Minggu, 30 September 2018

6 Hal Merusak Pahala

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Dear sahabat blogger, ilmu bisa menjaga diri kita dimanapun kita berada. Alhamdulillah hari ini mendapat ilmu yang mudah-mudahan menjadi pengingat diri kita semua. Terutama diri saya yang harus sering diingatkan tentang sabar dan kebenaran.

Salah satu ciri orang merugi adalah beribadah namun sia-sia ibarat melukis di tepi pantai yang selalu digulung ombak hingga tak ada bekas. Berikut ini adalah 6 sifat yang dapat merusak kebaikan yang pernah kita lakukan.

Berikut adalah penjabaran Al-mukarrom ustadzh Acep Firdaus, S.Pd.

Selamat membaca...

6 sifat yang merusak amal kebaikan

1. Mencari kesalahan org lain

Hakikatnya setiap manusia tidak memiliki kesempurnaan. Pasti ada kekurangan.
Pasti akan ada kesalahan. Setiap manusia punya aib dan kesalahan yang hanya dirinya tahu. Setiap kesalahan dan aib bukan untuk konsumsi publik.

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ  ۖ   اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا    ؕ  اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ    ؕ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ    ؕ  اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat: Ayat 12)

Jika kita selalu merasa lebih baik dari orang lain maka selalu ada kesempatan bagi kita mencari celah kekurangan bagi orang lain. Jika memang benar kesalahan itu ada maka menjadi bagian dari ghibah. Namun jika kesalahan itu tidak terletak padanya maka akan menjadi prasangka bahkan menuju ke arah fitnah.

Sama halnya kita harus menerapkan prasangka baik kepada Allah. Karena Allah sesuai prasangka hambanya. Jika Allah menguji kita dalam kesabaran maka lihatlah setiap ujung dari ujian adalah kebaikan yang bisa meninggikan derajat kita.

Barang siapa yg Allah kehendaki baik maka Allah berikan kemampuan membedakan mana yg baik dan buruk

Barang siapa yg Allah kehendaki baik maka Allah berikan musibah. Mari kita mengingat kembali firman Allah dalam surah Al-insyirah, kandungan ayatnya dalah bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Inilah janji Allah yang pasti dan berlaku bagi semua makhluknya.

Allah SWT berfirman:

مَنْ جَآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا   ۚ  وَمَنْ جَآءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
"Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)."
(QS. Al-An'am: Ayat 160)

Allah selalu memberikan kebaikan dalam setiap ibadah kita. Orang yang mengamalkan rizki ibarat Sebutir biji yg menumbuhkan 7 tangkai dan setiap tangkai ada 100 bij yang tumbuh. Itulah janji Allah bagi setiap kebaikan yang dilakukan hamba-Nya.

2. Hati yang keras

Penyebab hati yang keras atau membatu adalah sebagai berikut :

a. Sombong

Sombong adalah sifat yang merasa paling baik dari orang lain.

"Tidak akan masuk surga dalam hatinya ada sekecil kesombongan"

b. Munafik
Berikut ini adalah 3 ciri tanda orang munafik :
Ada 3 tanda org munafik adalah jika berbicara berdusta, jika berjanji khianat dan jika diberi amanah maka tidak dapat dipercaya

3. Terlalu cinta kepada dundunia
Kita boleh mencintai dunia namun jangan terlalu mencintainya.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa, "Genggamlah dunia di tanganmu bukan di hatimu,"
Pepatah tersebut mengajarkan kita untuk tidak mendominasi pada kenikmatan dunia. Karena dunia hanya sifatnya sementara.

Namun jika kita berpegang teguh pada, "Kejarlah akhiratmu maka dunia akan mengikuti," pepatah tersebut mengajarkan kita untuk mendahulukan Allah, Maha pemilik segalanya di alam semesta. Ini mengindikasi bahwa jika Allah melimpahkan kebaikannya sebesar dunia kepada kita maka niscaya akan menjadi milik kita.

Perlu kita refleksikan diri bahwa dunia hanya sementara dan kematian pasti bagi setiap insan yang bernyawa. Sesungguhnya yang paling penting adalah mempersiapkan bekal untuk akhirat.
Ada 3 perkara yang berkaitan dengan diri kita ketika meninggal
1. Keluarga
2. Harta
3. Amal kita

Keluarga dan harta akan kembali, tidak bisa dibawa dalam kematian kita namun amal kita tidak akan kembali. Amal kita yang akan menemani kita di alam kubur.

4. Sedikit rasa malu
"Malu adalah sebagian dari iman," zaman ini banyak viral di media sosial yang justru menunjukan hal yang seharusnya tidak ditampakan. Misalnya : aib, aurat, permusuhan, ujaran kebencian.

Salah satu jihad terberat bukan dalam peperangan namun melawan hawa nafsu. Bagaimana cara kita agar menumbuhkan rasa malu? Caranya adalah merasa ihsan ( merasa diperhatikan Allah) dan dzikrullah.

5. Panjang angan-angan

Kita boleh bermimpi setinggi langit namun harus tetap menapak tanah artinya meraih impian setinggi langit boleh saja namun harus menyadari juga realitanya. Justru beberapa kasus terjadi karena angan-angan yang tinggi tanpa usaha dan iman yang kuat justru malah menjadikan hamba lupa diri dan menghalalkan segala cara.

Impian menjadi bahan bakar semangat dalam menjalani kehidupan. Jika impian hanya sekedar difikirkan saja tanpa tindakan maka menjadi angan-angan kosong.

Impian tanpa aksi seperti "Talk more do less,"

6. Perbuatan dzolim yg tak berkesudahan

Perbuatan dzolim yang kadang kita tidak sadari pada diri kita adalah
a. Rasa malas
b. Ria
c. Dosa kecil
d. Dosa besar

Godaan syaitan terhadap diri kita dimulai dari rasa malas. Jika kita bisa melawan rasa malas maka syetan menggoda kita agar berbuat ria. Jika kita mampu melawan sifat ria maka syetan menggoda dengan dosa-dosa kecil. Tanpa kita sadari dosa kecil semakin lama menjadi banyak dan menjadi dosa besar.

Allah SWT berfirman:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ  مِّنَ السَّمَآءِ وَالْاَرْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا  كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf: Ayat 96)

Semoga kita semua terhidar dari sifat-sifat yang dapat melunturkan pahala kebaikan kita.

Semoga bermanfaat.

Salam dari
Seseorang yang sedang belajar