Surat Dunia.
"Terima kasih selalu menyediakan banyak pengalaman luar biasa anak-anak untukku ya Rabb, hatiku semakin bergetar saat Kau tunjukan betapa sempurnanya ciptaan-Mu,"
Aktivitas terbaruku adalah mengajar di TPA Al-Mashuriah. Terhitung hingga saat ini aku telah bergabung selama satu bulan. Mengapa aku pilih mengajar di TPA? Bahkan yang aku pilih adalah kelas anak usia dini? Sederhana jawabannya. Aku ingin bermanfaat di usiaku yang baru saja bertambah satu tahun di Februari. Sedih rasanya saat aku bermuhasabah dan ku hitung aktivitasku yang belum aku persembahkan pada Allah.
TPA Al-Mashuriah, satu tempat yang telah membangun karakterku selama 6 tahun. Aku mengenal sosok sahabat sejati dari sini. Hingga seorang guru yang luar biasa sabar mendidikku. Dari tempat ini, aku membangun pondasi akhlak dan iman. Setiapku buka pintu TPA, selalu terbayang saat aku datang dan belajar agama islam disana. Ah.. masa itu telah terlewat, kini giliranku berusaha berbagi ilmu disana. Ilmu yang dulu guruku ikhlas memberikannya dan kini giliranku memberikannya kepada adik kelasku.
Satu persatu anak berusaha aku pahami karakternya. Mereka begitu bersemangat untuk berangkat ke TPA. Bahkan ada yang rela berjalan jauh untuk bisa yang namanya "mengaji". Bukan hanya karena uang bulanannya yang terjangkau tapi mereka punya harapan bahwa mereka bisa mendapat pendidikan agama islam untuk masa depan mereka. Sebuah keinginan yang sederhana. Saat banyak orang yang ragu dengan agamanya dan berakhlak jauh dari perintah agama maka anak-anak ini harus lebih baik lagi akhlaknya. Harus...
Ya Allah... meski mereka masih kecil, mereka bisa membaca lantunan ayat suci Al-qur'an. Salah satunya aku belajar dari si kembar Dafa dan Dafi. Sang kakak Dafa, sudah di jilid 5 Iqro. Sang adik pun sama. Untuk membaca mereka lancar dan berhak untuk ke halaman selanjutnya. Tapi inilah percakapan kami.
"Besok halaman selanjutnya yaa iqronya," kataku sambil melingkari halaman iqronya.
"Engga bu, Dafa tetep yg ini," pintanya sambil menunjuk halaman yang baru saja dibaca.
"Kamu sudah lanjut sayang," kataku.
"Bu, Dafa tetep halaman ini bu. Dafa mau ajarin mama baca iqro. Kalau mama udah baca iqro nanti Dafa lanjut," jelasnya.
Seketika aku terdiam. Mataku menghangat. Sungguh... apa yang Dafa lakukan kepada mamanya luar biasa sayangnya. Mamanya pun membenarkan apa yang dilakukan putranya.
"Saya belum bisa ngaji bu, jadi anak-anak yang ngajarin," jelasnya.
Subhanallah... ya Rabb... semoga Kau selalu mengizinkanku bersama pejuang-pejuang kecil ini. Semoga aku semakin sayang pada kedua orang tuaku seperti Dafa dan Dafi kepada mamanya.
Kisah ini terispirasi dari pejuang-pejuang kecil TPA Al-Mashuriah.
Tertanda,
Eka Nurwati yang beruntung ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar