Catatan Garis Dua
“Jodoh adalah kelengkapan kehidupan,”
Suatu hari Saya selalu berharap tulisan ini menjadi penguat bagi kami saat kami berada di titi jatuh.
Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hamba-Nya. Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Allah mengizinkan kebaikan selalu hadir dalam diri kita. Salah satunya dikirimkan lewat kekasih hati. Satu setengah tahun pernikahan telah kami lalui bersama. Harapan selalu kami hidupkan dalam keadaan apapun. Kami belajar banyak tentang menerima dengan ikhlas setiap celah kekurangan dalam diri kami masing-masing. Ikhlas ketika selalu direpotkan dalam segala permintaan manja. Bahkan setia dalam keadaan collapse sekalipun. Ujian akan selalu datang bagi Hamba-Nya yang menuju kebaikan. Kami berusaha melewati dengan tenang, walau kadang hati saya pernah merintih dan air mata telah mengalir. Saat itu yang kami butuhkan adalah kelapangan hati dan kekuatan saling mendukung. Hingga perlahan kami makin memaknai, bahwa sungguh cinta dan kasih sayang akan semakin kuat saat kita berdua saling menyadari titik terendah dalam ujian kehidupan adalah keikhlasan yang tanpa ada batas.
Sungguh, semakin larut dalam doa pada-Nya saya semakin yakin bahwa kekasih hati saya dan sungguh berani mengucapkan janji suci di depan Allah dalam akad pernikahan adalah jodoh terhebat saya. Ia mampu menghilangkan segala kesedihan di hadapan saya walau saya tahu bahwa hatinya hancur dalam menghadapi ujian rumah tangga kami. Ia mampu menguatkan meski saya paham bahwa ia hampir saja menyerah namun alasan kekuatan adalah diri saya. Ia selalu mengajarkan saya tidak pernah merubah pandangan baik kepada siapapun dan terhadap apapun karena ia sangat yakin bahwa menilai apapun baik maka akan menjadi doa baik. Sungguh.. doa saya terkabul, Allah kirimkan kekasih hati jodoh terbaik saya. Melengkapi separuh agama kami dan mendamaikan hati kami.