Assalamu'alaikum.
Selamat tengah malam sahabat blogger. Satu lagi oleh - oleh dari pengajian bulan ini yang disampaikan oleh ummi Dede Rohayati yang temanya buat nyadar banget kalau kita bukan siapa - siapa. Sayang kalau ilmu ini hanya putus di satu orang. Selamat membaca semoga bermanfaat..
"Kalau kita sudah merasa bukan siapa siapa maka kita akan semangat beribadah,"
Itulah kalimat pembuka yang bikin saya merinding bacanya. Kalau kita sudah merasa bukan siapa - siapa, tidak memiliki apa - apa akan menjadikan pribadi kita yang tawadhu. Kita merasa paling bisa, paling mampu, paling berkuasa atas segala hal dalam kehidupan kita. Namun ingatkan sekali lagi, bahkan oksigen yang kita hirup saja adalah pemberian Allah untuk kita. Seandainya Allah tarik itu semua dan Allah tak membiarkan kita bernafas, jangankan untuk merasa yang paling bisa, mampu dan segala jenis kesombongan yang manusia buat, untuk bertahan dalam 3 menit pun TIDAK BISA.
Maka dari itu, hanya Allah tempat bergantung. Tak ada daya upaya selain pertolongan Allah.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan sebagai pribadi muslim dan muslimah dalam menjalani hidup ini adalah beribadah sebaik - baiknya, seikhlas - ikhlasnya, serajin - rajinnya. Ketika kita butuh sama Allah maka datanglah lebih awal. Dalam adzan yang berkumandang,
"Hayya 'alashsholaaah"
Menandakan seruan bahwa Allah mengajak kita semua untuk sholat dengan janji Allah dalam lafadz selanjutnya
"Hayya 'alaal fallah (mari menuju kemenangan)"
Menandakan bahwa janji kemenangan Allah sangatlah dekat. Jaraknya hanya sedekat kening dengan tempat sujud kita.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa menjadi pribadi yang tidak menyesal di kemudian hari?
Berikut beberapa pemaparannya.
1. Semua di mulai dari diri sendiri
Mengendalikan diri sendiri adalah kuncinya. Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Bahkan Allah bisa mengembalikan manusia ke tempat yang seburuk - buruknya yaitu neraka. Orang yang paling hebat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya sendiri. Jika manusia telah diciptakan dalam bentuk yang terbaik maka sudah menjadi kesadaran bagi kita untuk beribadah kepada Allah. Allah mengatakan dalam firman-Nya :
"Sesungguhnya diciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah,"
Maka tugas kita di bumi adalah beribadah. Semua yang ada dalam diri kita adalah ibadah kepada Allah. Contoh yang paling sederhana saja adalah lisan kita.
"Keselamatan orang akan bergantung pada lisannya,"
Jika tak mampu berkata benar maka diamlah. Jika tak mampu membahagiakan orang maka jangan sakiti hatinya denga perkataan kita. Pada lisan, kita mudah merasakan banyak hal yang masuk untuk dirasakan.
Misalnya ada makanan yang rasanya asin sekali. Kita akan mengatakan "asin" dengan respon yang cepat. Kemudian Kita bisa dengan mudah selektif untuk memasukan makanan apa saja. Dan pastinya mencari makanan yang enak menggugah selera. Namun kata - kata yang terucap dari lisan kita sulit untuk dikendalikan atau direm. Bersikap selektif dalam memilih kosa kata dan nada bicara yang tepat.
"Lisanmu bisa menjadi pedang yang menebas dirimu hidup - hidup"
Tak ada alat yang bisa mendeteksi lisan kita.
Jangan sibuk membicarakan bolong baju seseorang sampai kita tak sadar baju kita lebih robek dari orang yg kita bicarakan.
Penggambaran yang paling sederhana tentang diri kita. Maka jadilah seperti teko.
Kenapa teko ukuran mulutnya kecil selain karena estetika juga untuk berhati hati dalam menuangkan.
Sama halnya lisan yang harus berhati hati dalam menuangkan fikiran dan ucapkan.
Sebelum semuanya terlambat maka kendalikanlah diri kita.
"Apabila lisan kita yang rusak maka manusia akan menangis namun hati kita yang rusak maka malaikat yang menangis,"
2. Hidup ini hanya sementara
"Semasa hidup cantik namun enggan menutup aurat
Dan kini ia menutup aurat dengan penuh penyesalan dalam balutan 2 meter kain kafan,"
Kutipan di atas bisa menjadi gambaran bahwa dunia hanya sekilas lewat dan yang abadi adalah alam akhirat.
"Kita sibuk mikirin hidup enak, lupa mikirin mati enak."
Dengan semua yang kita miliki, harta, tahta, keluarga, teman - teman kita, sungguh tidak menjamin bahwa kita akan baik - baik saja ketika di alam akhirat nanti. Tetap saja yang menjamin adalah diri kita sendiri
"Minnallahi berasal dari Allah
Illahi Allah tempat manusia kembali
Billahi hidup mati dihidupkan dimatikan Allah
Lillahi segala sesuatu kepunyaan Allah","
Semoga kita banyak belajar untuk bisa terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tak ada kata penyesalan nantinya. Karena penyesalan itu selalu datang terlambat. Karena kalau di awal namanya "PENDAFTARAN"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar