Assalamu'alaikum...
Dear sahabat blogger,
Dua hari ini langit lebih sering mendung. Rintikan hujan menjadi ritme seharian. Hujan adalah tanda nikmat dari Allah untuk kita semua. Dari hujan juga kita bisa mengambil pelajaran, meski selalu terjatuh ke tanah, hujan tak pernah berhenti turun sebagai rahmat.
Salah satu waktu doa yang mustajab dikabulkan adalah ketika hujan. Beberapa ada yang mensyukuri datangnya hujan. Namun ada juga yang menganggap hujan menjadi penghambat aktivitas.
Bagiku, hujan selalu menghadirkan ketenangan di hati. Ritmenya yang alami menambah pengakuanku akan kehebatan Allah dalam menguasai seluruh alam semesta.
Hujan juga mengingatkan cerita dari abang gojek. Sepulang mengajar aku memutuskan untuk order ojek online. Sepanjang perjalanan driver berbagi banyak informasi. Kebetulan saat itu bahasannya adalah anak. Karena saya menanyakan jumlah anak beliau. Ehm ini si basa-basi aja hehe.. Obrolan merembet ke pertanyaan sudah menikah, sudah ada keturunan, suami kerja dimana, pokonya sudah kayak petugas sensus. Tapi sebagai penumpang yang cerdas penyampaian informasi tidak lengkap untuk menjaga keamanan bersama.
Saat cuaca lagi panas-panasnya, driver membahas soal hujan.
"Jadi bu, manusia kan berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Saya pernah membaca penelitian kalau kesuburan dan genetik bisa ditingkatkan dengan hujan-hujanan," jelasnya.
Aku masih belum 100% menyerap informasi yang barusan aku dengar.
"Maksudnya gimana yaa, bang?"
Dengan semangat driver menjelaskan lagi lebih detail,
"Jadi gini, air hujan kan berasal dari tanah. Dan unsur senyawa manusia mirip dengan tanah. Kan terbuat dari sari pati tanah. Jadi kalau ibu hujan-hujanan maka akan meningkatkan kesuburan,"
Aku paham dan menjawab singkat, padat jelas. "Ohh gitu,"
Well, entah itu riset mutakhir atau engga. Hujan-hujanan aku ga bisa nolak. Bahkan suka ngajakin suami kalau lagi hujan deres supaya ke luar dan main di lapangan. Karena rintikan hujan yang mengenai wajah rasanya adem banget. Seperti dibawa nostalgia ke masa kecil yang sangat menikmati hidup.
Namun, alangkah baiknya kala hujan saling berdoa dan memohon pada pemilik hujan. Allah SWT. Seperti saat ini , ada doa yang selalu terucap sama. Semoga kelak suatu hari nanti, aku, suami dan anak-anak kami bisa main hujan-hujanan bersama.
Aku paham kalau berdoa seperti mengayuh sepeda. Lama kelamaan akan sampai ke tempat tujuan. Dan aku akan terus berdoa pada Allah untuk keluarga kecilku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar