Sabtu, 23 Januari 2016

Ikhlas

Tahu kan rasanya berjalan sendirian?

Yaa... kita akan bingung kemana kamu harus melangkah. Tujuanmu jelas tapi perjalanan kita tetap saja terhambat.

Aku berusaha tetap jalan bukan? Tentu saja tetap berjalan.
Tapi kita akan merasa kesepian.

Karena jika kita punya mimpi yang sama kenapa kita harus berjalan terpisah? Sungguh waktu memang jahat yang memisahkan mimpi kita.

Atau memang kita yang sudah bosan untuk menjalani mimpi ini? Aku kehilangan. Yaa... rasa kehilanganku berubah menjadi kecewa sekarang.

Entah karena kita sudah terpisah masing masing karena kesibukan atau memang sudah saatnya semuanya kembali pada awalnya.

Yaa... energi memang dahsyat kalau kita ledakan dalam satu ledakan saja. Sama halnya semangat kita yang dahsyat pertama kali saat kita wujudkan langkah pertama kita.

Aku tahu... tak ada janji yang meminta kita untuk tetap berjuang. Tapi ada perjalanan yang tak mungkin kita tinggalkan di waktu yang lalu saat kita masih bersama.

Kemanakah kita?

Aku benci mengatakan ini. Aku benci mengatakan bahwa semunya sama saja. Akan ada yang penting dari penting. Akan ada yang prioritas dari prioritas.

Cukup satu kata yang menghapus semua. Ikhlaskan saja...
Sudahlah...

Kenapa seperti ini? Aku bisa jalani.

Senin, 18 Januari 2016

Kalah artinya pemenang (nantinya)

Kalah itu artinya kamu akan menang (nanti)

Aku tahu sebuah kompetisi pasti ada pemenangnya. Perebutan juara pasri terjadi. Kata dia jikalau kita menang tandanya usaha kita maksimal. Tapi jika sudah berusaha maksimal kita belum menang juga tandanya kita harus lebih berusaha lagi. Dia bilang kalau kita berhasil dalam kompetisi bukan hanya karena usaha kita. Ada keyakinan kita yang mengiringi. Lalu ada doa kita yang memudahkan. Banyak usaha melupakan doa. Dan kurang baik juga usaha tanpa doa. Keduanya saling melengkapi.

Aku tahu kalah bukanlah akhir. Tapi justru aku jadi tahu kalau aku bagai semut diantara para gajah. Yaa kecil memang. Tapi semut yang nantinya akan mengalahkan gajah gajah besar.

Aku tahu. Kalah tandanya kita harus maju lagi. Untuk belajar dari kesalahan yang pernah terjadi. Dan dia bilang seorang pemenang tidak dihasilkan dari satu kompetisi. Tidak dimudahkan dari satu kompetisi. Tapi berkali kali kekalahan yang mendorongnya untuk tetap berusaha lagi.

Kalah dan gagal keduanya adalah refleksi diri kita untuk menjadi lebih baik lagi.

Catatan ini aku buat untuk menjadi cambuk diriku untuk tidak mudah menyerah. Ini kompetisi. Yang berjuang dan bertahan yang akan mendapat banyak pelajaran berharga.

Tertanda.

Perubahan

Sabtu, 09 Januari 2016

Waktu bukan hanya untuk ditunggu

Waktu bukan hanya untuk ditunggu namun diusahakan (kita) berdua.

Untukmu yang sedang berdekatan dengan perhitungan waktu, kita tak akan pernah tahu masa depan yang kita jalani. Tapi kita bisa melakukan yang terbaik hari ini. Selalu aku katakan kita hanya perlu persiapkan yang ingin kita lakukan di masa depan. Dalam masa menunggu dan menghitung waktu menuju masa depan yang tidal pasti.

Untukmu yang sedang melangkah pelan menuju perubahan. Ingatlah bahwa itu adalah hak dan kewajiban untuk merubah dan mendewasakan dirimu. Sama halnya aku yang sedang terus bercermin dan sadar bahwa bayangan cerminku tak sesempurna tampak nyatanya. Masih jauh. Bahkan jauh dari sebuah perbaikan. Tapi aku akan terus berjalan ke arah sana.

Untukmu yang sangat yakin bahwa kebaikan akan terus mengiringi kita. Semuanya berawal pada diri kita. Baikkah kita pada orang lain? Sudah baikkah kita pada diri sendiri. Kita tidak bisa berharap bahwa kebaikan selalu mengiringi langkah kita saat kita tak menuju pada hal kebaikan.

Untukmu yang sedang menantikan waktu yang tepat. Ingat lagi. Sedetik tak kembali. Aku paham itu. Waktu akan tetap berlalu meninggalkan kita. Dalam menanti aku belajar bahwa tak mungkin sama aku bawa diriku yang seperti ini untuk di masa depan. Aku pun sama. Harus tetap berubah dan belajar.

Waktu hanya terlewat. Tapi kita tidak akan melewatkan semuanya dengan diam. Masa depan akan berubah. Bagaimana perubahannya? Kita yang memilihnya.

Selamat berubah untuk kita. Pendewasaan akan mengiringi kita. Tetaplah Allah menjadi alasan dari semua perubahan dan usaha kita.