Minggu, 30 Agustus 2015

Surat sarjana

Surat sarjana

"Tak akan cukup baktimu bagi ayah dan bundamu bahkan dalam seumur hidupmu,"

Surat ini aku tulis dalam perasaan yang haru biru sesaat setelah aku impikan sebuah acara wisudaku. Yaa... inilah satu permintaan ayahku agar aku menjadi anak yang bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Bukan hanya sebuah status kependidikan yang membawa limpahan harta padaku namun lebih dari itu.
Berkali-kali aku ingin tanyakan pada ayah, apa alasannya mengapa aku harus menjadi sarjana? Ayah hanya bilang satu kalimat.
"Nanti kamu akan paham maksud ayah ini baik, jalani dengan serius,"
ya ayah adalah orang pertama yang telah berkorban banyak demi aku. 11 tahun lalu, ada kisah sarjana yang belum selesai. 11 tahun lalu demi aku masuk sekolah menengah pertama, ayah menunda salah satu cita-citanya menjadi sarjana. Agar biayanya dipakai untuk membayar uang muka sekolahku.
Ayah adalah yang paling hebat. Diantara banyak guru lain di tempat ayah mengajar, ayah salah satunya yang belum sarjana. Karena keterampilan ayah maka ayah tetap dipertahankan di sekolah. Sekian banyak yang membuat ayah merasa sangat berbeda dalam perlakuan dan gaji di sekolah tersebut. Namun yang ku tahu, ayah tetap mempertahankanku agar tetap bersekolah dengan baik. Bisa ku bayangkan bahwa dalam benakmu telah ada harapan baru yang tengah bersinar. Bahwa cita-citamu bukan hanya untukmu namun sedang aku gulirkan bersamaku. Sedang aku perjuangkan bersama usahaku. Ayah sayang, perlahan aku telah temukan jawaban atas semua harapanmu padaku, tentang sarjanaku yang harus aku raih. Sarjana, bukan hanya sebuah status yang akan mengangkat derajat keluargaku. Bukan hanya mengangkat derajatku. Namun lebih dari itu. Bukan hanya sebuah gerbang dengan kehidupan yang enak dan banyak kemudahan yang diberikan. Namun lebih dari itu. Bukan hanya sebuah status yang akan membesarkan namaku namun lebih dari itu. Inilah satu langkah yang akan mengawali kisah baru di keluargaku. Inilah kisah awal hidup baru bagi keluargaku. Sebagai anak pertama bagi kedua orang tuaku, tentu ada tugasku memberi jalan awal yang baik bagi adik-adikku. Agar mereka punya standar yang baik dalam hidup ini. Sebagai cucu pertama dalam keluargaku, tentu aku menjadi tonggak dari semua harapan. Inilah yang buatku sangat ingin membahagiakan kalian semuanya. Lewat perjuangan pendidikanku agar aku mampu sebaik-baiknya manusia yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa. Agar aku amanah dalam menebar ilmu kalam darimu. Agar aku amanah dalam menjalankan tugas khalifahmu.

Ya Allah... mudahkanlah...
Ya Allah... lancarkanlah...
Setelah banyak pengorbanan kedua orang tuaku.
Maka izinkanlah aku membahagiakan mereka.
maka jadikanlah aku satu cahaya bagi mereka.
Maka izinkanlah aku persembahkan wisudaku untuk mereka.
Perjalanan sebentar lagi ya Rabb...
Mudahkanlah... lancarkanlah... berkahkanlah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar