cobaan menguji keimanan kita. Kita pernah terfikir mencari sebab dari setiap kejadian bahkan kita mencari kambing hitam di setiap masalah. Setelah itu kita baru terucap ikhlas akan keadaan yang terjadi.
Perlu paksaan memang untuk belajar ikhlas. Namun kita berusaha selalu mencobanya. Hingga kita terbiasa menjalaninya. Doa adalah penguat bagi kita. Saat hilang segala harapan tentu doa tidak akan hilang. Allah Maha Mendengar doa-doa kita. Sabar dan tetaplah berusaha.

Sungguh... Doa adalah bahasa yang indah. Komunikasi yang paling intensif dengan Rabb kita. Luar biasa, ketika sujud kita dekat dengan bumi namun doa kita terdengar sampai langit.

Maka bagi Ibu, kesempatan berdoa adalah kebahagiaan. Ibu tetap berusaha untuk kesembuhan adik namun Ibu tidak melupakan bahwa semua adalah dari-Nya.

Jika aku meminta pada Allah, maka aku meminta agar selalu diberikan kesempatan untuk berdoa.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday7

Sabtu, 05 Oktober 2019

Day 6 - Menua Bersamamu

Ia tetap menatap ke arah gerbang. Menunggu dengan sabar akan kehadiran seseorang. Sesekali Ia menengok jam dinding untuk menepis sepi.

Kring.. Kring.. Bel sepeda berdering. Ia sigap bangun dari tempat duduk dan menyambut seseorang. Ia mencium punggung tangan seseorang tersebut. Menanti oleh-oleh yang dibawa. Begitulah Rangga, kesayangan. "Kek.. Sudah makan sore belum?" Aku menyapa kakek. Kakek terkejut dari lamunannya. "Sudah," jawabnya.

Beberapa hari ini kakek sering melamun. Semenjak kepergian nenek satu tahun lalu, kakek lebih banyak diam. Harus ikhlas melepaskan.

6 bulan belakangan ini rumah tampak sepi. Anak kakek pun ditugaskan untuk bekerja di luar pulau. Hanya tinggal aku dan dua orang pembantu di rumah. Aku ditugaskan oleh Tuan Rangga, putra kakek untuk menjaga selama beliau tugas.

Jika melihat kakek, aku jadi ingat bapak di kampung. Aku suka menghabiskan waktu sore untuk mengobrol santai dengan kakek. Mendengar kisah-kisah kehidupan beliau dan keluarga besar.

Sore itu, di selasar taman belakang. Kakek memanggilku. "Inah.. Mulai besok pulang kampung saja. Nanti semua pesangon kita bayar," aku hanya terdiam meresapi kata-kata kakek. "Saya dipecat kek?" "Bukan.. Hanya saja kamu kan pernah cerita ada bapak di kampung yang sudah tua. Temani saja. Karena buat apa jika hartamu banyak namun hatimu kesepian," "Lalu kakek sama siapa?" "Telfon Rangga, bilang kakek ingin bicara," Aku sambungkan video call kepada Tuan Rangga.

Rangga.. Masa kecilmu dulu bapak tak ingin melewatkan sedikit waktu tanpamu. Melihatmu tumbuh besar hingga sekarang. Masa-masa itu tak terjadi lagi. Pulanglah... Temani masa-masa bapakmu saat ini. Harta yang kita kumpulkan tak ada artinya jika kita kehilangan waktu. Bapak hanya sebentar saja minta waktumu pulang. Bapak ingin menua dalam kehangatan dan kebersamaan keluarga.

Kakek menutup panggilan dan menyerahkan ponsel padaku. Sebenarnya hatiku teriris. Apakah sesepi itu rasanya hingga kakek harus memohon?
Kakek menatap gerbang. Berharap seseorang pulang. Benar adanya, Tuan Rangga pulang. Ia segera memeluk kakek dan membiarkan rasa sepi itu terobati.
#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday6

Day 5 - Bukan Untuk Berhenti

Apa yang tidak mungkin?

Selama kita masih ada Tuhan dengan segala kekuasaan-Nya apa yang kita usahakan tak akan pernah terlewat sia-sia. Apalagi cita cita kita yang tidak dibiarkan diratapi sedih oleh Tuhan.

Semisalnya kita ingin jadi dokter. Tuhan saja sudah amat sangat bahagia dengan keputusan kita. Karena akan banyak manusia yang terselamatkan kesehatannya. Banyak obat yang diketemukan untuk penyakit yang dulu tak ada obatnya. Lalu saat kita bercita cita ingin jadi pendaur sampah. Tuhan akan bahagia. Karena lahan bumi untuk sampah akan berkurang dan bisa dibuka untuk lahan tanaman.

Apapun yang kamu inginkan selama itu adalah manfaat bagi orang banyak tak akan ada jalan yang menutupnya. Kecuali keputusan kita menutupnya.

Tapi apa sih arti gagal  dalam mewujudkan cita-cita kita?  Kalau katanya jalan mimpi tak ada yang menutup kecuali keputusan kita menutupnya.
Jalan mimpi bermedan menantang. Bukan orang sembarangan yang bisa melewatinya. Karena cita cita bukan hanya bunga tidur yang gampang untuk dibayangkan. Butuh persiapan dan perbekalan yang cukup untuk melewati perjalanannya. Ketika melangkah pertama perasaan gagal terus menghantui.

Tapi bagaimanapun mulai saja dulu. Langkahkan kaki dan tinggalkan garis permulaan. Diperjalanan kita akan bertemu dengan banyak kejadian yang menantang. Fikiran dan sikap kita akan diuji untuk tetap bertahan atau malah mundur.

Tapi kadang juga kita akan menemukan banyak kesalahan dalam melewati perjalanan kita. Lalu kita merasa menjadi gagal karena kesalahan yang kita perbuat. Ingat kamu hanya salah ! Bukan berhenti melangkah ! Kamu hanya salah ! Bukan penghancur medan perjalananmu ! Terus ambil posisi ! Jalan grak !

Gagal kamu adalah ribuan cara lain untuk menemukan cara yang paling berhasil. Butuh hati yang ikhlas dalam segala keadaan. Siapkan mental kamu. Dalam perjalanan kita akan diolah semua batas kemampuan kita.

Siapkan mental kamu hingga kamu benar benar menjadi yang paling rendah hati. Mau nanti kamu sampai ke cita-cita kamu. Mau nanti kamu malah menemukan jalan yang jauh dari cita-cita kamu.
Kegagalan sekalipun bukan alasan untuk berhenti. Stay positive.

#nuliskeroyokan
#gerbongaksara
#gerbongaksaraday5

Day 4 - Teman Hidup

Teman Hidup

730 hari yang berlalu, saat akad Kau ucapkan sebagai janji sakral hingga menggetarkan arsyi-Nya. Saat itu pula sumber keridhoanku adalah dirimu.

Aku selalu belajar memahamimu yang masuk dalam kehidupanku. Sungguh... Benar nasihat orang tua dulu, pernikahan adalah tanggung jawab besar dan seumur hidup. Aku memahami peranku sebagai pendamping hidupmu. Begitupun dirimu, bertanggung jawab akan kebahagiaan hidupku.
Kesabaran dalam menghadapiku yang suasana hati mudah berubah. Kamu seperti kota yang selalu siap jika cuacanya berubah-ubah. Memaafkan dalam setiap kekhilafanku. Mengingatkan dengan penuh kelembutan.

Tidaklah mudah.. Dua kepala yang berbeda dalam satu atap. Ada perbedaan pendapat, pola fikir dan karakter. Namun pernikahan adalah ibadah bersama dalam perbedaan dua insan.

Bukankah Allah menjodohkan kita dengan versi terbaik-Nya? Justru aku dan kamu berusaha menjadi baik dan lebih baik lagi setiap harinya.

Katanya pernikahan itu penuh nikmat dan bahagia seperti series drama korea yang happy ending? Justru kebahagiaan berasal dari kedua pasangan yang saling menerima keadaan masing-masing. Saling melengkapi dan kejujuran di setiap keadaan.

Pernikahan bukan soal bahagia dan tawa bersama saja. Ada tangis yang saling menguatkan dan kata-kata semangat yang membangkitkan saat terpuruk sekalipun.

Kamu adalah jodoh terbaik bagiku. Setiap doa adalah kebaikan bagi kehidupanku. Setiap doaku adalah kebaikan bagimu sebagai imamku.

Semoga cinta dan kasih sayang kita berkekalan hingga ke surga. Menjadi keluarga yang dipenuhi keselamatan, kebahagiaan, kesehatan dan keberkahan.

Hingga menua bersama dan menghabiskan sisa waktu kehidupan untuk saling menguatkan. Saling menggenggam tangan dan menatap penuh kecintaan.

Menjadi contoh terbaik bagi anak-anak kita kelak.

Untuk teman hidupku selamanya, insyaallah... Salam sayang

#nuliskeroyokan
#GerbongAksara
#GerbongAksaraDay4

Rabu, 02 Oktober 2019

Day 3 - Ibu

Ibu
"Dia adalah orang yang paling berharga di dunia ini," ucap Arum kepada teman-temannya.

Sepenggal kalimat terdengar dari Arum saat menceritakan sosok Ibu di depan kelas. Semua orang terpukau dan bertepuk tangan mendengar kata demi kata, deskripsi tentang "Ibu" termasuk Ibu Sri, guru Bahasa Indonesia yang sedang menilai kami.

Giliranku maju. Ku kisahkan "Ibu terbaikku" dengan penuh keyakinan. "Orang yang pertama kita cari jika kita pulang ke rumah adalah ibu. Jika Ia tak hadir di rumah dalam sekejap kita semua pasti bertanya, 'Ibu kemana?'. Ibu selalu memahami suasana hati kita. Tanpa kita cerita, sinyal kegundahan pasti tertangkap. "Kamu kenapa hari ini?" sebuah pertanyaan yang paling memahami dan Ibu pasti setia mendengar keluh kesah kita."

Pipiku mulai menghangat. Ku tahan sebisaku untuk tetap bercerita.

"Orang di dunia ini yang paling khawatir akan keadaan kita. Jika kita sakit, segalanya akan Ia lakukan demi kesembuhan kita. Cari obat kesana kemari. Memantau keadaan sakit kita bahkan Ibu kurang terlelap tidur menjaga kita."

"Ibu paling cerewet mengatur segala keperluan kita. "Cerewet" mulai dari bangun tidur hingga kita terlelap tidur lagi. Kata-katanya menjadi nada yang paling indah. "Nak.. Mandi cepat sana!", "Pulang langsung ganti baju!" , "PR sudah dikerjakan belum?"

Tak terasa air mata mengalir di pipi. Segera Ku usap untuk meredakan rasa haru dan sedih.

"Setiap Ibu akan memastikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Ibu adalah sekolah pertama bagi kita semua. Air susunya menjadi makanan terenak bagi kita. Ia diciptakan dengan hati yang luar biasa sabarnya. Sepanjang hidupnya akan mencurahkan kasih sayang tanpa kita minta.Betapa hebatnya perjuangannya dalam mempertaruhkan kehidupanku di dunia. Keikhlasan dengan ketulusannya adalah kedamaianku."

"Bagaimanapun keadaanku , Ibu akan selalu menerimaku. Tangannya terbuka dan siap memelukku. Mungkin tanpa kita sadari, setiap kehidupan kita berjalan mudah bisa saja ada doa Ibu yang mengiringi langkah kita. Keridhoannya adalah sumber kebahagiaanku."

"Allah selalu sayang Ibu, Alfaatihah.."

#nuliskeroyokan
#GerbongAksara
#GerbongAksaraDay2

Selasa, 01 Oktober 2019

Day 2 - Sosok Ayah di Mata Kami

Sosok Ayah di Mata Kami

00.24 tengah malam, pintu ruang tamu terbuka. Ia pulang membawa gendang kulit kesayangannya. Tiga kali seminggu Ia habiskan malam untuk menjadi pemain live music Hotel terkenal di Ibu kota. Bungkusan makanan Ia taruh di meja, berharap semua anaknya akan bahagia ketika bangun tidur. "Ada makanan enak!" apakah Ia makan? Ia hanya ingin anak-anaknya merasakan kehidupan yang enak. Cukup itu saja.

Di musim penghujan, Ia tetap berangkat untuk menjemput putrinya pulang sekolah. Bahkan satu jam lebih cepat dari waktu kepulangan. Ia harus memastikan bahwa ketika pulang putrinya aman. Walau kulitnya sebenarnya dingin menggigil. Apakah Ia menyerau kedinginan pada putrinya? Tentu tidak, Ia tersenyum bangga bahwa putrinya sekolah dengan aman.

Ketika anaknya merengek untuk segera membayar field trip dengan nominal jutaan, Ia tetap menjanjikan kepastian bahwa kesayangannya akan tetap ikut. Bahagia rasanya mendengar janji pasti itu walaupun Ia sebenarnya tidak tahu dapat tambahan uang dari mana lagi.

Ia pernah marah hingga wajahnya  memerah hanya karena putrinya enggan untuk melanjutkan sekolah. Sederhana, kehidupan sudah sulit ditambah biaya kuliah dan lainnya serasa menambah kesulitan. "Itu urusan Ayah, kamu hanya sekolah!" Waktu sangat menjelaskan bahwa laki-laki terhebat dan paling pasti janjinya adalah Ayah. Cinta pertama bagi putrinya yang mengajarkan tanggung jawab dan kasih sayang yang tulus. Tak ada kata menyerah dalam mengutamakan keluarga.

Bahkan seorang Ayah rela sakit saat bekerja. Bahkan ada yang sakit berkepanjangan karena kecelakaan kerja. Setiap peluh keringatnya adalah butiran pahala yang akan menjadi penyelamatnya di akhirat.

Untuk semua kesabaran dan keihkasalan Ayah... Kelak kami semua akan merasakan menjadi orang tua. Kami akan mengingat bahwa dalam hidup kami, ada Ayah yang mengajarkan kami memaknai kehidupan. Kami akan berjuang demi anak-anak kami kelak.

Menjadi orang tua yang dirindukan surga.

#nuliskeroyokan
#GerbongAksara
#GerbongAksaraDay2

Day 1 - Ikhlas

Ikhlas

Bertahun-tahun Aku merantau di Ibukota demi peningkatan taraf hidup. Meski berkali-kali Ibu selalu berkata, "Pulang Nak, temani Ibu saja !" Aku hanya ingin keluargaku mendapat kehidupan yang lebih layak dari segi ekonomi dan sosial.

Aku semakin ambisius dalam bekerja. Semua target ku capai untuk mendapat bonus dari Kantor. Setiap bulan Ku kirimkan uang untuk Bapak dan Ibu. Nominalnya beragam. Tergantung bonus yang Ku dapatkan.

Beberapa tahun berlalu, lambat laun ekononi Bapak dan Ibu di Kampung semakin baik. Bapak bisa usaha jualan lampu keliling serta Ibu membuka warung sembako. Dua kesayanganku kini tak perlu menggarap sawah orang lain. Tak perlu bekerja berat menjadi petani.

Hatiku semakin lega. Melihat kehidupan kami yang lebih baik. Walau terselip luka di lubuk hatiku tentang kisah pilu keluarga kami.

Lima tahun lalu, adik perempuanku sakit keras. Penyakit TBC ada di dalam paru-parunya. Ekonomi kami sangat sulit. Bapak berusaha meminjam uang ke tetangga. Namun hanya beberapa saja yang bisa dipinjamkan. Masih belum cukup. Hingga Bapak memutuskan untuk meminjam uang ke juragan pemilik sawah. Bukan jalan terang yang bapak dapatkan namun hinaan untuk kami.

"Memangnya disini ladang uang, kamu bekerja pun hasilnya kurang meningkat di ladang saya. Sudah miskin sakitnya susah pula," begitulah ujar sang juragan.

Bapak pulang dengan tangan hampa. Hingga waktu menjelang malam, Adikku tak tertolong. Kami berusaha membawanya ke rumah sakit namun Allah lebih menginginkan Ia kembali.

Aku meringkuk di selasar rumah sakit. Ku peluk Ibu erat. "Seandainya dagangan telur asinku laris, Aku jadi juragan hidup kita layak, adik pasti tertolong," Aku menyesali bahwa kenyataannya Aku pedagang telur asin keliling dan belum bisa mencukupi ekonomi keluarga.

"Sudahlah, Nak. Tak ada yang bisa menyangkal dari kematian. Kehidupan kaya maupun miskin, semua menunggu kematian, bukan?"

Keputusanku bulat. Tekadku kuat. Aku merantau ke Ibu kota untuk bekerja di Kantor teman sekolahku. Aku jalani kehidupan dengan alasan kuat, keluarga. Ku rasa saat kita berada dalam kesulitan ketika keluarga adalah alasan kita berjuang, selalu ada kekuatan lebih dalam diri kita untuk menghadapinya. Aku berjuang demi keluarga.

Memori itu akan erat dalam benak ini. Aku selalu belajar memaafkan untuk setiap kehidupan yang dilalui. Mengikhlaskan untuk yang bukan milikku. Berusaha untuk membahagiakan kedua orang tuaku.

#nuliskeroyokan #GerbongAksara #GerbongAksaraDay1