Papa: Dek, ini hape-nya papa kenapa ya kok nggak bisa buat buka facebook?
Kamu: Ini passwordnya apa emang?
Papa: Duh, apa ya?
Kamu: Yach… Papa gimana sih… Ya udah deh nggak usah facebook-an, lagian buat apa juga sih?!
Papa: Papa kan mau ngecek grup angkatan SMA-nya Papa, Dek…
Kamu: Udah SMS aja temennya, daripada repot-repot!
Pernah nggak sih kamu merasa kesal dengan ayah yang nanya-nanya terus
padahal kamu sudah menjelaskannya berkali-kali? Semakin kamu tumbuh
besar, kamu menjadi semakin kuat. Sementara, ayahmu tampak semakin
lelah. Ayah yang dulu kamu kenal sebagai pria terkuat, kini mengingat
saja sulit. Kadang kamu lupa bahwa ayahmu sudah tua dan kamu kesal
dengan segala tentangnya yang mulai melambat.
Kamu kesal dengan pertanyaan-pertanyaannya yang terus berulang meski
kamu telah menjawabnya. Kamu tak pernah sadar, bahwa ketika kamu kecil
kamu kerap melakukan hal serupa.
Video singkat ini akan membuatmu sadar bahwa kamu sering lupa dengan
hal-hal sederhana yang telah dihadirkan oleh ayahmu. Dalam video
berdurasi dua menit lebih lima puluh tujuh detik ini, diceritakan
seorang ayah yang sudah berumur sedang duduk di taman bersama seorang
anak laki-lakinya yang telah beranjak dewasa. Ayah tersebut mendengar
suara dari semak-semak dan bertanya pada anaknya,
“Apa itu nak?”
dan anaknya menjawab,
“Burung gereja…”
Sang ayah terus bertanya dengan pertanyaan yang sama. Si Anak
menjawab berkali-kali dengan nada yang makin lama makin tinggi. Sampai
pada akhirnya, si anak geram dan berteriak. Mengetahui anaknya marah, si
ayah lalu pergi masuk ke dalam rumah. Tak lama, sang ayah datang dengan
membawa sebuah buku harian. Sang ayah meminta si anak untuk membacanya
keras-keras.
“Hari ini anak bungsuku yang baru saja berumur tiga
tahun sedang duduk di taman bersamaku, manakala seekor burung gereja
datang dan hinggap di depan kita berdua. Anakku bertanya 21 kali, papa
itu apa? Aku pun senantiasa menjawab 21 kali, bahwa itu adalah seekor
burung gereja. Saya peluk dia setiap kali dia menanyakan hal yang sama
berulang kali tanpa marah sedikit pun, aku berikan kasih sayang
padanya…”
Masih terlalu muda untukmu menyadari peran-peran sederhana ayahmu dulu, foto ini bisa mengingatkanmu.
Selalu menjaga tanpa pernah peduli dengan dirinya via
mashable.com
Sebuah foto yang menyentuh menggegerkan dunia maya. Foto tersebut
menggambarkan seorang lelaki dewasa dengan pakaian kantoran yang tengah
basah kuyup sedang memayungi seorang anak laki-laki. ‘Dad’ begitulah
judul foto yang mendapat banyak komentar di dunia maya. Entah siapa
lelaki dan seorang anak tersebut yang jelas foto itu seolah mengingatkan
bahwa orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tak
peduli seberapa beratnya, seorang ayah selalu berusaha untuk melindungi
anaknya. Sayangnya, sewaktu ayahmu berkorban, kamu belum paham karena
masih terlalu kecil atau beliau memang tak mau menunjukkan
pengorbanannya kepadamu. Sehingga yang terjadi, ketika kamu beranjak
dewasa kamu lupa bahwa kamu pernah menjadi mahkluk lemah, ringkih, tak
berdaya dan ayahmu selalu menjadi pelindungmu.
Jangan pernah sebal jika kini ayahmu sering rewel memintamu ini itu, ketika kecil dulu kamu lebih resek dari pada itu.
Masih ingat kah kamu ketika kecil, kamu sering merengek meminta
diajak jalan-jalan padahal ayahmu baru saja pulang dari bekerja? Ketika
banyak permintaan dan pertanyaan yang kamu tujukan kepada ayah dan tanpa
letih dia selalu berusaha memenuhinya untukmu. Saat ini, pria yang
selalu menjagamu itu mungkin tak setegap dulu. Kadang, dia justru
menjadi orang menyebalkan ketika semua permintaannya harus dituruti.
Persis, seperti ketika kamu kecil dulu: banyak bertanya, pelupa, atau
merengek minta sesuatu.
kamu: Pak, makan dulu yuk… Ini aku sudah bawain nasi goreng kesukaan Bapak…
bapak: Yaach… Kok nasi goreng sih? Bapak kan lagi pingin nasi padang. Kamu beliin ya…
kamu: Duh, udah malem nih, Pak… capek ah!
Jika kamu masih bisa mendengar ayahmu merengek dan membuatmu repot,
kamu perlu bersyukur. Sebab, itu tandanya kamu masih diberi kesempatan
untuk membalas segala pengorbanan yang diberikan ayahmu selama ini.
Percayalah, ketika kamu kecil dulu pasti kamu lebih rewel dari pada
ayahmu di hari tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar