Rabu, 20 Desember 2017

Menulis Itu Mudah

Selamat sore menjelang petang, padahal pagi tadi mendung disertai gerimis. Tapi sore hari justru langit cerah.

Pas dong dengan kalimat berikut,
"Habis gelap terbitlah terang. Habis mendung terbitlah cerah."

Alhamdulillah, meski musim liburan kita harus tetap produktif. Anti kalah sama malas dan deretan selimut yang rasanya pengen banget ditarik terus lanjut bobo. Hehehe.

Kali ini dapat ilmu bermanfaat dari bapak Awang Surya, penulis sekaligus motivator spiritual. Beliau mendedikasikan 9 karyanya untuk masyarakat. Salah satunya adalah novel "Pak Guru" pada tahun 2014. Selain aktif menulis di media massa dan website, beliau menaungi lembaga Salman Alfarisi center.

Di awal pelatihan menulis, beliau membuka mindset kami semua soal dunia menulis lewat quotes dari Pramoedya Ananta Tour.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadiaan."

Mindset pun diperkuat dengan kutipan dari Imam Al-Ghozali.

"Kalau kau bukan anak raja atau ulama besar maka jadilah penulis."

Tentu kita ingat dengan 3 amal yang tidak terputus pahalanya meski kita sudah meninggal dunia.
1. Amal Jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat
3. Do'a anak yang sholeh untuk kedua orang tuanya.

Merujuk dari tulisan di atas, menulis menjadi wadah untuk membagikan ilmu yang bermanfaat bagi orang banyak. Lembaga survei di Indonesia menyatakan bahwa, 1 buku dibaca oleh 5 orang. Di Indonesia, pencetakan minimal buku adalah 15 ribu eksemplar. Jadi jika 1 buku dibaca oleh 5 orang,
Maka perhitungannya sebagai berikut :

15.000 x 5 = 75.000 orang pembaca.

Tentu menulis mengandung makna kebermanfaatan.

Selain bermanfaat, menulis juga bisa mendatangkan rezeki dan martabat. Salah satunya kita bisa belajar dari Jk. Rowling, penulis best seller Buku Harry Potter. Dulu, beliau tidak memiliki mesin ketik untuk menulis. Pembiayaan foto copy karyanya tidak mampu ia bayar. 12 penerbit menolak karyanya. Namun sekarang siapa yang tidak mengenal Harry Potter? Ada sosok JK. Rowling dibalik kisah-kisah Harry Potter. Royalti dari penjualan buku best seller Harry Potter menjadi sumber rezeki JK. Rowling. Apakah Ia kaya raya? Ehhmm kaya itu relatif ukurannya, namun kita belajar bahwa menulis bisa membawa rezeki.

Bukankah teman baru yang sering baca tulisan kita di portal blog juga merupakan rezeki? Seperti yang sedang membaca tulisan saya saat ini. Matur suwun sanget reader. Hehehe

Menulis juga menjadi profesi yang langka. Berdasarkan hukum pareto, dalam bidang apapun biasanya 20% ditempati orang-orang yang luar biasa atau memiliki kelebihan dan sisanya 80% orang-orang yang standar dan biasa saja. Menulis menjadi bagian dari 20%.

Apa yang buat kita belum menulis? Perasaan takut salah, nanti jelek hasilnya atau nanti sedikit pembacanya masih menghantui. Padahal masalah tersebut adalah mitos bagi kita.

Jelek atau bagus adalah relatif, setiap pembaca memiliki penilaiaannya masing-masing.

"Lain lubuk lain ikannya, lain kepala lain pula isinya,"

Untuk menghempas segala keraguan, semua berawal dari judge diri kita sendiri.

"Kalau kita yakin kita bisa, maka kita bisa. Apa yang buat kita yakin? Prasangka baik atas kemampuan kita sendiri."

Lalu kita mulai dari mana?

1. Mencari Ide
Mulailah dari apa yang kita sukai. Ibarat kalau kita lagi jatuh cinta, pasti selalu terbayang tentang dia. Eitss ini bukan soal cinta. Tapi kita paham apa yang kita sukai.

Mulailah dari yang dekat dan yang digeluti. Jika kita berprofesi sebagai guru, maka bisa menulis tentang lingkungan sekolah atau kependidikan.

Sumber ide itu datangnya dari mana sih?
"Dari mata turun ke dompet" eehh bukan itu sih alau sudah lihat diskon 90% di toko baju.

Sumber ide bisa dari membaca, mendengar, menonton, silaturahim, dan mengamati.

"Membaca adalah jendela dunia," itu tepat sekali. Dari membaca kita mendapat banyak informasi dan refrensi.

Mendengar, sebagai penulisn pemula kegiatan ini bisa digunakan untuk mengumpulkan banyak ide baru. Misalnya ada teman kita yang sedang menceritakan cara membuat puding saus lava coklat. Kita mendengarkannya bisa menjadi ide baru dalam tulisan.

Menonton dan mengamati. Kegiatan yang sama yang bisa kita gunakan untuk mencari banyak ide menulis. Misalnya dengan melihat tingkah anak murid kita di sekolah.

Silaturahmi. Ini menjadi salah satu senjata pak Awang Surya untuk mencari banyak ide menulis. Silaturahmi kepada orang-orang yang memiliki banyak pengalaman hidup yang berkesan. Orang-orang yang menjadi panutan. Misalnya ke ulama besar, guru-guru kita sebagai ladang ilmu bagi kita.

Lalu kalau idenya sudah ada apa yang dilakukan?

Berikut adalah tips menulis mudah ala Pak Awang Surya.

1. Bayangkan Anda sedang mengobrol.

Membayangkan kita sedang mengobrol dengan pembaca. Imajinasi dalam membayangkan bahwa kita sedang berkomunikasi langsung dengan pembaca menimbulkan semangat di diri kita dalam menuangkan ide tulisan.

2. Buatlah kalimat yang pendek.

Kalimat yang pendek berguna agar pembaca memahami tulisan kita. Gunakan bahasa yang sederhana dan  komunikatif.

3. Tulisan jangan dibaca

Salah satu drop yang dialami bagi kita penulis pemula adalah selalu membaca tulisan kita padahal belum tuntas menulisnya. Hal ini menyebabkan kita terjebak pada pertimbangan, "kok begini? Bagus ga yaa? Kayaknya engga deg?" dan segala fikiran cemas kita yang menghntui. Selesaikan tulisan kita, baru kita koreksi.

4. Menulis dengan pola kerucut terbalik.

Bangun kerucut yang dibalik, maka bagian ujungya mengarah ke bawah. Menulis menggunakan pola kerucut terbalik artinya jika kita belajar menulis maka tuliskan kesimpulan atau amanat di akhri cerita.

5. Jangan khawatir mentok

Menulis itu berkaitan dengan mood atau suasana hati. Jika kita memahami tujuan dan pesan yang ingin kita tuliskan tentu kita tidak akan keluar jalur dari rangkaian alur menulis. Namun jika merasakan "stuck" atau diam di tempat, maka perlu ada penyegaran dengan melaksanakan aktivitas yang kita sukai. Misalnya membaca, jalan-jalan, makan, traveling dan lain-lain.

6. Temukan waktu terbaik

Menulis memerlukan waktu terbaik. Pilihlah waktu yang dirasa ideal untuk menulis. Bukan waktu yang menggangu pekerjaan atau saat yang sedang repot.

7. Kirimkan kepada teman untuk dimintai saran

Sebagai makhlul zoon politicon atau makhluk sosial kita sosialisasi dengan orang lain. Tidak ada salahnya jika kita berbagi tulisan kita kepada teman-teman untuk menampung saran ke arah lebih baik. Diharap anti baper jika diberi masukan. Karena kritik dan saran adalah tanda sayang teman kita agar kita lebih baik lagi.

Terima kasih reader atas kesempatan berbagi ilmunya. Semoga berkesan dan bermanfaat. Sering leave kolom komentar di blog ini yaa... Karena masih harus banyak belajar.

Salam semangat
Eka Nurwati