Selasa, 03 Juli 2018

Wisata Air Panas Gunung Pancar

Assalamu'alaikum...

Dear sahabat blogger, semoga Iiburan panjang ini ga buat kita mati gaya yaa, hehehe karena cukup panjang yaitu kurang lebih 1 bulan bagi kami yang kerja di instansi pendidikan.

Alhamdulillah tepat hari Senin, tanggal 2 Juli kami sekeluarga pergi wisata ke Gunung Pancar di daerah Sentul, Bogor.

Asal mula ide pergi ke Gunung Pancar adalah stalker instagram. Lihat destinasi yang lagi hits di daerah Bogor. Gunung Pancar jadi salah satunya yang lagi instagramable di media sosial.

Dua tahun lalu, saya dengan si cinta pernah ke sana untuk menikmati liburan di akhir tahun. Suasana hutan yang teduh menyambut kami. Barisan pohon dan udara sejuk memanjakan kehadiran kami. Seger banget di mata kalau lihat yang hijau-hijau. Ga mungkin kami lewatkan tanpa sesi cekrek-cekrek. Sudut batuan besar, barisan pohon, jalan setapak jadi momen foto yang ciamik. Ga tahan dong, saking kerennya hasil foto plus didukung cara pengambilan angel oleh si cinta yang jago fotografi, hasil foto aku upload di IG. Dan semua respon pada nanya dimana lokasinya, kok kayak prewed, ada juga yang komen tentang pemutih badan dan peninggi badan, hhehe "Oke well aku udah ideal tinggi dan berat badannya wkwkkw."

Balik lagi ke perjalanan kami sekeluarga ke Gunung Pancar. Perjalanan lalu lintas lancar, karena kami berangkat jam 3 sore dan ambil jalur Cibubur - Tol Jagorawi - Sentul Selatan. Tidak ada hambatan dan kemacetan berarti di jalan. Kami memasuki area Sentul Nirwana dan mengikuti petunjuk jalan yang ada. Sampai di pertigaan, petualangan di mulai. Karena saya dan si cinta lupa ambil jalur yang mana antara kanan dan kiri akhirnya kita putuskan ambil jalur kiri. Kita lewati jalan dengan santai sambil cekiki-cekiki dan tanpa sadar kalau jalur yang kita ambil itu... Ehmm nanti kita bahas.

Jalan naik turun, sempit, batuan lebih seperti off road. Ada tanjakan yang langsung menikung. Ada juga turunan yang langsung menikung. Tapi Subhanallah, pemandangan mahal kami dapati di kanan kiri jalan. Barisan rumah penduduk, undak-undakan sawah, aliran sungai buat mata seger lihatnya. Makin lama jalan makin menanjak, saya dan si cinta baru sadar, "Kok jauh banget yaa, tiap papan pemberitahuan isinya jalur ke Curug," akhirnya kami coba tanya jalur ke penduduk setempat, dan wewww kita salah jalur kapten, may day may day. Eheheh agak norak si karena kali ini bawa mobil, dua tahun lalu kan naik motor. Agak malu si kalau salah jalur gini hahahhah

Ternyata yang kita lewati adalah jalur yang makin menanjak dan menuju destinasi curug yang tinggi. Lupa nama curugnya apa. Akhirnya kita mengikuti jalur yang lebih tepat si sebenernya. Nyesel ga udah salah jalur? Jawabannya Enggaaaaa, karena makin lama kok makin indah banget pemandangannya. Ada matahari sore yang ngintip-ngintip dari balik bukit. Jalan yang makin roller coaster, naik menanjak lalu turunan curam. Ternyata ga kerasa sudah jam 5 sore dan kita belum sampai di lokasi. Semakin sore kita masuk ke hutan. Kanan kiri hutan. Dan mulai berfikir, nyasar lagi ga si? Tapi kalau kita fikir pakai ilmu logika ini kan bukit pasti jalur hanya memutari bukit saja dan paling mentok balik lagi ke bawah. Dan suasana makin mencekam. Karena makin gelap. Sampai bilang ke yang lain, "Dzikir, Dzikir.." sudah lewati hutan yang sepi, rumah penduduk sudah tidak ada. Cuma semakin ke depan kita lihat ada kubah mushola. Alhamdulillah... Tandanya sudah mulai ada kehidupan. Lalu kami melewati turunan curam dan tidak jauh dari turunan ada gapura pemandian air panas Gunung Pancar. "Good Job!"

Petugas gerbang pun menyapa kami dan menanyakan kenapa kami datang dari atas.

Petugas : "Kok dateng dari atas pak?"

Mas Eko (Driver) : "Kita salah jalur pak, jadi kita ambil jalur naik lagi dan arahnya ke curug semua. Sampai sini juga nanya ke warga."

Petugas : "Beruntung lewat atas, karena kalau lewat jalur gerbang depan bayar lagi. Ada 7 dewasa dan 2 anak jadi 80 rb kalau lewat gerbang depan jadi 160 rb semuanya,"

Kita semua nyengir kuda.. Hehehhe jadi salah jalur kita semua adalah cara Allah menghemat biaya. Alhamdulillah...

Si Cinta yang rekomendasikan kalau berendam di air panas itu nikmatnya malam hari. Dan kita tepat sampai di sana pukul setengah 6 sore. Habis parkir cantik, kita semua beranjak masuk dan cekrek-cekrek momen di sudut yang ada. Masuk ke pemandiannya bayar lagi. Satu orang 5 rb. Jadi 45 rb buat beli tiket masuk lagi ke area pemandiannya. Di dalam ada kolam bersama ada kolam privat yang sengaja di sewakan buat pengunjung yang lebih nyaman dengan keluarganya saja.

Kami sepakat memilih kolam privat dengan biaya 100/jam. Setelah deal memilih lokasi petugas langsung mengisi kolam dengan air panas dan air dingin. Setelah ganti baju, kami bersiap berendam dan nyessss "Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?" aseli rileks dan bikin badan jadi segar.

Cuma tipsnya adalah satu, kalau sudah berendam jangan terlalu lama bertahan di atas kolam. Lama kelamaan angin malam buat badan jadi kedinginan dan perut terasa mual

Menurut aku, Gunung Pancar memang cocok untuk mengabadikan foto kebersamaan dan foto prewed atau pascawed. Tapi sekarang, Gunung Pancar berbenah diri jadi lebih oke. Spot-spot foto ditambahkan untuk memanjakan yang addict sama foto. Pemandian air panasnya rekomendasi buat dicoba. Tapi kalau mau hemat, bisa coba jalur tersesat kami. Hehehe

Buat kami, kebersamaan itu jadi momen yang memang harus diusahakan karena sesibuk apapun kita akan kembali ke keluarga. Kalau kita sudah bekerja keras dan semua buat keluarga. Sampai sakit pun yang urus adalah keluarga, tempat kerjamu hanya menyaksikan loyalitasmu. So bekerjalah seporsinya dan travelinglah karena jalan-jalan buat kita sadar kalau Allah atas kuasa-Nya mengindahkan bumi.

Salam sayang
Semoga bermanfaat sesi curhat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar