Jumat, 14 Februari 2020

Perjalanan Ketiga

"Kamu adalah anugerah terindah dalam hidup mama dan bapak,"

Husna sayang...

Bagi seorang ibu, ada banyak rasa yang ia tahan agar anaknya baik-baik saja. Sejak dalam kandungan, ada banyak kekhawatiran menyeruak. Maklum sayang, ibu adalah ibu muda yang sebenarnya telat belajar. Ibu hanya asyik dengan hadirnya kamu tapi ibu masih minim ilmu untuk memahami tumbuh kembang kamu. Tapi tenang, ibu akan terus belajar agar ibu bisa memahami kamu seutuhnya.

Ketika memasuki bulan ke 6, mama sudah mulai merasakan gerakan kamu yang semakin aktif. Lebih aktif dari biasanya. Terkadang perut mama belok ke kanan. Kadang ada tangan yang menyundul permukaan perut mama. Hanya saja, mama masih belum bisa menahan air mata mama kala kaki mama terasa sakit dan kram. Tiap malam, bapakmu yang selalu memijit kaki mama hingga mama tertidur pulas. Sayang... Tiap malam mama selalu berusaha mencari posisi tidur yang nyaman. Karena kamu yang semakin besar dan menekan ke seluruh penjuru perut mama.

Mama juga tidak bisa menahan lapar. Hehehe. Tiap tengah malam, mama terbangun mencari makanan atau sekedar minum susu. Mama selalu rajin menyimpan makanan ringan atau biskuit untuk mengatasi lapar tengah malam.

Mama paling suka dengan apel merah, buah naga dan strawberry. Semuanya selalu mama beli ketika weekend. Semua nutrisi selalu mama usahakan untukmu. Agar kamu tumbuh dengan baik. Kamu bisa merasakan berjuang mengajar dengan mama dan mama selalu menyuplai makanan nutrisi untuk kamu.

Husna sayang... Saat mama mau mengeluh tentang kehamilan, bapakmu selalu menguatkan tentang arti kesabaran menunggu kamu. Saat mama mulai merasa kelelahan, ada bapakmu yang selalu menyemangati agar pertemuan kita semakin dekat.

Sayangku... Putri cantik kami,
Saat kamu baca tulisan ini, tandanya kamu semakin dewasa dan cerdas. Kamu tumbuh menjadi perempuan anggun harapan bapak dan mama. Ingat sayangku... Kelak kamulah yang akan meneruskan cita-cita kami. Meneruskan cerita kami. Menjadi tabungan kebaikan kami.

Setiap belaian bapak di kepalamu mengalir doa baik untukmu. "Anak milioner" begitu kata bapak. Ingatlah saat mama selalu memanggilmu saat nangis merengek minta susu, "Princess mama" kamu adalah putri dalam istana cinta bapak dan mama.

Jadi baik selalu yaa nak, seperti arti namamu. Husna artinya kebaikan.

Semoga mama dan bapak sehat selalu. Melihat setiap perkembanganmu dan kita bahagia bersama.

Salam sayang
Dari mama yang selalu minta es kelapa muda untuk kebaikan kamu di perut.

Rabu, 12 Februari 2020

Perjalanan Kedua

"Mama ingin kamu selalu merasakan kebaikan setiap gerak dari mama."

Salah satu stimulasi yang baik ketika hamil adalah tetap bergerak dan tidak membatasi karya. Begitu yang mama lakukan saat kamu di perut mama.

Mama tetap mengajar. Tetap melatih anak-anak untuk lomba. Bahkan mama juga buka tempat les. Mama ingin aktif bergerak walau kadang mama merasakan sakit punggung.

Mama tetap berfikir untuk menyelesaikan soal-soal lomba olimpiade. Mama yakin kamu merasakannya. Saat mama mengelus mengajak kamu berfikir bersama. Mama yakin kamu mendengar setiap ucapan pembelajaran saat mama mengajar. Karena mama selalu berdoa, saat mama berusaha membantu cerdas orang lain maka Allah akan memudahkan kamu dalam kecerdasan.

Mama masih semangat mengajak kamu pergi ke Jakarta untuk lomba. Melihat dunia luar yang lebih indah dari rutinitas kita tiap hari. Hehehe. Mama yakin kamu mendengar setiap obrolan mama soal lomba kepada ibu-ibu wali murid. Kamu pasti ikut merespon yah, kelak ketika waktunya kamu akan berprestasi lebih hebat dari murid-murid yang mama upayakan keberhasilannya.

Mama sudah mulai sakit pinggang. Kadang mama keluhkan kaki yang kram dan bengkak. Karena mama membawamu kemanapun mama pergi. Mama kuat sekali nak, dan kamu pun nyaman sekali di dalam rahim mama.

Nak... Jadilah mata air yang selalu mengalir. Memberikan kehidupan bagi sekitarmu. Walau kering menganga, kamu tetap menyejukan.

Mama selalu mendampingi tumbuh kembangmu. Menghargai minat bakatmu. Dan menjadi jalan kesuksesanmu.

Jika suatu hari nanti kamu baca tulisan ini, ingatlah nak... Bahwa mama dan bapak adalah orang yang kedua mempercayai kemampuan kamu. Setelah kamu percaya akan dirimu sendiri.

Salam sayang
Mama yang pernah mengeluh kram kaki karena kamu semakin berat di rahim.

Selasa, 11 Februari 2020

Perjalanan pertama

"Kamu adalah anak yang kuat, bahkan mama yakin kamu lebih kuat dari mama."

Semester pertama menjadi semester yang lumayan berat bagi mama. Mama masih harus bekerja dan pulang hingga sore.

Padahal dalam hati, mama selalu khawatir apakah benar keputusan mama untuk tetap bekerja dan membawamu dalam keadaan bekerja.

Pernah terbesit sedikit keinginan, mama ingin stay di rumah. Menikmati tumbuh kembangnya kamu dalam rahim mama. Namun, mama sadar sayang. Mama adalah perempuan yang sejak lulus SMA dididik bekerja dan mengoptimalkan waktu.

Daripada kebosanan menyeruak dan memenuhi fikiran mama tentang kamu, maka dari itu mama tetap bekerja. Pulang sore pun mama lakukan. Awalnya mama takut. Apakah terlalu menyita tenaga dan kenyamanan mama. Namun, waktu membiasakan semuanya.

Mama sudah tidak mengendarai motor untuk menjaga kamu agar tetap aman dari guncangan. Mama diantar jemput oleh bapak atau menggunakan jasa jemputan ojeg. Semuanya mama usahakan agar mama bisa terlindungi sayang.

Makanan sangat mama jaga. Mama menahan rasa ingin yang kuat untuk bisa meminum es dan makan mie instan. Dua itu yang membuat mama kadang mau menyerah dan diam-diam makan. Toh bapak juga engga tau. Hehehe. Tapi setiap mama mau coba makan mie, mama selalu ingat bahwa apa yang mama makan akan berpengaruh padamu. Jika mama mendambakan anak yang cerdas lalu mengapa mama rela makan banyak perasa dan pengawet? Mama makin galau sayang.

Setiap jam istirahat mengajar, melihat murid minum es segar, mama mulai melemah imannya. Mama ingin minum juga. Namun tetap, setiap mama ingat kamu, mama lawan semuanya.

Lebay sih ma... Hehehe kalau kamu bilang gitu, tenanglah nak. Ada banyak nutrisi yang mama makan untuk kamu. Kelak kamu akan paham di posisi mama. Saat kamu berusaha memberikan yang terbaik.

Kunjungan bidan adalah yang paling mama tunggu. Mama selalu ingin dengar detak jantungmu. Setiap bulan mama usahakan menyisakan uang untuk USG. Mama ingin mengintipmu dari alat canggih dan memastikan kamu baik-baik saja. Mendengar detak jantungmu dan melihat gerakanmu. Itu yang selalu mama rindukan tiap awal bulan sehabis gajian. Hehehe

Mengidam. Mama engga buat bapakmu susah soal mengidam. Hanya saja pernah malam-malam mama merengek ingin ketoprak. Jam 00.30 malam. Bapakmu dengan kesalnya keluar mencari ketoprak dan akhirnya pulang dengan membawanya. Pernah juga mama sampai nangis ingin martabak telur. Jam 21.30 malam. Bapakmu sedang ngantuknya. Agak sedikit nada marah karena kenapa ga besok saja. Namun tetap nak, bapak memberikan untuk mama.

Apapun kelebayan mama dan bapak untuk kamu, semua karena kami ingin memberikan yang terbaik bagi kamu. Mama sengaja menulis sequel ini agar kamu membacanya dan memahami menjadi mama itu rumit tapi mama selalu coba dan coba.

Salam sayang
Dari mama yang selalu panik kalau pas elus perut kamu kurang respon. Mungkin kamu bobo. Hehehe

Minggu, 09 Februari 2020

Akan Selalu Ada Kebaikan

"Husna, akan selalu jadi doa kebaikan untuk kami. Namanya yang terulang dalam ayat-ayat suci Al-Qur'an. Begitulah kebaikannya akan selalu terulang dan terus menerus."

Husna adalah anak yang kuat. Dalam minggu pertama kehamilan aku tengah di kondisi sibuk pekerjaan. Mempersiapkan anak-anak perlombaan dan graduasi sekolah. Setiap hari ada jam lembur untuk anak-anak latihan lomba.

Memikirkan materi mereka. Menentukan strategi belajar yang pas untuk mereka. Bahkan memikirkan pelajaran mereka yang tertinggal karena dipakai latihan lomba.

Husna tetap nyaman di perut mama. Aku belum menyadari. Pagi hari saat pelaksanaan lomba, badan sudah tidak karuan. 06.00 registrasi paling pagi karena hampir 20 peserta yang harus didaftarkan.

Sarapan pun tidak sempat. Nanti juga bisa sarapan di lokasi. Ternyata belum bisa terwujud karena siapkan ini dan itu.

Kipas blower yang ada di lokasi lomba semakin memperburuk keadaanku. Anginnya yang menerpa wajahku membuatku tidak nyaman. Sepertinya aku mulai demam.

Semakin siang , rasanya aku ingin rebahan. Namun pengumuman lomba sore hari. Aku sibuk menyiapkan makan siang anak-anak. Dan perutku mulai perih. Efek telat makan. Ku paksa makan namun hanya bisa masuk sedikit.

Menjelang sore, hujan turun. Semakin membuat badan ini tak karuan rasanya. Kepalaku sudah mulai terasa pusing.

Pengumuman lomba digelar. Alhamdulillah anak-anak mendapat 13 piala. Mereka pulang dengan bahagianya. Termasuk diriku. Rasanya bangga melihat perjuangan kita bersama.

Sampai rumah, badan terasa lengket sekali. Aku mandi dengan air hangat. Dan setelah memakai baju hangat. Aku tertidur dengan efek obat parasetamol. Aku tertidur dari jam 5 sore sampai 10 malam. Rasanya lebih baik badan ini.

Dua hari berselang. Kesibukan graduasi. Aku dan temanku belanja bahan kain di pasar untuk seragam. Awalnya cuaca mendukung. Namun perjalanan pulang kami terjebak hujan hingga 3 jam. Karena tidak sabar, kami putuskan untuk pulang meski hujan. Di atas motor, aku rasakan hujan menyentuh wajahku. Deras sekali. Laju motor dipercepat. Bahkan ada polisi tidur kami lewati dengan kencang dan guncangannya terasa sekali. Mungkin husna merasakannya. Namun mama belum sadar kalau husna sudah ada. Karena aku hanya ingin pulang. Sampai rumah, badanku demam.

Hari Minggu, saat aku buka les privat. Keadaanku belum fit. Namun murid-murid sudah menunggu. Kupaksakan mengajar. Namun saat kipas ruangan dinyalakan, aku merasa tidak kuat. Aku hanya ingin tidur dan istirahat.

Keesokan harinya, tepat tengah hari. Aku sudah tidak kuat lagi menahan puasa. Aku buka puasa. Padahal meski aku punya penyakit lambung, kalau puasa justru makin nyaman. Namun ini tidak. Setelah makan aku baru sadar bahwa hari ini aku telat haid 2 hari. Masih dengan ekspresi paling biasa. Mungkin memang telat. Namun hati rasanyan ingin beli tes kehamilan. Ketika digunakan, dua garis itu jelas sekali.

Aku coba lagi. Dan jelas lagi.

Lemas rasanya. Dari semua kegiatan yang kujalani ternyata husna sudah ada di rahimku. Segera aku ke bidan untuk memastikan.

Dari sekian banyak perjuangan kami berdua dalam menantikan husna, kami belajar menjadi pribadi yang benar-benar pasrah. Padahal H-1 sebelum sadar telat haid, aku merengek ke Allah minta diberikan keturunan. Seperti anak kecil yang merengek minta permen. Aku sudah terlalu lancang prasangka kepada Allah hingga aku lupa bahwa selalu banyak cara Allah menghadirkan cinta-Nya.

Suami pun memintaku bertaubat. Kesannya dosa besar banget ya? Eits... Tidak percaya pada takdir Allah itu bahaya lho. Ingat dengan rukun iman yang ke 6? Percaya pada ketetapan Allah.

Semenjak saat itu, aku belajar banget. Kalau hidup benar-benar diserahkan kepada Allah. Adem ayem banget. Aku memang ngoyo namun jadinya malah loyo. Hehhehe cape sama keinginan sendiri. Padahal semua ada timingnya.

Husna anak yang kuat. Di minggu awal ia hadir, bahkan ada guncangan keras ia tetap kuat dan aman. Jadi kalau nanti husna baca tulisan ini, ingat yaa sayang... Kekuatan itu awalnya percaya. Jika husna percaya sama Allah maka husna akan dikuatkan dalam segala hal.

Dari mama
Yang rajin elus husna pas di perut.