Selasa, 11 Februari 2020

Perjalanan pertama

"Kamu adalah anak yang kuat, bahkan mama yakin kamu lebih kuat dari mama."

Semester pertama menjadi semester yang lumayan berat bagi mama. Mama masih harus bekerja dan pulang hingga sore.

Padahal dalam hati, mama selalu khawatir apakah benar keputusan mama untuk tetap bekerja dan membawamu dalam keadaan bekerja.

Pernah terbesit sedikit keinginan, mama ingin stay di rumah. Menikmati tumbuh kembangnya kamu dalam rahim mama. Namun, mama sadar sayang. Mama adalah perempuan yang sejak lulus SMA dididik bekerja dan mengoptimalkan waktu.

Daripada kebosanan menyeruak dan memenuhi fikiran mama tentang kamu, maka dari itu mama tetap bekerja. Pulang sore pun mama lakukan. Awalnya mama takut. Apakah terlalu menyita tenaga dan kenyamanan mama. Namun, waktu membiasakan semuanya.

Mama sudah tidak mengendarai motor untuk menjaga kamu agar tetap aman dari guncangan. Mama diantar jemput oleh bapak atau menggunakan jasa jemputan ojeg. Semuanya mama usahakan agar mama bisa terlindungi sayang.

Makanan sangat mama jaga. Mama menahan rasa ingin yang kuat untuk bisa meminum es dan makan mie instan. Dua itu yang membuat mama kadang mau menyerah dan diam-diam makan. Toh bapak juga engga tau. Hehehe. Tapi setiap mama mau coba makan mie, mama selalu ingat bahwa apa yang mama makan akan berpengaruh padamu. Jika mama mendambakan anak yang cerdas lalu mengapa mama rela makan banyak perasa dan pengawet? Mama makin galau sayang.

Setiap jam istirahat mengajar, melihat murid minum es segar, mama mulai melemah imannya. Mama ingin minum juga. Namun tetap, setiap mama ingat kamu, mama lawan semuanya.

Lebay sih ma... Hehehe kalau kamu bilang gitu, tenanglah nak. Ada banyak nutrisi yang mama makan untuk kamu. Kelak kamu akan paham di posisi mama. Saat kamu berusaha memberikan yang terbaik.

Kunjungan bidan adalah yang paling mama tunggu. Mama selalu ingin dengar detak jantungmu. Setiap bulan mama usahakan menyisakan uang untuk USG. Mama ingin mengintipmu dari alat canggih dan memastikan kamu baik-baik saja. Mendengar detak jantungmu dan melihat gerakanmu. Itu yang selalu mama rindukan tiap awal bulan sehabis gajian. Hehehe

Mengidam. Mama engga buat bapakmu susah soal mengidam. Hanya saja pernah malam-malam mama merengek ingin ketoprak. Jam 00.30 malam. Bapakmu dengan kesalnya keluar mencari ketoprak dan akhirnya pulang dengan membawanya. Pernah juga mama sampai nangis ingin martabak telur. Jam 21.30 malam. Bapakmu sedang ngantuknya. Agak sedikit nada marah karena kenapa ga besok saja. Namun tetap nak, bapak memberikan untuk mama.

Apapun kelebayan mama dan bapak untuk kamu, semua karena kami ingin memberikan yang terbaik bagi kamu. Mama sengaja menulis sequel ini agar kamu membacanya dan memahami menjadi mama itu rumit tapi mama selalu coba dan coba.

Salam sayang
Dari mama yang selalu panik kalau pas elus perut kamu kurang respon. Mungkin kamu bobo. Hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar