Jumat, 26 Agustus 2016

Anakku juara

Children of mine, the champion (anakku juaraku)

Halo sahabat blogger, semoga weekend tetap jadi nikmat bagi sahabat yang masih beraktivitas belajar maupun bekerja. Alhamdulillah post kali ini adalah oleh - oleh seminar dari bunda Leni Lestari S,Pd M,Si.

Tema yang diangkat adalah seputar dunia anak dengan beragam potensinya. Mari kita belajar bersama tentang dunia anak. Berikut pemaparannya.

Satu kalimat yang menjadi kesepakatan kita semua adalah,

"Kuburlah ketidakmampuan anak, kembangkan kemampuannya"

Kebanyakan dari kita para guru maupun orang tua berfokus pada ketidakmampuan anak. Kenyataannya anak - anak kita memiliki kemampuannya masing - masing. Ada multiple intellegence yang bisa mewakili kecerdasan anak kita masing - masing.

Berikut adalah kisah yang bisa kita ambil maknanya tentang arti kecerdasan anak.

Pada siang hari, di tepi pantai terdapat pohon kelapa yang buahnya jatuh ke atas pasir pantai. Terdapat 4 anak yang sedang ada di tepi panti dekat pohon kelapa tadi.

Anak ke satu, ketika kelapa jatuh ia menggunakan rumus perhitungan gerak jatuh bebas untuk memastikan ketinggian pohon kelapa dan berat kelapa yang jatuh.

Anak ke dua, mengambil buah kelapa dengan senang hati lalu menjualnya ke pasar. Ia mendapat keuntungan Rp. 8000 lalu ia katakan pada kedua orang tuanya dengan bangga, "aku bisa menjual kelapa dan mendapat keuntungan,"

Anak yang ketiga, memungut buah kelapa lalu mengupasnya dengan susah payah, airnya diminum lalu wadah batoknya ia gunakan untuk membuat gayung kecil, sabutnya ia gunakan untuk perapian.

Anak yang ke empat, memungut buah kelapa lalu mengupasnya. Ia berikan pada kakek tua yang kehausan di tepi pantai. Lalu ia serut daging kelapanya hingga menjadi minuman kelapa muda.

Tidak ada yang salah antara ke empat anak. Tidak ada larangan jika anak berkembang dengan pemecahan masalah masing - masing. Bisa kita tarik benang kesimpulan bahwa anak pertama menyukai perhitungan dan penemuan pola teratur dalam angka, lalu anak kedua menyukai relasi sosial ekonomi dan rasa percaya diri mendapatkan hasil jerih payahnya, anak ketiga menyukai penemuan pembaruan (discovery) seni artistik aplikatif, lalu anak yang ke empat dengan sikap sosial yang tinggi, kepedulian, dan kasih sayang.

Semua memiliki perannya masing - masing. Cara kita sebagai orang tua adalah menyadari bahwa anak kita adalah sebenar - benarnya JUARA. Alasannya sederhana, berikut kita paparkan alasannya :

1. Diantara jutaan kemungkinan sel sperma, anak kita satu banding jutaan yang tertakdir dan terpilih menjadi bakal calon anak. Juara ketika dalam kandungan.

2. Anak kita adalah juara ketika pertama kali terlahir di dunia dengan nafas dan keadaan yang sebaik - baiknya. (Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik - baiknya)

3. Anak kita adalah juara. Apapun life skill dan multiple intellegence yang ia miliki.

4. Anak kita adalah juara saat kita tak menyadarinya. Perkembangan kemampuan anak tak terduga. Saat ini memang belum terlihat namun suatu saat nanti pasti ada hal yang membuat kita bangga menjadi orang tua mereka.

Dan dari sekarang katakan, "Anak saya adalah JUARA di hidup saya, kebanggaan saya, celengan yang menyimpan pahala keihklasan saya mendidiknya hingga ia dewasa dan mendidik putra - putrinya (kelak)"

Oleh - oleh yang bermanfaat dan sangat membuka pandangan saya untuk terus belajar menjadi orang tua anak - anak.

Salam
Eka Nurwati

Sabtu, 13 Agustus 2016

Kebersamaan dalam kekuatan

Halo blogger.. Kamis kemarin aku dapat informasi bagus nih. Dalam acara liqoat lingkaran Aisyah di Kota Wisata Cibubur. Selamat membaca blogger...

Kita tak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Karena kita adalah makhluk zoon politicon. Kita adalah makhluk sosial. Kita membutuhkan orang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidup kita. Namun pernahkah kita membayangkan jika kita jadi satu batang lidi, kita akan mudah dipatahkan. Lalu jika kita bersatu menjadi satu ikat sapu lidi, maka kita tak mudah terpatahkan. Mungkin itu gambaran yang sering kita dengar maupun baca untuk mengilustrasikan keberadaan kita sebagai makhluk sosial. Ternyata dalam kebersamaan tersimpan banyak kekuatan dan kemudahan bagi kita maka dari itu urgensi kebersamaan dalam kekuatan akan kita bahas dalam post kali ini.

Mengapa kita harus menjaga kebersamaan dalam kekuatan :

1. Ternyata kebersamaan adalah tabiat alam

Pernah kita lihat air? Untuk bisa mengalir air membutuhkan bantuan dari benda abiotik lainnya. Misalnya untuk bisa mengalir air membutuhkan struktur tanah yang tinggi. Pernah kita merasakan madu? Untuk mendapatkan cairan madu kita lihat kerja kompak para lebah untuk memproduksi madu. Ternyata kebersamaan pun telah alam contohkan dan hasilnya dapat kita rasakan.

2. Manusia adalah makhluk sosial

Manusia bergantung pada orang lain. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tak ada manusia yang mampu melakukan semua aktivitas hidupnya sendirian. Bahkan diciptakan Siti Hawa untuk menemani nabi Adam di bumi. Membuktikan bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk melanjutkan keturunan dan pemenuhan kebutuhan jasmani maupun rohani.

3. Kemampuan setiap individu berbeda

Manusia telah diciptakan dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Ada kelebihan dan ada kekurangannya. Maka dari itu dalam kebersamaan kita membutuhkan orang lain untuk membantu kemudahan kehidupan kita. Kita tak bisa membetulkan listrik yang bermasalah di rumah, lalu ada mekanik listrik yang bisa membetulkannya. Itu adalah salah satu contohnya. Satu orang tidak bisa menjadi ketua, wakil, sekretaris, bendahara sekaligus. Karena setiap bidang berbeda kemampuannya.

4. Persatuan adalah kekuatan

Kunci negara yang penuh dengan keanekaragaman adalah bersatu. Kunci kemenangan perang adalah bersatu. Bahkan Nabi Muhammad SAW mencontohkan sikap saling bersatu antara sesama umat. Bersatu membentuk kekuatan yang bisa saling menjaga dan mempertahankan. Dalam sholat berjamaah pun kita belajar untuk memupuk persatuan dalam barisan solat. 

Urgensi yang sedang kita hadapi adalah bersama dalam persatuan. Untuk mencapai sebuah persatuan tentunya dengan ikatan silaturahmi dengan akidah akhlak. Lewat taaruf, tafakhum (saling memahami), ta'awun (saling menolong), takaful (saling membantu dalam hal materi), itsar (tidak egois), puncak dari semuanya adalah saling berperasangka baik (khudnudzon).

Semoga bermanfaat blogger... Be positive  love life together.