Jumat, 07 Maret 2014

Menjelang Hari itu,

Surat Dunia...
Perempuan mana yg tak tersenyum untuk sekedar mengingat,

Pernahkah cinta datang dalam hidup?

Mereka akan menyulam kembali benang-benang yg terurai.

Atau meluruskan sekelumit benang yg melilit.

Yg sudah melilit atau terurai itulah yg terlewat.

Cinta dan kedatangannya yg disambut meriah

Tapi kini jadi monumen mati dalam hati mereka

Ada yg bersikeras bahwa cinta merekalah yg paling setia

Tapi kaum ikhwan yg tak punya hati yg meninggalkan

Sekiranya itulah runtuhan cinta yg masih tersisa.

Perempuan yg mulia...

Ketahuilah, cinta memang hadir dan sudah hadir dalan hati masing-masing.

Kita adalah ciptaan-Nya yg perasa dan lembut

Sekiranya cinta yg pernah kamu lewati adalah cinta yg buatmu jadi pendendam, maka kau bukan perempuan mulia lagi.

Mengapa? Karena kau biarkan hatimu disiram dendam yg kau anggap itulah wajar dan manusiawi.

Apa karena perpisahan kamu rela dicopot jadi perempuan yg kodrat hatinya lembut?

Justru dengan ketidakterimaan putus cinta kamu menjadi berhati keras seperti batu.

Berdoalah untuk orang yg perbah BERUSAHA mencintaimu yg sekarang sedang pergi darimu.

Mereka dulu berusaha jadi seseorang yg berarti untukmu.

Jikalau hari ini pergi maka dia ingat akan tanggung jawabnya.

Semoga dia ingat untuk jadi ikhwan yg bertanggung jawab bukan hanya atas hati istrinya kelak tapi juga kebutuhan jasmani dan rohani istrinya nanti.

Ketika dia pergi, maknai bahwa dia tengah sadar bahwa laki-laki sejati kembali bukan hanya karena cinta tapi karena agama dan mampu lahir batin memberi tiket surga bagi kita.

Jadi ayoo dong maknai putus cinta dengan catatan bahwa itu bukan akhir tapi awal untukmu menyiapkan diri sebelum benar-benar menuju hari yg dijelang (red: pernikahan).

Dengan 100% kejelasan dan keridhoan... aammiiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar